A. Tugas Perawat dalam Teori Biologi
Perawatan yang memperhatikan kesehatan objektif, kebutuhan,
kejadian-kejadian yang dialami klien lansia semasa hidupnya, perubahan fisik
pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dikembangkan,
penyakit yang dapat dicegah atau ditekan progresifitasnya.
Perawatan fisik
secara umum bagi klien lansia dapat dibagi atas 2 bagian yakni :
1.
Klien lansia yang masih aktif, dimana
keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk
kebutuhannnya sehari-hari masih mampu melakukan sendiri.
2.
Klien lansia yang pasif atau tidak
dapat bangun, dimana keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit.
Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lansia ini
terutama hal-hal yang berhubungan dengan kebersihan perorangan untuk
mempertahankan kesehatannya. Kebersihan perorangan sangat penting dalam usaha
mencegah timbulnya penyakit/peradangan mengingat sumber infeksi dapat timbul
bila kebersihan kurang mendapat perhatian.
Disamping itu kemunduran kondisi fidik akibat proses
penuaan dapat mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap gangguan atau serangan
infeksi dari luar.
Untuk klien lansia yang aktif dapat diberikan bimbingan
mengenai kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kuku
dan rambut, kebersihan temopat tidur serta posisinya, hal makan, cara memakan
obat, dan cara pindah dari tempat tidur ke kursi atau sebaliknya.
Komponen pendekatan fisik yang lebih mendasar adalah
memperhatikan dan membantu para klien lansia untuk bernafas dengan lancar,
makan (termasuk memilih dan menentukan makanan), minum melakukan eliminasi,
tidur, menjaga sikap tutbuh waktu berjalan, duduk, merubah posisitiduran,
beristrahat, kebersihan tubuh, memakai dan menukar pakaian, mempertahankan suhu
badan, melindungi kulit dari kecelakaan.
Dari hasil rangkuman Pertemuan Kesehatan persiapan Usia
Lanjut oleh Depkes (1995) ditetapkan Penjaringan Kesehatan Lansia dengan cara
sebagai berikut :
1. GIZI
a.
Pengamatan
D = disease
E = eating
poorly
T = tooth loss
E = economic
hardship
R = reduced
social contact
M = Multiple medicine
I = involuntary
weight loss and gains
N = need assistance
in self care
E = elder years
b.
Pendidikan gizi dan konseling diet
c.
Prinsip gizi yang harus diikuri oleh lansia
:
o
Kecukupan kalori 5 – 10 % kurang dari
usia 20 – 25 tahun
o
Kecukupan lemak maksimak 25 %
diutamakan lemak tak jenuh
o
Protein normal 10 – 12 % dari kecukupan
energi, 10 % berasal dari hewani
o
Hidrat arang, gula murni
dikurangi
o
Vitamin dan mineral harus cukup
terutama vitamin B, Vitamin C, asam folat, kalsium dan Fe
2. OLAHRAGA
Latihan
olahraga yang baik dan benar serta teratur harus memenuhi komponan sebagai
berikut:
1.
Peregangan dan pemanasan 10 – 15 menit
2.
Latihan initi 15 – 60 menit
3.
Pendinginan 10 – 15 menit
Faktor
yang diperhatikan :
1.
Intensitas latihan ………………pra usia
lanjut 60 % - 80 % DNM
DNM (Denyut Nadi
Maksimal ) : 220 – usia x menit
Contoh : Bila usia 40
tahun DNM = 220 – 40 = 180 x / mnt
Batas atas 85 % = 85
% -x 180 x/mnt = 153 x/mnt
Batas bawah 60 % = 60
% x 180 x/mnt = 108 x/mnt
2.
Frekuensi latihan --------------------3
– 5 x seminggu
3.
Lamanya latihan -------------------- 30
– 45 menit, tidak termasuk waktu
pemanasan dan
pendinginan.
Toleransi
terhadap kekurangan O2 sangat menurun pada klien lansia, untuk itu kekurangan
O2 yang mendadak harus dicegah dengan cara posisi bersandar pada beberapa
bantal, jangan makan terlalu banyak, jangan melakukan gerak badan yang
berlebihan dan sebagainya.
Seorang
perawat harus dapat memotifasi para klien lansia agar mau dan menerima makanan
yang disajikan. Kurangnya kemampuan mengunyah sering dapat menyebabkan
hilangnya nafsu makan. Untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menghidangkan
makanan lunak atau memakai gigi palsu. Waktu makan yang teratur, menu
bervariasi dan bergizi, makanan yang serasi, serta suasana yang menyenangkan
dapat menambah selera makan, bila ada penyakit tertentu perawat harus mengatur
makanan sesuai diet yang dianjurkan.
