Proses penuaan dipandang sebagai
sebuah proses total dan sudah dimulai saat masa konsepsi. Meskipun penuaan adalah
sebuah proses berkelanjutan, belum tentu seseorang meninggal hanya karena usia
tua. Sebab individu memiliki perbedaan yang unik terhadap genetik,
sosial, psikologik, dan faktor-faktor ekonomi yang saling terjalin dalam
kehidupannya menyebabkan peristiwa menua berbeda pada setiap orang. Dalam
sepanjang kehidupannya, seseorang mengalami pengalaman traumatik baik fisik
maupun emosional yang bisa melemahkan kemampuan seseorang untuk
memperbaiki atau mempertahankan dirinya. Akhirnya periode akhir dari hidup
yang disebut senescence terjadi saat oraganisme biologik tidak dapat
menyeimbangkan lagi mekanisme “Pengrusakan dan Perbaikan”.
A. Teori
Biologik
Menurut Mary Ann Christ
et al. (1993), penuaan merupakan proses yang secara berangsur mengakibatkan perubahan
yang kumulatif dan mengakibatkan perubahan di dalam yang berakhir dengan
kematian. Penuaan juga menyangkut perubahan sel, akibat interaksi sel dengan
lingkungannya, yang pada akhirnya menimbulkan perubahan degeneratif.
Teori biologis tentang
proses penuaan dapat dibagi menjadi teori intrinsik dan ekstrinsik.
Intrinsik berarti perubahan yang berkaitan dengan usia, timbul akibat penyebab
di dalam sel sendiri, sedangkan teori ekstrinsik menjelaskan bahwa perubahan
yang terjadi diakibatkan oleh pengaruh lingkungan.
Faktor intrinsik,
peranan enzym seperti DNA polymerase yang berperan besar pada penggandaan dan
perbaikan DNA, serta enzym proteolytik yang dapat menemukan sel yang mengalami
degradasi protein sangat penting. Sedangkan pada faktor ekstrinsik yang penting
dikemukakan adalah radikal bebas, fungsi kekebalan seluler dan humoral,
oksidasi stress, cross link serta mekanisme “dipakai dan aus” sangat menentukan
dalam proses penuaan yang terjadi .
Adanya faktor
pengaruh intrinsik dan ekstrinsik tadi pada akhirnya akan mempengaruhi
tingkat perubahan pada sel , sel otak dan saraf, gangguan otak , serta jaringan
tubuh lainnya.
B.
Teori Sosial
Teori sosiologis tentang penuaan
yang selama ini dianut adalah :
1.
Teori
Interaksi Sosial (Social Exchange Theory).
Teori ini mencoba
menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu atas
dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Mauss (1954), Homans (1961)
dan Blau (1964) mengemukakan bahwa interaksi sosial didasarkan atas hukum
pertukaran barang dan jasa, sedangkan pakar lain Simmons (1945) mengemukakan
bahwa kemampuan lansia untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci
untuk mempertahankan status sosialnya untuk melakukan tukar menukar.
Pokok-pokok Social Exchanger Theory
sebagai berikut :
a.
Masyarakat
terdiri atas aktor-aktor sosial yang berupaya mencapai tujuannya masing-masing.
b.
Dalam
upaya tersebut terjadi interaksi sosial yang memerlukan biaya dan waktu.
c.
Untuk
mencapai tujuan yang hendak dicapai seorang aktor akan mengeluarkan biaya.
d.
Aktor
senantiasa berusaha mencari keuntungan dan mencegah terjadinya kerugian.
e.
Hanya
interaksi yang ekonomis saja yang dipertahankan olehnya.
2. Teori Penarikan Diri (Disengagament
Theory)
Cumming dan Henry
( 1961) mengemukakan bahwa kemiskinan yang diderita lansia dan menurunnya
derajat kesehatan mengakibatkan seseorang lansia secara perlahan-lahan menarik
diri dari pergaulan sekitarnya. Selain hal tersebut, dari pihak masyarakat juga
mempersiapkan kondisi agar para lansia menarik diri. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun baik secara kualitas maupun
secara kuantitas.
