A. Pengertian
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional. Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948
disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa
membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya.
Program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah
berhasil meningkatkan derajat kesehatan masayarakat secara cukup bermakna,
walaupun masih dijumpai berbagai masalah san hambatan yang akan mempengaruhi
pelaksanaan pembangunan kesehatan
Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi di bidang
kesehatan untuk mengatasi ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah
dan antar golongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan dengan
engara-negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan.
Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat Dalam Mengubah Perilaku
Masyarakat Menuju Hidup Bersih Dan Sehat
Pdpersi, Jakarta – Pembangunan kesehatan merupakan bagian
integral dari pembangunan nasional.
Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948
disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa
membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya.
Program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan
telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masayarakat secara cukup
bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai masalah san hambatan yang akan
mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan
adanya reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi ketimpangan hasil
pembangunan kesehatan antar daerah dan antar golongan, derajat kesehatan yang
masih tertinggal dibandingkan dengan engara-negara tetangga dan kurangnya
kemandirian dalam pembangunan kesehatan.
Reformasi dibidang kesehatan perlu dilakukan mengingat
lima fenomena yang berpengauh terhadapa pembangunan kesehatan. Yaitu :
1.
perubahan pada dinamika kependudukan.
2.
Temuan-temuan ilmu dan teknologi kedokteran.
3.
Tantangan global sebagai akibatdari kebijakan perdagangan
bebas, revolusi informasi, telekomunikasi dan transportasi.
4.
Perubahan lingkungan.
5.
Demokratisasi.
Perubahan pemahaman konsep akan sehat dan sakit serta
semakin maju IPTEK dengan informasi tentang determinan penyebab penyakit telah
menggugurkan paradigma pembangunan kesehatan yang lama yang mengutamakan
pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif.
Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu Paradigma
Sehat merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang
bersifat proaktif. Paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan yang
dalam jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam
menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan
kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan
adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu
1.
lingkungan yang bebas dari polusi
2.
tersedianya air bersih
3.
sanitasi lingkungan yang memadai
4.
pemukiman yang sea
5.
perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta
terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong
Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang
diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memlihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
B.
Dasar-Dasar Pembangunan
Kesehatan
Untuk mencapai taraf kesehatan bagi semua, maka paling
sedikit yang harus tercakup dalam pelayanan kesehatan dasar adalah :
1.
Pendidikan tentang masalah kesehatan umum, cara
pencegahan dan pemberantasannya
2.
Peningkatan persediaan pangan dan kecukupan gizi
3.
Penyediaan air minum dan sanitasi dasar
4.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga
berencana
5.
Imunisasi
6.
Pengobatan dan pengadaan obat
Oleh karena pelayanan kesehatan dasar merupakan kunci
untuk mencapai derajat kesehtaan yang layak bagi semua, maka perencanaan,
pengorganisasian dan penyelenggaraan yang efisien mutlak diperukan disamping
harus berdasarkan:
1.
Perikemanusiaan
2.
Kesehatan sebagai hak asasi
3.
Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat
4.
Pengutamaan upaya kesehatan promotif dan upaya kesehatan
preventif
5.
Pelayanan kesehatan perorangan yang sesuai kebutuhan
6.
Dukungan sumber daya kesehatan
C.
Misi Pembangunan Kesehatan
Dalam mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010, telah
ditetapkan misi pembangunan kesehatan (DepKes RI, 1999)
1.
Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan
Untuk dapat terwujudnya Indonesia Sehat 2010, para penanggung jawab program
pembangunan harus memasukkan pertimbangan-pertimbangan kesehatan dalam semua
kebijakan pembangunannya. Oleh karena itu seluruh elemen dari Sistem Kesehatan
Nasional harus berperan sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan
kesehatan.
2.
Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
Perilaku sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan
kesehatan
3.
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau
Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tidak hanya berada ditangan pemerintah, melainkan
mengikutsertakan masyarakat dan potensi swasta
4.
Memlihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya
Untuk terselenggaranya tugas penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus diutamakan
adalah bersifat promotif dan preventif yang didukung oleh upaya kuratif dan
rehabilitatif.
D.
Strategi Pembangunan Kesehatan
Strategi pembangunan nasional harus berdasarkan pada
kebijakan nasional, mencakup garis besar kegiatan dimana semua sektor yang
terlibat untuk mewujudkan kebijaksanaan tersebut. Beberapa hal penting yang harus
diterapkan adalah (DepKes RS, 1999)
1.
Pembangunan kesehatan berwawasan kesehatan
Setiap program pembangunan nasional yang diselenggarakan di Indonesia harus
memberikan konstribusi positif terhadap kesehatan, yaitu terbentuknya
lingkungan sehat dan pembentukan perilaku sehat.
2.