Perawat
perlu mengadakan pemeriksaan kesehatan terutama pada klien lansia yang diduga
menderita penyakit tertentu atau secara berkala dilakukan bila terdapat
kelainan tertentu misalnya batuk-batuk, pilek, (terutama klien lansia yang
tinggal di panti Werda ).
Perawat
perlu memberikan penjelasan dan penyuluhan kesehatan, mengkaji penyebab
keluhan, kemudian mengkomunikasikan dengan klien tentang cara pemecahannya.
Perawat
harus mendekatkan diri dengan klien lansia, membimbing dengan sabar dan ramah,
sambil bertanya apa yang dirasakan, bagaimana tentang tidur, makan, apakah obat
sudah diminum, apakah mereka bisa melaksanakan ibadah dan sebagainya. Sentuhan
( misalnya genggaman tangan ) terkadang sangat berarti bagi mereka.
B. Tugas Perawat Dalam Teori Sosial
Perawat sebaiknya memfasilitasi sosialisasi antar lansia
dengan mengadakan diskusi dan tukar pikiran serta bercerita sebagai salah satu
upaya pendekatan sosial. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama berarti
menciptakan sosialisasi antar manusia, yang menjadi pegangan bagi perawat bahwa
orang yang dihadapinya adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain.
Hubungan yang tercipta adalah hubungan sosial antara werda dengan werda maupun
werda dengan perawat sendiri.
Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
para werda untuk mengadakan komunikasi, melakukan rekreasi seperti jalan pagi,
menonton film atau hiburan-hiburan lain karena mereka perlu diransang untuk
mengetahui dunia luar. Dapat disadari bahwa pendekatan komunikasi dalam
perawatan tidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis dalam proses
penyembuhan atau ketenangan para klien lansia.
Menurut Drs H. Mannan dalam bukunya Komunikasi dalam
Perawatan mengatakan : tidak sedikit klien tidak bisa tidur karena stres. Stres
memikirkan penyakitnya, biaya hidup, keluarga yang dirumah, sehingga
menimbulkan kekecewaan, rasa ketakutan atau kekhawatiran, rasa kecemasan dan
sebagainya. Untuk menghilangkan rasa jemu dan menimbulkan perhatian terhadap
sekelilingnya perlu diberikan kesempatan kepada mereka untuk antara lain ikut
menikmati keadaan diluar, agar mereka merasa masih ada hubungan dengan dunia
luar.
Tidak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara
mereka (terutama bagi yang tinggal di panti werda ), hal ini dapat diatasi
dengan berbagai usaha, antara lain selalu mengadakan kontak sesama mereka,
makan dan duduk nbersama, menanamkan rasa kesatuan dan persatuan, senasib dan
sepenanggungan, mengenai hak dan kewajiban bersama. Dengan demikian
perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi baik sesama mereka maupun terhadap
petugas yang secara langsung berkaitan dengan pelayanan klien lansia di panti
werda.
C. Tugas Perawat dalam Teori Psikologi
Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada
klien lansia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap
segala sesuatu yang asing sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai
sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiki kesabaran dan ketelitian dalam
memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai
bentuk keluhan agar mereka merasa puas.
Pada dasarnya klien lansia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih dari
lingkungannya termasuk perawat yang memberikan perawatan. Untuk itu perawat
harus menciptakan suasana yang aman, tidak gaduh, membiarkan mereka melakukan
kegiatan dalam batas kemampuan dan hobby yang dimilikinya.
Perawat harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi klien lansia dalam
memecahkan dan mengurangi rasa putus asa, rasa rendah diri, rasa keterbatasan,
sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang dideritanya, hal ini
perlu dilakukan karena : perubahan psikologi terjadi bersama dengan makin
lanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini meliputi gejala-gejala seperti menurunnya
dayaingat untuk peristiwa yang baru terjadi, berkurangnya kegairahan atau
keinginan, peningkatan kewaspadaan, perubahan pola tidur dengan suatu
kecenderungan untuk tiduran di waktu siang dan pergeseran libido.
Perawat harus sabar mendengarkan cerita-cerita yang membosankan, jangan
mentertawakan atau memarahi bila klien lansia lupa atau bila melakukan
kesalahan. Harus diingat, kemunduran ingatan akan mewarnai tingkah laku
mereka dan kemunduran ingatan jangan dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan
tertentu.
Bila perawat ingin merubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap
kesehatan, perawatbisa melakukannya secara perlahan-lahan dan bertahap, perawat
harus dapat mendukung mental mereka ke arah pemuasan pribadi sehingga
pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban, bila perlu diusahakan
agar di masa lansia ini mereka tetap merasa puas dan bahagia.
Lihat Juga Teori Tentang Proses Penuaan
0 komentar:
Posting Komentar