Selasa, 01 Mei 2012

Terapi Gizi Medik Dalam Proses Pelayanan Gizi

 Pada awalnya proses pelayanan gizi sebagian besar terpusat pada  kegiatan pengadaan makanan di dapur, sekarang ini terjadi pergeseran yaitu kegiatan terbesar pada pelayanan gizi ruang rawat inap, rawat jalan, gawat darurat bahkan mungkin perawatan di rumah. Selain itu pelayanan gizi tersebut harus diintegrasikan dengan  pelayanan kesehatan yang lain seperti pelayanan medis, farmasi, perawatan dan lain-lain dengan demikian status gizi pasien yang optimal diharapkan dapat dicapai dan dipertahankan (ADA, 1994).
Ahli gizi dituntut untuk lebih proaktif, dan mengikuti langkah-langkah pelayanan gizi yang akurat dan komprehensif dengan menitikberatkan pada pemantauan dan penentuan status gizi yang disesuaikan dengan kondisi individu pasien dan faktor keseriusan penyakitnya. Kegiatan tersebut meliputi mempelajari dan menganalis data riwayat kesehatan, riwayat gizi, nilai laboratorium dan pengukuran antropometri. Berdasarkan data tersebut di buat perencanaan gizi pasien secara individu dengan melakukan modifikasi diit dan pendidikan gizi yang dapat mencapai status gizi dan kesehatan yang optimal.
Rosen tahun 1991 dalam penelitiannya mengatakan bahwa 98% dokter sependapat bahwa salah satu tugas penting ahli gizi adalah menjamin kepuasan pasien dengan pelayanan gizi, 93% dokter juga meyakini bahwa pemberian penjelasan tentang nutrisi kepada petugas rumah sakit adalah kegiatan penting, dan 99% dokter berpendapat bahwa konseling pasien hendaknya dimasukkan ke dalam pendidikan ahli gizi.
Menurut Poleman tahun 1984, gizi  terapetik berkaitan dengan peran makanan dan zat gizi dalam penyembuhan berbagai penyakit dan gangguan, dalam hal ini termasuk  terapi diet dan diet pada orang sakit. Tujuan terapetik diet adalah untuk : 1) mempertahankan  atau meningkatkan status gizi, 2) memperbaiki defesiensi zat gizi, 3) mempertahankan atau memperbaiki berat badan, 4) mengistirahatkan organ tertentu, 5) menghilangkan faktor alergi dalam makanan, dan 6) menyesuaikan komposisi diet yang memungkinkan tubuh dapat memetabolisme zat-zat gizi.
Pada orang dewasa sehat, katabolisme dan anabolisme berjalan seimbang. Pada orang sakit, terutama yang memerlukan istirahat total katabolisme lebih besar dari anabolisme, sehingga orang sakit memerlukan zat-zat gizi yang lebih banyak untuk membangun jaringan. Inaktifitas atau imobilisasi yang lama menyebabkan perubahan fungsi digesti, metabolisme dan eliminasi, yang menyebabkan perubahan kebutuhan zat gizi (Eschleman, 1996).

0 komentar:

Posting Komentar