Pokok-pokok disenggagement theory
adalah :
a.
Pada
pria, kehilangan peran utama hidup terjadi pada masa pensiun. Pada wanita
terjadi pada masa peran dalam keluarga berkurang misalnya saat anak menginjak
dewasa dan meninggalkan rumah untukbelajar dan menikah.
b.
Lansia
danmasyarakat menarik manfaat dari hal ini, karena lansia dapat merasakan bahwa
tekanan sosial berkurang sedangkan kaum muda memperoleh kerja yang lebih luas.
c.
Tiga
aspek utama dalam teori ini adalah :
o Proses menarik diri terjadi
sepanjang hidup
o Proses tak dapat dihindari
o Hal ini diterima lansia dan
masyarakat.
3. Teori Aktivitas (Activity theory)
Teori ini dikembangkan
oleh Palmore (1965) dan Lemon et al. (1972) yang mengatakan bahwa penuaan yang
sukses tergantung dari bagaimana lansia merasakan kepuasan dalam melakukan
aktifitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin.
Pokok-pokok teori aktivitas adalah :
a.
Moral
dan kepuasan berkaitan dengan interaksi sosial dan keterlibatan sepenuhnya dari
lansia di masyarakat.
b.
Kehilangan
peran akan menghilangkan kepuasan seorang lansia.
4. Teori Kesinambungan (Continuity
Theory)
Teori ini mengemukakan
adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia, dengan demikian pengalaman
hidup seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat ini
menjadi lansia. Dan hal ini dapat terlihat bahwa gaya hidup perilaku dan
harapan seorang ternyata tak berobah walaupun ia menjadi lansia.
Pokok-pokok dari continuity theory
adalah :
a.
L:ansia
tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam proses penuaan,
akan tetaoi didasarkan pada pengalamannya di masa lalu, dipilih peran apa yang
harus dipertahankan atau dihilangkan.
b.
Peran
lansia yang hilang tak perlu diganti.
c.
Lansia
dimungkinkan untuk memilih berbagai macam cara adaptasi.
5. Teori Perkembangan (Development
Theory)
Teori ini menekankan
pentingnya mempelajari apa yang telah dialami oleh lansia pada saat muda hingga
dewasa, dengan demikian perlu dipahami teori Freud, Buhler, Jung dan Erikson.
Sigmund Freud meneliti
tentang psikoanalisa dan perubahan psikososial anak dan balita . Erikson (1930)
membagi kehidupan menjadi 8 fase dan lansia perlu menemukan integritas diri
melawan keputusasaan (ego integrity versus despair)..
Havighurst dan Duvall
menguraikan tujuh jenis tugas perkembangan (development tasks) selama hidup
yang harus dilaksanakan oleh lansia yaitu ;
a.
Penyesuaian
terhadap penurunan fisik dan psikis
b.
Penyesuaian
terhadap pensiun dan penurunan pendapatan
c.
Menemukan
makna kehidupan
d.
Mempertahankan
pengaturan hidup yang memuaskan
e.
Menemukan
kepuasan dalam hidup berkeluarga
f.
Penyesuaian
diri terhadap kenyataan akan meninggal dunia
g.
Menerima
dirinya sebagai calon lansia
Joan Birchenall
RN, Med dan Mary E Streight RN (1973) menekankan perlunya mempelajari psikologi
perkembangan guna mengerti perubahan emosi dan sosial seseorang selama fase
kehidupannya.
Pokok-pokok dalam development theory
adalah :
a.
Masa
tua merupakan saat lansia merumuskan seluruh masa kehidupannya.
b.
Masa
tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap kenyataan sosial yang baru yaitu
pensiun dan atau menduda atau menjanda.
c.
