A.
Kecendrungan
Perawatan Luka Saat ini
Pada tatanan pelayanan keperawatan, khususnya dalam
perawatan luka, banyak diteliti metode – metode penyembuhan luka, baik
penyembuhan secara medis, maupun secara komplementer dengan menggunakan
media yang ada di alam untuk mempercepat penyembuhan luka. Semua hasil penelitian memiliki
evidence based yang cukup kuat dan bisa dibuktikan. Namun pada prinsipnya, secara
keilmuan seorang perawat professional harus mengetahui bagaimana proses
penyembuhan luka secara alami, kenapa terjadi luka, proses apa yang terjadi
pada luka, berapa lama luka akan sembuh dan kenapa luka tersebut bisa sembuh
dengan meninggalkan jaringan parut atau bahkan sembuh tanpa meninggalkan
jaringan parut. Hal ini akan mempengaruhi persepsi dan kemampuan perawat dalam
melaksanakan perawatan luka, semakin mengerti proses yang terjadi pada luka,
kualitas seorang perawat akan semakin baik dalam melakukan perawatan luka dan
outcomenya juga akan baik, kepuasan pasien meningkat.
Perawatan luka dewasa ini, cenderung
menggunakan metode balutan kasa ”wet-to-dry”, digunakan khusus untuk debridemen
pada dasar luka, normal salin digunakan untuk melembabkan kasa, kemudian
dibalut dengan kasa kering. Ketika kasa lembab menjadi kering, akan menekan
permukaan jaringan, yang berarti segera harus diganti dengan balutan kering
berikutnya. Hal ini mengakibatkan tidak hanya pertumbuhan jaringan sehat yang
terganggu, tetapi juga menimbulkan rasa nyeri yang berlebihan, metode wet to
dry dianggap sebagai metode debridemen mekanik dan diindikasikan bila ada
sejumlah jaringan nekrotik pada luka.
Dari metode perawatan luka saat ini, banyak
prinsip-prinsip yang terlupakan atau tidak menjadi pertimbangan bagi perawat
dalam merawat luka, seperti proses fisiologis pertumbuhan jaringan luka,
bagaimana mengoptimalkan perbaikan jaringan, meningkatkan aliran darah ke
permukaan luka, bagaimana cara balutan ideal, jenis balutan yang dipakai tanpa
merusak jaringan yang sehat, tidak menimbulkan nyeri/trauma baru serta
bagaimana agar dapat mempercepat proses penyembuhan luka hingga dapat menekan
biaya perawatan. Karena itulah perlu dilakukan metode perawatan luka yang telah
mempertimbangkan berbagai aspek tersebut demi mencapai perawatan luka yang
efektif, proses penyembuhan yang cepat, outcome yang berkualitas dan biaya yang
lebih murah.
B.
“Moist
Wound Healing”
1.
Definisi
Moist Wound Healing adalah mempertahankan isolasi
lingkungan luka yang tetap lembab dengan menggunakan balutan
penahan-kelembaban, oklusive dan semi oklusive. Penanganan luka ini saat ini
digemari terutama untuk luka kronik, seperti ”venous leg ulcers, pressure
ulcers, dan diabetic foot ulcers”.
Dan metode moist wound healing adalah metode untuk
mempertahankan kelembaban luka dengan menggunakan balutan penahan kelembaban,
sehingga penyembuhan luka dan pertumbuhan jaringan dapat terjadi
secara alami.
Substansi biokimia pada cairan luka kronik
berbeda dengan luka akut. Produksi cairan kopious pada luka kronik menekan
penyembuhan luka dan dapat menyebabkan maserasi pada pinggir luka. Cairan pada
luka kronik ini juga menghancurkan matrik protein ekstraselular dan faktor-faktor
pertumbuhan, menimbulkan inflamasi yang lama, menekan proliferasi sel, dan
membunuh matrik jaringan. Dengan demikian, untuk mengefektifkan perawatan pada
dasar luka, harus mengutamakan penanganan cairan yang keluar dari permukaan
luka untuk mencegah aktifitas dari biokimiawi yang bersifat negatif/merugikan.
2.
