Selasa, 01 Mei 2012

Pola Makan

A.    Pengertian
Pola makan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang dalam kurun waktu tertentu (Siti Madanijah, dalam Yayuk Baliwati, 2004). Menurut Tuti Soenardi (1999) pola makan anak berkembang bersamaan dengan aspek lain dari pertumbuhannya. Oleh sebab itu perlu dikembangkan pola kebiasaan yang baik pada anak-anak usia sekolah dasar (6 – 14 tahun) yaitu :
1.      Frekwensi makan 3 kali sehari.
2.      Susunan Menu seimbang.
3.      Asupan makanan yang mengandung energi 1800 –2000 kalori dan protein 2,5 – 3 garam/kg berat badan.
Menurut Hardinsyah (1992) Angka Kecukupan (AKG) bagi anak usia sekolah (7-9 tahun) tidak dibedakan menurut jenis kelamin, maka angka kecukupan energi dan proteinnya masing-masing sebesar 1860 kalori dan 30 g perkapita per hari.
Pola makan seseorang akan membawa dampak terhadap keadaan gizinya. Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran dari apa yang dikonsumsinya dalam waktu lama. Sejak 1950-an kita mengenal pedoman Empat Sehat Lima Sempurna yang masih sering digunakan sampai saat ini. Dengan pengembangan dan penyempurnaan 4 sehat 5 sempurna yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi gizi serta masalah gizi yang ada saat ini, maka sejak 1995 Departemen Kesehatan bersama dengan sector terkait mengeluarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang berisi 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang dimana menggambarkan pola kebiasaan makan yang baik. Pesan-pesan Dasar Gizi Seimbang adalah sebagai berikut :
a.       Makanlah aneka macam makanan.
b.      Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.
c.       Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi.
d.      Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi.
e.       Gunakan garam beryodium.
f.       Makanlah makanan sumber zat besi.
g.      Berikan ASI saja pada bayi sampai usia 4 bulan.
h.      Biasakan makan pagi.
i.        Minumlah air bersih, aman dan cukup.
j.        Lakukan kegiatan fisik dan olahraga yang teratur.
k.      Hindari minum-minuman  beralkohol.
l.        Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
m.    Bacalah label pada makanan yang dikemas.
Anak- anak yang berada pada tahap tumbuh kembang, bila energi yang masuk kedalam tubuh kurang, maka akan mempengaruhi proses tumbuh kembang anak tersebut. Anak-anak sekolah dasar yang pola makannya tidak baik umumnya tidak kreatif serta agak lamban dalam berpikir. Keadaan ini antara disebabkan oleh rendahnya kadar gula dalam darah, jika kadar gula dalam darah berada di bawah normal, timbullah gejala hipoglikemia. Gejala-gejala hipoglikemia antara lain : cepat lelah, mengantuk, daya kerja serta konsentrasi menurun. Dengan demikian tidaklah mengherankan apabila pola makan yang tidak baik daya tangkap terhadap pelajaranpun menurun (Simamora, dkk, 1996).
B.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Makan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan seseorang meliputi:
a.       Pengetahuan
Adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasilpenggunaan inderanya yang berbeda dengan kepercayaan tahayul serta penerangan-penerangan yang keliru. Rendahnya pengetahuan gizi dapat menyebabkan timbulnya masalah gizi dengan berbagai manifestasinya dalam masyarakat (Depkes, 1981).
b.      Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup telah membuktikan dapat mempengaruhi pola makan dan kesehatan. Gaya hidup modern yang dicirikan dengan gaya serba cepat, serba instan, efisien dan sangat ketat dalam mengatur waktu ikut mempengaruhi pola makan dan jenis makanan yang dikonsumsi.
c.       Ketersediaan Pangan
Penyediaan pangan merupakan kegiatan pertama menuju kearah konsumsi pangan. Tidak mungkin kita mengkonsumsi makanan yang tidak terseedia.
d.      Pendapatan
Dengan meningkatnya pendapatan seseorang, terjadilah perubahan-perubahan susunan makanan akan tetapi pengeluaran uang lebih banyak untuk makanan tidak menjamin lebih beragamnya konsumsi pangan.
e.       Sosoal Budaya
Sosial budaya sangat ertat kaitannya dengan pola konsumsi makan seseorang, dimana sosial budaya menandakan bahwa keadaan yang dibicarakan penduduk maupun kelakuannya, salah satunya adalah mengkonsumsi makanannya ( Vitahealth, 2004).
f.       Jumlah Anggota Keluarga
Dalam masyarakat terdapat variasi jumlah anggota keluarga. Dengan perbedaan jumlah anggota keluarga tetapi dengan jumlah makanan yang sama akan sangat mempengaruhi pola konsumsi seseorang.
C.    Frekuensi Makan
Kualitas tumbuh kembang anak dan remaja sangat ditentukan oleh pemenuhan kebutuhan zat gizi. Karena itu konsumsi makanan mereka seperti yang seharusnya dibutuhkan berdasarkan pola kebiasaan  makan dengan gizi seimbang. Di atas usia satu tahun seorang anak akan mengalami tumbuh kembang dan aktivitas yang sangat pesat dibandingkan dengan ketika ia masih bayi. Kebutuhan zat gizi akan meningkat. Sementara pemberian makanan juga akan lebih sering. Jika biasanya Cuma makan tiga kali (pagi, siang, dan sore) makan pokok, kali ini perlu ditambah dua kali makan selingan. Karena pola makan yang baik yaitu tidak melewatkan waktu sarapan, makan siang, makan malam, serta camilan di selang waktu makan ke waktu makan berikutnya. Termasuk juga salah satu indikator dikatakan sadar gizi, bila biasa makan beraneka ragam makanan yang terdiri dari 4 macam kelompok bahan makanan 3 kali sehari (Haryanto, 1996-1998).
            Selama ini tidak ada satu pun jenis makanan yang mengandung lengkap semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Sebab itu, setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan (kecuali bayi umur 0 – 6 bulan yang cukup sehat hanya dengan memperoleh ASI). Makanan yang beraneka ragam dijamin dapat memberikan manfaat besar terhadap kesehatan. Sebab zat gizi tertentu, yang tidak terkandung dalam satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari bahan makanan yang lain. Juga sebaliknya, masing-masing bahan makanan dalam susunan aneka ragam menu seimbang akan saling melengkapi. Kesimpulannya, makan hidangan yang beraneka ragam dapat menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur bagi kebutuhan gizi seseorang (Ananto, dkk. 2000).

0 komentar:

Posting Komentar