Sabtu, 07 Juli 2012

Asuhan Keperawatan Tentamen Sucide


1.      Pengkajian pasien destruktif diri
Pengkajian lingkungan upaya bunuh diri. Prestasi kehidupan yang menghina/menyakitkan. Tindakan persiapan metode yang dibutuhkan, mengatur rencana, membicarakan tentang bunuh diri, memberikan milik berharga sebagai hadiah, catatan untuk bunuh diri.
Penggunaan cara kekerasan atau obat/racun yang lebih mematikan pemahaman letalitas dari metode yang dipilih.
Kewaspadaan yang dilakukan agar tidak diketahui.
Ø  Petunjuk gejala
a)      Keputusasaan 
b)      Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga alam perasaan depresi.
c)      Agitasi dan gelisah
d)     Insomnia yang menetap
e)      Penurunan berat badan
f)       Berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan sosial
Ø  Penyakit psikratrik
a)      Upaya bunuh diri sebelumnya
b)      Kelainan afektif
c)      Alkoholisme dan/atau penyalahgunaan obat
d)     Kelainan tindakan dan depresi pada remaja
e)      Demensia diri dan status kekacauan mental pada lansia
f)       Kombinasi dari kondisi diatas.
Ø  Riwayat Psikososial
a)      Baru berpisah bercerai, atau kehilangan
b)      Hidup sendiri
c)      Tidak bekerja, perubahan atau kehilangan pekerjaan yang baru dialami stress kehidupan multiple (pindah, kehilangan, putus hubungan yang berarti, masalah sekolah, ancaman terhadap krisis disiplin).
d)     Penyakit medik kronik
e)      Minum yang berlebihan dan penyalahgunaan zat
Ø  Faktor-faktor kepribadian
a)      Impulsif, agresif, rasa bermusuhan
b)      Kekakuan kognitif dan negatif
c)      Keputusasaan
d)     Harga diri rendah
e)      Batasan atau gangguan kepribadian antisocial
Ø  Riwayat keluarga
a)      Riwayat keluarga berperilaku bunuh diri
b)      Riwayat keluarga gangguan afektif, alkoholisme atau keduanya.

2. Diagnosa Keperawatan.
a)      Resiko bunuh diri
b)      Harga diri rendah
c)      Isolasi social

3. Intervensi.
a)      DX 1 Resiko Bunuh Diri
Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
Ø  Pasien
SP I
1.      Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien
2.      Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien
3.      Melakukan kontrak treatment
4.      Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
5.      Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
SP II p
1.      Mengidentifikasi aspek positif pasien
2.      Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri
3.      Mendorong pasien untuk  menghargai diri sebagai individu yang \berharga
SP III p
1.      Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien
2.      Menilai pola koping yang biasa dilakukan
3.      Megidentifikasi pola koping yang konstruktif
4.      Menganjurkan pasien memilih pola koping yang konstruktif
5.      Menganjurkan pasien menerapkan pola koping yang konstruktif dalam kegiatan harian
SP IV p
1.      Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
2.      Mengidentifiksai cara mencapai rencana masa deapan yang realistis
3.      Member dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka meraih masa depan yang realistis

Ø  Keluarga
SP I k
1.      Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2.      Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala resiko bunuh diri, dan jenis perilaku bunuh diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3.      Menjelaskan cara-cara merawat pasien resiko bunuh diri
SP II k
1.      Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan resiko bunuh diri
2.      Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien resiko bunuh diri
SP III k
1.      Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
2.      Mendiskusikan sumber rujukan yang bias dijangkau oleh keluarga.
b)      DX 2 Harga Diri rendah

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
SP I p
1.      Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
2.      Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang  masih dapat digunakan
3.      Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien
4.      Melatih pasien sesuai kemampuan yang  dipilih
5.      Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
6.      Menganjurkan pasien memasukkan  dalam jadwal kegiatan harian
SP II p
1.      Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2.      Melatih kemampuan kedua
3.      Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP I k
1.         Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2.         Menjelaskan pengertaian, tanda dan gejala haega diri rendah yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3.         Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah
SP II k
1.      Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
2.      Melatih keluaraga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diri rendah
SP III k
1.      Membantu keluaraga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning)
2.      Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.

c)      DX 3 isolasi

Tujuan           :
-          Pasien dapat membina hubungan saling percaya
-          Pasien dapat menyadari penyebab interaksi social
-          Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain.
-          Pasien menunjukkan keterlibatan sosial (Wilkinson, 2007, hlm.486)
Intervensi       :
a)      Membina hubungan saling percaya.
b)      Membantu pasien untuk mengenal penyebab isolasi sosial, yaitu dengan cara:
-          Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain.
-          Tanyakan penyebab pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang lain.
c)      Bantu pasien untuk mengenal manfaat berhubungan dengan orang lain dengan cara mendiskusikan manfaat jika pasien memiliki banyak teman.
d)     Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan dengan orang lain, yaitu dengan cara:
-          Diskusikan kerugian jika pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul dengan orang lain.
-          Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien. 
e)      Membantu pasien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap, yaitu dengan cara:
-          Memberikan kesempatan pasien memperhatikan cara berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan dihadapan perawat.
-          Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu orang (perawat, pasien atau keluarga).
-          Jika pasien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan dua, tiga atau empat orang dan seterusnya.
-          Berilah pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien.
-          Motivasi pasien untuk terus berinteraksi dengan orang lain dan tingkatkan jadwal aktivitas pasien secara bertahap.

f)       Intervensi Keperawatan untuk Keluarga
-          Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
-          Jelaskan tentang masalah isolasi sosial dan dampaknya, penyebab isolasi sosial, cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosial.
-          Peragakan cara merawat pasien dengan isolasi sosial.
-          Bantu keluarga mempraktekan cara merawat yang telah dipelajari, mendiskusikan masalah yang dihadapi.
-          Susun rencana pulang bersama keluarga
(Keliat dan Akemat (2010, hlm 98-99)

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
Pasien
SP I pasien
1.      Mengidentifikasi penyebab  isolasi social pasien
2.      Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi  dengan orang lain
3.      Berdiskusi  dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4.      Mengajarakan pasien cara berkenalan dengan satu orang
5.      Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian
SP II pasien
1.      Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2.      Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang
3.      Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang  lain sebagai salah satu kegiatan harian
SP III pasein
1.      Menevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2.      Memberikan kesempatan kepada pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih
3.      Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
SP I keluarga
1.      Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2.      Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi social yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3.      Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi social
SP II keluarga
1.      Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan isolasi social
2.      Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi social
SP III keluarga
1.      Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning)
2.      Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
          4.      Evaluasi

Evaluasi pada tingkah laku bunuh diri memerlukan pemantauan yang teliti tentang tingkah laku klien setiap hari. Perubahan dapat segera terjadi yang memerlukan modifikasi perencanaan.
Peran serta klien pada perencanaan, evaluasi dan modifikasi rencana sangat membantu pencampuran tujuan asuhan keperawatan.
Tujuan utama asuhan keperawatan adalah melindungi klien sampai klien dapat melindungi diri sendiri. Melalui intervensi yang aktif dan efektif diharapkan klien dapat mengembangkan alternatif pemecahan masalah bunuh diri.

Lihat Juga : Konsep Dasar Tentamen Sucide

0 komentar:

Posting Komentar