Tujuan
Moist Wound Healing
Sesuai dengan pengertiannya, Moist Wound Healing
bertujuan untuk mempertahankan isolasi lingkungan luka yang tetap lembab dengan
menggunakan balutan penahan-kelembaban, oklusive dan semi oklusive, dengan mempertahankan luka tetap lembab dan
dilindungi selama proses penyembuhan dapat mempercepat penyembuhan 45 % dan
mengurangi komplikasi infeksi dan pertumbuhan jaringan parut residual.
3.
Mempertahankan
kelembaban luka dan balutan yang baik
Bertambahnya produksi eksudat adalah bagian
dari fase inflamasi yang normal pada proses penyembuhan luka. Peningkatan
permeabilitas kapiler pembuluh darah, menyebabkan cairan yang kaya akan protein
masuk ke rongga interstitial. Hal ini meningkatkan produksi dari cairan yang
memfasilitasi pembersihan luka dari permukaan luka dan mempertahankan
kelembaban lingkungan lokal yang maksimal untuk memaksimalkan penyembuhan.
Keseimbangan kelembaban pada permukaan balutan luka adalah faktor kunci
dalam mengoptimalkan perbaikan jaringan; mengeliminasi eksudat dari luka yang
berlebihan pada luka kronik yang merupakan bagian penting untuk permukaan luka.
4.
Keuntungan
dari permukaan luka yang lembab
o
Mengurangi pembentukan
jaringan parut
o
Meningkatkan produksi
faktor pertumbuhan
o
Mengaktivasi protease
permukaan luka untuk mengangkat jaringan devitalisasi/yang mati
o
Menambah pertahanan immun
permukaan luka
o
Meningkatkan kecepatan
angiogenesis dan proliferasi fibroblast
o
Meningkatkan proliferasi
dan migrasi dari sel-sel epitel disekitar lapisan air yang tipis
o
Mengurangi
biaya. Biaya pembelian balutan oklusif lebih
mahal dari balutan kasa konvensional, tetapi dengan mengurangi frekuensi
penggantian balutan dan meningkatkan kecepatan penyembuhan dapat menghemat
biaya yang dibutuhkan.
Perbandingan
permukaan luka yang lembab dengan luka yang terbuka
o
Kelembaban meningkatkan
epitelisasi 30-50%
o
Kelembaban meningkatkan
sintesa kolagen sebanyak 50 %
o
Rata-rata re-epitelisasi
dengan kelembaban 2-5 kali lebih cepat
o
Mengurangi kehilangan
cairan dari atas permukaan luka
Karakteristik
penyembuhan luka dengan prinsip moist:
o
Memfasilitasi pertumbuhan
sel-sel epitel pada permukaan luka
o
Mengurangi pada inflamasi
permukaan luka
Tanpa
lapisan yang lembab/kering:
o
Pergerakan pertumbuhan
epitelial sebagai debridement enzym membentuk eskar/parut
o
Menambah inflamasi pada
luka (eksudat)
Nyeri
Nyeri
adalah komplikasi dari perawatan luka. Mengganti balutan yang kering pada luka
menyebabkan rasa nyeri yang lebih hebat/berat dari pada dengan balutan yang
lembab.
Hipergranulasi
Beberapa
penelitian kini menemukan indikasi berkurangnya inflamasi dan jaringan
granulasi pada luka akut dengan menggunakan prinsip moist.
5.
Teknik
Mempertahankan Kelembaban Luka
a.
Prinsip Dasar Perawatan
Luka
Ada
tiga prinsip dasar penyembuhan luka.
o Identifikasi
dan kontrol penyebab sebaik mungkin
o Konsen
dengan dukungan ”patient centered”
o Optimalisasi
perawatan pada luka
b.
Optimalisasi
perawatan pada luka
Mengurangi
dehidrasi dan kematian sel. Seperti telah
dijelaskan pada fase penyembuhan luka bahwa sel-sel seperti neutropil dan
magrofag membentuk fibroblast dan perisit. Dan sel-sel ini tidak dapat
berfungsi pada lingkungan yang kering.
Meningkatkan
angiogenesis. Tidak hanya sel-sel yang dibutuhkan untuk
angiogenesis juga dibutuhkan lingkungan yang lembab tetapi juga angiogenesis
terjadi pada tekanan oksigen rendah, balutan ”occlusive” dapat merangsang
proses angiogenesis ini.