Lansia
harus menyesuaaikan diri akibat perannya yang berakhir dalam keluarga,
kehilangan identitas dan hubungan sosialnya akibat pensiun, ditinggal mati oleh
pasangan hidup dan teman-temannya.
6. Teori Stratifikasi Usia (Age
Stratification Theory)
Wiley (1971), menyusun stratifikasi
lansia berdasarkan usia kronologis yang menggambarkan serta membentuk adanya
perbedaan kapasitas peran, kewajiban, serta hak mereka berdasarkan usia. Dua
elemen penting dari model stratifikasi usia tersebut adalah struktur dan
prosesnya.
Pokok-pokok dari teori ini adalah :
a.
Arti
usia dan posisi kelompok usia bagi masyarakat
b.
Terdapatnya
transisi yang dialami oleh kelompok
c.
Terdapatnya
mekanisme pengalokasian peran diantara penduduk.
C.
Teori Psikologi
1.
Teori Kebutuhan Manusia menurut
Hierarki Maslow
Menurut teori ini,
setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri, kebutuhan yang memotivasi
seluruh perilaku manusia (Maslow, 1954). Kebutuhan ini memiliki urutan
prioritas yang berbeda. Ketika kebutuhan dasar manusia sudah terpenuhi, mereka
berusaha menemukannya pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang paling tinggi
dari kebutuhan terbsebut tercapai. Semua kebutuhan ini sering digambarkan
seperti sebuah segitiga dimana kebutuhan dasar terletak paling bawah/di dasar.
2. Teori
Individual Jung
Carl Jung (1960)
menyusun sebuah teori perkembangan kepribadian dari seluruh fase
kehidupan yaitu mulai dari masa kanak-kanak, masa muda dan masa dewasa
muda, usia pertengahan sampai lansia. Kepribadian individu terdiri dari Ego,
ketidaksadaran seseorang dan ketidaksadaran bersama. Menurut teori ini
kepribadian digambarkan/diorientasikan terhadap dunia luar (ekstroverted) atau
ke arah subyektif, pengalaman-pengalaman dari dalam diri
(introvert). Keseimbangan antara kekuatan ini dapat dilihat pada setiap
individu, dan merupakan hal yang paling penting bagi kesehatan mental.
3. Teori
Proses Kehidupan Manusia
Charlotte Buhler (1968)
menyusun sebuah teori yang menggambarkan perkembangan manusia yang didasarkan
pada penelitian ektensif dengan menggunakan biografi dan melalui wawancara.
Fokus dari teori ini adalah mengidentifikasi dan mencapai tujuan hidup manusia
yang melewati klima fase proses perkembangan. Menurutnya, pemenuhan kebutuhan
diri sendiri merupakan kunci perkembangan yang sehat dan itu membahagiakan,
dengan kata lain orang yang tidak dapat menyesuaikan diri berarti dia tidak
dapat memenuhi kebutuhannya dengan beberapa cara.
Pada tahun 1968 Buhler
mengembangkan awal pemikirannya yang secara jelas mengidentifikasi lima fase
yang terpisah dalam pencapaian tujuan kehidupan yang dilewati manusia. Pada
masa kanak-kanak belum terbentuk tujuan hudup yang spesifik dan pada masa depan
pengakhiran kehidupan juga tidak jelas. Masa remaja dan masa dewasa muda
dicapai hanya sekali dalam kehidupan. Seseorang mulai mengkonsep tujuan-tujuan
hidup yang spesifik dan memperokleh pengertian terhadap kemampuan individu.
Saat berumur 25 tahun seseorang menjadi lebih konkrit mengenai tujuan hidupnya
dan secara aktif diterapkan dalam diri mereka. Buhler melihat fase akhir dari
lansia (usia 65 atau 70 tahun) sebagai usia untuk mengakhiri cita-citanya yang
muluk untuk mencapai tujuan hidup.
Lihat Juga Tugas Perawat Dalam Teori Penuaan
Lihat Juga Tugas Perawat Dalam Teori Penuaan
0 komentar:
Posting Komentar