Profesionalisme
Untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu dilaksanakan
melalui penerapan kemajuan ilmu dan teknologi, serta didukung oleh penerapan
nilai-nilai moral dan etika.
3.
Desentralisasi
Penyelenggaraan pelbagai upaya kesehatan harus berangkat dari masalah dan
potensi spesifik masing-masing daerah. Disamping itu masalah kesehatan banyak
yang bersifat spesifik daerah. Desentralisasi yang pada inti pokoknya adalah
pendelegasian wewenang yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengatur
sistem pemerintah dan rumah tangga sendiri dipandang lebih sesuai untuk
pengolahan pembangunan.
E.
Tujuan, Sasaran dan Kebijakan
pembangunan Kesehatan
1. Tujuan
pembangunan kesehatan
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang
hidp dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Indonesia.
2.
Sasaran Pembangunan Kesehatan
a.
Kerja sama lintas sektor
b.
Kemandirian masyarakat dan kemitraan
c.
Perilaku hidup sehat
d.
Lingkungan sehat
e.
Upaya kesehatan
f.
Manajemen pembangunan kesehatan
g.
Derajat kesehatan
Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, maka ditetapkan Kebijakan umum pembangunan
kesehatan (DepKes RI, 2000, Soemantri S, 2001) :
a.
Pemantapan kerja sama lintas sektor
b.
Peningkatan perilaku, kemandirian dan kemitraan swasta
c.
Peningkatan kesehatan lingkungan
d.
Peningkatan upaya kesehatan
e.
Peningkatan sumber daya kesehatan
f.
Peningkatan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan
g.
Peningkatan perlindungan kesehatan masyarakat terhdaap
penggunaan sediaan farmasi, makanan dan alat kesehatan yang tidak absah
h.
Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi
3.
Program Pembangunan Kesehatan
Program-program pembangunan kesehatan dikelompokkan dalam pokok-pokok
program yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dengan pembangunan sektor
lain yang memerlukan dukungan dan peran serta masyarakat. Disusun 7 Program
pembangunan kesehatan yaitu (DepKes RI, 1999) :
a.
Program perilaku dan pemberdayaan masyarakat
b.
Program lingkungan sehat
c.
Program upaya kesehatan
d.
Program pengembangan sumber daya kesehatan
e.
Program pengawasan obat, makanan dan obat berbahaya
f.
Program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan
g.
Program pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan
Untuk meningkatkan percepatan perbaikan derajat kesehatan masyarakat yang
dinilai penting untuk mendukung keberhasilan program pembangunan nasional
ditetapkan 10 pogram unggulan kesehatan(DepKes RI, 1999) :
a.
Program kebijakan kesehatan, pembiayaan kesehatan dan
hukum kesehatan
b.
Program perbaikan gizi
c.
Program pencegahan penyakit menular termasuk imunisasi
d.
Program peningkatan perilaku hidup sehat dan kesehatan
mental
e.
Program lingkungan pemukiman, air dan sehat
f.
Program kesehatan keluarga, kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana
g.
Program keselamatan dan kesehatan kerja
h.
Program anti tembakau, alkohol dan madat
i.
Program pengawasan obat, bahan berbahaya, makanan dan
minuman
j.
Program pencegahan kecelakaan, rudapaksa dan keselamatan
lalu lintas
F.
Peran tenaga kesehatan
masyarakat
1. Dalam Pembangunan Kesehatan
Tenaga kesehatan masyarakat (Kesmas) merupakan bagian
dari sumber daya manusia yang sangat penting perannya dalam pembangunan
kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN).
Pembangunan kesehatan dengan paradigma sehat merupakan
upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menjaga kesehatan melalui
kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat
promotif dan preventif.
Pelayanan promotif, untuk meningkatkan kemandirian dan
peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan diperlukan program
penyuluhan dan pendidikan masyarakat yang berjenjang dan berkesinambungan
sehingga dicapai tingkatan kemandirian masyarkat dalam pembangunan kesehatan.
Dalam program promotif membutuhkan tenaga-tenaga
kesmas yang handal terutama yang mempunyai spesialisasi dalam penyuluhan dan
pendidikan.
Pelayanan preventif, untuk menjamin terselenggaranya pelayanan
ini diperlukan parar tenaga kesmas yang memahami epidemiologi penyakit,
cara-cara dan metode pencegahan serta pengendalian penyakit. Program preventif
ini merupakan salah satu lahan bagi tenaga kesmas dalam pembangunan kesehatan.
Keterlibatan kesmas dibidang preventif di bidang pengendalian memerlukan
penguasaan teknik-teknik lingkungan dan pemberantasan penyakit.
Tenaga kesmas juga dapat berperan dibidang kuratif
dan rehabilitatif kalau yang bersangkutan mau dan mampu belajar dan
meningkatkan kemampuannya dibidang tersebut.