Meningkatkan
debridement autolisis. Dengan mempertahankan
lingkungan lembab sel neutropil dapat hidup dan enzim proteolitik dibawa ke
dasar luka yang memungkinkan mengurangi/menghilangkan rasa nyeri saat
debridemen. Proses ini dilanjutkan dengan degradasi fibrin yang memproduksi
faktor yang merangsang makrofag untuk mengeluarkan faktor pertumbuhan ke
dasar luka.
Meningkatkan
re-epitelisasi. Pada luka yang lebih besar, lebih dalam
sel epidermal harus menyebar diatas permukaan luka dari pinggir luka
serta harus mendapatkan suplai darah dan nutrisi. Krusta yang kering pada luka
menekan/menghalangi suplai tersebut dan memberikan barier untuk migrasi dengan
epitelisasi yang lambat.
Barier
bakteri dan mengurangi kejadian infeksi.
Balutan oklusif membalut dengan baik dapat memberikan barier terhadap migrasi
mikroorganisme ke dalam luka. Bakteri dapat menembus kasa setebal 64 lapisan
pada penggunaan kasa lembab. Luka yang dibalut dengan pembalut oklusif
menunjukkan kejadian infeksi lebih jarang daripada kasa pembalut konvensional
tersebut.
Mengurangi
nyeri. Diyakini luka yang lembab melindungi
ujung saraf sehingga mengurangi nyeri.
Memilih
Balutan yang ideal
Pada tahun 1979 Tumer
menggambarkan balutan yang ideal dengan karakteristik sebagai berikut:
·
Dapat mengangkat eksudat
yang berlebihan dan toksin
·
Kelembaban tinggi pada
permukaan luka
·
Memungkinkan pertukaran
gas
·
Memberikan insulasi
termal
·
Melindungi terhadap
infeksi sekunder
·
Bebas dari
partikel-partikel dan komponen toksik
·
Tidak menimbulkan trauma
saat mengangkat/mengganti balutan
Walau bagaimanapun tidak
ada suatu balutan yang dapat berfungsi magis ”one-size-fits-all”.
Sebagai praktisi klinis sangat penting untuk memahami karakteristik dari
perbedaan balutan dan penggunaannya sesuai dengan perkembangan fase penyembuhan
luka, karakteristik luka, dan faktor risiko dari pasien yang mempengaruhi
penyembuhan dan ketrampilan dari perawat itu sendiri.
Balutan
Luka
Balutan luka yang moist
seperti ”foam/busa, alginate, hydrocolloid, hydrogel, dan film transparant.”
hydrocolloid merupakan balutan yang tahan terhadap air yang membantu pencegah
kontaminasi bakteri. Hydroclloid menyerap eksudat dan melindungi lingkungan
dasar luka secara alami.
Hydrogel merupakan gel
hydropilik yang meningkatkan kelembaban pada area luka. Hydrogel rehidrasi
dasar luka dan melunakkan jaringan nekrotik.
Film transparan merupakan
balutan yang tahan terhadap air yang semi oklusive, berarti air dan gas dapat
melalui permukaan balutan film transparan ini dan termasuk juga dapat
mempertahankan lingkungan luka yang tetap lembab.
Pada luka tekan balutan
luka sangat berperan penting dengan fungsi sebagai berikut:
·
Membantu melindungi luka
dari injuri yang berulang
·
Membantu melindungi luka
dari kuman penyakit dan mencegah luka terinfeksi
·
Membantu menciptakan
kondisi lingkungan yang mendukung penyembuhan luka
·
Menambal bagian luka
terutama bagian yang mati
Balutan luka yang
tersedia sangat bervariasi. Tidak seperti balutan atau pembalut kasa yang
biasa, balutan luka khusus karena mereka membantu menciptakan tingkat
kelembaban pada luka. Pada masa kini hasil-hasil dari penelitian menyatakan
bahwa tingkat kelembaban mendukung kesehatan kulit, kelembaban memberi
kesempatan yang lebih baik untuk proses penyembuhan. Konsep inilah yang disebut
dengan ”moist wound healing.”
