Pada awalnya proses pelayanan gizi sebagian
besar terpusat pada kegiatan pengadaan
makanan di dapur, sekarang ini terjadi pergeseran yaitu kegiatan terbesar pada
pelayanan gizi ruang rawat inap, rawat jalan, gawat darurat bahkan mungkin
perawatan di rumah. Selain itu pelayanan gizi tersebut harus diintegrasikan
dengan pelayanan kesehatan yang lain
seperti pelayanan medis, farmasi, perawatan dan lain-lain dengan demikian
status gizi pasien yang optimal diharapkan dapat dicapai dan dipertahankan
(ADA, 1994).
Ahli
gizi dituntut untuk lebih proaktif, dan mengikuti langkah-langkah pelayanan
gizi yang akurat dan komprehensif dengan menitikberatkan pada pemantauan dan
penentuan status gizi yang disesuaikan dengan kondisi individu pasien dan
faktor keseriusan penyakitnya. Kegiatan tersebut meliputi mempelajari dan
menganalis data riwayat kesehatan, riwayat gizi, nilai laboratorium dan
pengukuran antropometri. Berdasarkan data tersebut di buat perencanaan gizi
pasien secara individu dengan melakukan modifikasi diit dan pendidikan gizi
yang dapat mencapai status gizi dan kesehatan yang optimal.
Rosen
tahun 1991 dalam penelitiannya mengatakan bahwa 98% dokter sependapat bahwa
salah satu tugas penting ahli gizi adalah menjamin kepuasan pasien dengan
pelayanan gizi, 93% dokter juga meyakini bahwa pemberian penjelasan tentang
nutrisi kepada petugas rumah sakit adalah kegiatan penting, dan 99% dokter
berpendapat bahwa konseling pasien hendaknya dimasukkan ke dalam pendidikan
ahli gizi.
Menurut
Poleman tahun 1984, gizi terapetik
berkaitan dengan peran makanan dan zat gizi dalam penyembuhan berbagai penyakit
dan gangguan, dalam hal ini termasuk
terapi diet dan diet pada orang sakit. Tujuan terapetik diet adalah
untuk : 1) mempertahankan atau
meningkatkan status gizi, 2) memperbaiki defesiensi zat gizi, 3) mempertahankan
atau memperbaiki berat badan, 4) mengistirahatkan organ tertentu, 5)
menghilangkan faktor alergi dalam makanan, dan 6) menyesuaikan komposisi diet
yang memungkinkan tubuh dapat memetabolisme zat-zat gizi.
Pada
orang dewasa sehat, katabolisme dan anabolisme berjalan seimbang. Pada orang
sakit, terutama yang memerlukan istirahat total katabolisme lebih besar dari
anabolisme, sehingga orang sakit memerlukan zat-zat gizi yang lebih banyak
untuk membangun jaringan. Inaktifitas atau imobilisasi yang lama menyebabkan
perubahan fungsi digesti, metabolisme dan eliminasi, yang menyebabkan perubahan
kebutuhan zat gizi (Eschleman, 1996).
0 komentar:
Posting Komentar