2.
Dalam Merubah
Perilaku Masyarakat Menuju Hidup Bersih Dan Sehat
Program promosi perilaku hidup bersih dan sehat yang
biasa dikenal PHBS/Promosi Higiene merupakan pendekatan terencana untuk
mencegah penyakit menular yang lain melaui pengadopsian perubahan perilaku oleh
masyarakat luas. Program ini dimulai dengan apa yang diketahui, diinginkan dan
dilakukan masyarakat setempat dan mengembangkan program berdasarkan informasi
tersebut (Curtis V dkk, 1997; UNICEF, WHO. Bersih, Sehat dan Sejahtera).
Program promosi PHBS harus dilakukan secara profesional
oleh individu dan kelompok yang mempunyai kemampuan dan komitmen terhadap
kesehatan masyarakat serta memahami tentang lingkungan dan mampu melaksanakan
komunikasi, edukasi dan menyampaikan informasi secara tepat dan benar yang
sekarang disebut dengan promosi kesehatan.
Tenaga kesehatan masyarakat diharapkan mampu mengambil
bagian dalam promosi PHBS sehingga dapat melakukan perubahan perilaku
masyarakat untuk hidup berdasarkan PHBS. Tenaga kesehatan masyarakat telah
mempunyai bekal yang cukup untuk dikembangkan dan pada waktunya disumbangkan
kepada masyarakat dimana mereka bekerja.
Dalam mewujudkan PHBS secara terencana, tepat berdasarkan
situasi daerah maka diperlukan pemahaman dan tahapan sebagai berikut :
a.
Memperkenalkan kepada masyarakat gagasan dan teknik
perilaku Program promosi Hygiene Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
yang merupakan pendekatan terencana untuk mencegah
penyakit diare melalui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat secara
meluas. Program ini dimulai dari apa yang diketahui, diinginkan, dan dilakukan
masyarakat.
Perencanaan suatu program promosi hygiene untuk
masyarakat dilakukan berdasarkan jawaban atau pertanyaan diatas atau
bekerjasama dengan pihak yang terlibat, untuk itu diperlukan pesan-pesan
sederhana, positif, menarik yang dirancang untuk dikomunikasikan lewat sarana
lokal seperti poster, leaflet.
b.
Mengidentifikasikan perubahan perilaku masyarakat,
dalam tahap ini akan dilakukan identifikasi perilaku
beresiko melalui pengamatan terstruktur. Sehingga dapat
ditentukan cara pendekatan baru terhadap perbaikan hygiene sehingga diharapkan
anak-anak terhindar dari lingkungan yang terkontaminasi.
Memotivasi perubahan perilaku masyarakat, langkah-langkah untuk memotivikasi
orang untuk mengadopsi perilaku hygiene termasuk ;
o
Memilih beberapa perubaha perilaku yang diharapkan dapat
diterapkan
o
Mencari tahu apa yang dirasakan oleh kelompok sasaran
mengenai perilaku tersebut melalui diskusi terfokus, wawancara dan melalui uji
coba perilaku
o
Membuat pesan yang tepat sehingga sasaran mau melakukan
perubahan perilak
o
Menciptakan sebuah pesan sederhana, positif, menarik
berdasarkan apa yang disukai kelompok sasaran
o
Merancang paket komunikasi
Merancang program komunikasi, pada tahap ini telah dapat menentukan
perubahan perilaku dan menempatkan pesan dengan tepat dengan memadukan semua
informasi yang telah dikumpulkan, selanjutnya dikomunikasikan dengan dukungan
seperti audio visual (video, film), oral (radio), cetak (poster, leaflet),
visual (flip charts).
Sasaran PHBS tidak hanya terbatas tentang hygiene, namun
harus lebih komprehensif dan luas, mencakup perubahan lingkungan fisik,
lingkungan biologi dan lingkungan sosial-budaya masyarakat sehingga tercipta
lingkungan yang berwawasan kesehatan dan perubahan perilaku hidup bersih dan
sehat.
Lingkungan fisik seperti sanitasi dan hygiene perorangan,
keluarga dan masyarakat, tersedianya air bersih, lingkungan perumahan,
fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK) dan pembuangan sampah serta limbah.
Lingkungan biologi adalah flora dan fauna.
Lingkungan sosial-budaya seperti pengetahuan, sikap
perilaku dan budaya setempat yang berhubungan dengan PHBS.
Perubahan terhadap lingkungan memerlukan intervensi dari
tenaga kesehatan terutama Tenaga Kesehatan Masyarakat yang mempunyai kompetensi
sehingga terciptanya lingkungan yang kondusif dalam Program Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) yang diharapkan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat
untuk meningkatkan derajat kesehatan menuju masyarakat sejahtera.
0 komentar:
Posting Komentar