Perlindungan
untuk Luka
Meskipun kita berfikir
sebaliknya, membiarkan balutan tidak dibuka/diganti dalam beberapa hari sangat
membantu dalam proses penyembuhan awal karena luka tidak terganggu. Hal ini
sangat penting karena situasi kelembaban lingkungan luka dapat dipertahankan
dengan baik sesuai dengan suhu tubuh, kondisi ini akan mendukung penyembuhan luka.
Untuk penjelasan lebih lanjut, penggantian balutan yang lebih sering
mengakibatkan suhu luka menurun/dingin akibat terpapar dengan udara. Hal ini
akan mengakibatkan perlambatan proses penyembuhan hingga suhu luka menjadi
hangat kembali. Jadi, penggantian balutan duka yang tidak terlalu sering sudah
sangat jelas dapat membantu proses penyembuhan.
Sebagai ilustrasi untuk
menunjukkan bagaimana kelembaban dapat menyembuhkan lebih ceat adalah dengan
melidungi/membalut luka akan tercipta lingkungan yang lembab yang diikuti oleh
pergerakan sel-sel epidermal dengan mudah menyebrangi permukaan luka, untuk
menyembuhkan luka. Pada lingkungan luka yang kering, sel-sel epidermal harus
menyusup melalui terowongan yang lembab dan mensekresi enzym untuk kemudian
mengangkat keropeng dari permukaan luka sebelum sel-sel bermigrasi dan
selanjutnya baru memulai proses penyembuhan.
Berbagai tipe ”moist
wound dressing” (balutan luka yang mampu mempertahankan kelembaban)
Ada beberapa tipe balutan
luka dan lebih dari satu dapat direkomendasikan untuk dipakai merawat luka
hingga sembuh. Untuk hal ini, kita perlu memahami tentang tipe balutan luka
yang dapat kita pilih dan gunakan, yang akan dijelaskan berikut ini.
Foam/Busa
Balutan foam/busa dapat
menyerap banyak cairan, sehingga digunakan pada tahap awal masa pertumbuhan
luka, bila luka tersebut banyak mengeluarkan drainase. Balutan busa nyaman dan
lembut bagi kulit dan dapat digunakan untuk pemakaian beberapa hari. Bentuk,
ukuran, dan ketebalan dari busa tersebut sangat bervariassi, dengan atau tanpa
perekat pada permukaannya.
Foam silikon
lunak/balutan yang menyerap
Balutan jenis ini
menggunakan bahan silikon yang direkatkan, pada permukaan yang kontak dengan
luka. Silikon membantu mencegah balutan foam melekap pada permukaan luka atau
sekitar kulit pada pinggir luka. Hasilnya menghindarkan luka dari trauma akibat
balutan saat mengganti balutan, dan membantu proses penyembuhan. Balutan luka
silikon lunak ini dirancang untuk luka dengan drainase dan luas.
Balutan wafer berperekat/
balutan hydrocolloid
Balutan hidrokoloid
”water-loving” dirancanga elastis, merekat, dan dari agen-agen gell (seperti
pectin atau gelatin) dan bahan-bahan absorben/penyerap lainnya. Bila dikenakan
pada luka, drainase dari luka berinteraksi dengan komponen-komponen dari
balutan untuk membentuk seperti gel yang menciptakan lingkungan yang lembab
untuk penyembuhan luka. Balutan hidrokoloid ada dalam bermacam bentuk, ukuran,
dan ketebalan, dan digunakan pada luka dengan jumlah drainase sedikit atau sedang.
Balutan jenis ini biasanya diganti satu kali selama 5-7 hari, tergantung pada
metode aplikasinya, lokasi luka, derajad paparan kerutan-kerutan dan
potongan-potongan, dan inkontinensia. Balutan hidrokoloid tidak biasa digunakan
pada luka yang terinfeksi.
Hydrogels
Hidrogel tersedia dalam
bentuk lembaran, seperti serat kasa, atau gel. Gel akan memberi rasa sejuk dan
dingin pada luka, yang akan meningkatkan rasa nyaman pasien. Gel sangat baik
menciptakan dan mempertahankan lingkungan penyembuhan luka yang moist/lembab
dan digunakan pada jenis luka dengan drainase yang sedikit. Gel diletakkan
langsung diatas permukaan luka, dan biasanya dibalut dengan balutan sekunder
(foam atau kasa) untuk mempertahankan kelembaban sesuai level yang dibutuhkan
untuk mendukung penyembuhan luka.
Hydrofibers
Hidrofiber merupakan
balutan yang sangat lunak dan bukan tenunan atau balutan pita yang terbuat dari
serat sodium carboxymethylcellusole, beberapa bahan penyerap sama dengan yang
digunakan pada balutan hidrokoloid. Komponen-komponen balutan akan berinteraksi
dengan drainase dari luka untuk membentuk gel yang lunak yang sangat mudah
dieliminir dari permukaan luka. Hidrofiber digunakan pada luka dengan drainase
yang sedang atau banyak, dan luka yang dalam dan membutuhkan balutan
sekunder. Hidrofiber dapat juga digunakan pada luka yang kering sepanjang
kelembaban balutan tetap dipertahankan (dengan menambahkan larutan normal
salin). Balutan hidrofiber dapat dipakai selama 7 hari, tergantung pada jumlah
drainase pada luka.
Alginates
Alginat lunak dan bukan
tenunan yang dibentuk dari bahan dasar ganggang laut. Alginate tersedai dalam
bentuk ”pad” atau sumbu. Alginate dan hidrofiber merupakan tipe produk yang
sama. Paa kasus ini, alginate akan menjadi lunak, tidak lengket dengan luka.
Alginate juga digunakan pada luka dengan drainase sedang hingga berat dan tidak
dapat digunakan pada luka yang kering. Balutan dapat dipotong sesuai kebutuhan,
bentuk luka yang akan dibalut, atau dapat dilapisi untuk menambah penyerapan.
Gauze
Balutan kasa terbuat dari
tenunan dan serat non tenunan, rayon, poliester, atau kombinasi dari serat
lainnya. Berbagai produk tenunan ada yang kasar dan berlubang, tergantung pada
benangnya. Kasa berlubang yang baik sering digunakan untuk membungkus, seperti
balutan basah lembab normal saline. Kasa katun kasar, seperti balutan basah
lembab normal saline, digunakan untuk debridement non selektif (mengangkat
debris dan atau jaringan yang mati). Banyak kasa yang bukan tenunan dibuat dari
poliester, rayon, atau campuran bermacam serat yang ditenun seperti kasa katun
tetapi lebih kuat, besar, lunak, dan lebih menyerap. Beberapa balutan, seperti
kasa saline hipertonik kering digunakan untuk debridemen, berisi bahan-bahan yang
mendukung penyembuhan. Produk lainnya berisi petrolatum atau elemen penyembuh
luka lainnya dengan indikasi yang sesuai dengan tipe lukanya.
Dengan memahami hal
tersebut diatas maka perawat dapat memilih balutan yang tepat untuk digunakan
saat merawat luka.
Pembersih Luka
Membersihkan permukaan
luka dengan mengangkat bakteri dan drainase. Produk yang digunakan dapat
mengandung deterjen. Dapat juga digunakan normal saline untuk membersihkan luka
tanpa membahayakan jaringan yang baru tumbuh.
Penyembuhan luka
membutuhkan pendekatan :
- Patient centered: ingat selalu bahwa apa yang menyebabkan sesorang menderita luka dan atau luka kronik. Kita dapat mengembangkan rencana penanganan yang baik tetapi bila pasien tidak melibatkan pasien akan berhasil.
- Holistic: praktek yang baik membutuhkan pengkajian pasien ”whole”/secara menyeluruh, bukan ”lubang pada pasien”/”hole in the patient”. Semua kemungkinan faktor-faktor yang berkontribusi harus dieksplorasi.
- Interdisciplinary: perawatan luka adalah bisnis yang komplek membutuhkan ketrampilan dari berbagai disiplin, ketrampilan perawatan, fisioterapis, terapi okupasi, dietisian, dan dokter umum dan spesialis (dermatologis, bedah plastik, dan bedah vaskular sesuai dengan yang dibutuhkan). Kadang-kadang memerlukan/melibatkan pekerja sosial.
- Evidence based: pada saat ini lingkungan penanganan harus berdasarkan pada kebaikan dan ”cost efekctive”.
0 komentar:
Posting Komentar