Jumat, 04 Mei 2012

Manajemen Nyeri Dengan Kompres Hangat & Dingin


A.    PENDAHULUAN.
     Keluhan nyeri merupakan keluhan yang paling umum kita temukan/dapatkan ketika kita sedang melakukan tugas kita sebagai bagian dari tim kesehatan, baik itu di tataran pelayanan rawat jalan maupun rawat inap, yang karena seringnya keluhan itu kita temukan kadang kala kita sering menganggap hal itu sebagai hal yang biasa sehingga perhatian yang kita berikan tidak cukup memberikan hasil yang memuaskan di mata pasien.
     Nyeri sesunggguhnya tidak hanya melibatkan persepsi dari suatu sensasi, tetapi berkaitan juga dengan respon fisiologis, psikologis, sosial, kognitif, emosi dan perilaku, sehingga dalam penangananyapun memerlukan perhatian yang serius dari semua unsur yang terlibat di dalam pelayanan kesehatan, untuk itu pemahaman tentang nyeri dan penanganannya sudah menjadi keharusan bagi setiap tenaga kesehatan, terutama perawat yang dalam rentang waktu 24 jam sehari berinteraksi dengan pasien.
B.     DEFINISI.
     Menurut IASP 1979 (International Association for the Study of Pain) nyeri adalah “ suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan “, dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa nyeri bersifat subyektif dimana individu mempelajari apa itu nyeri, melalui pengalaman yang langsung berhubungan dengan luka (injuri), yang dimulai dari awal masa kehidupannya.
KOMPRES PANAS BASAH.
     Merupakan tindakan keperawatan dengan memberikan kompres panas basah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman.Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri,resikoterjadi infeksi luka,dan kerusakan fisik (mobilitas) tetapi kompres panas basah digunakan pada permukaan jaringan yang tertutup (bengkak) tidak memerlukan prinsip steril.
KOMPRES DINGIN BASAH
     Tindakan keperawatan dengan cara memberikan kompres dingin basah dalam memenuhi kebutuhan rasa nyaman (hipotermia) yaitu memberikan rasa dingin dengan menggunakan lap atau kain yang dicelupkan ke dalam air dingin.Kompres ini dapat dilakukan pada dahi,ketiak atau lipatan paha.
C.    TIPE NYERI.
     Pada tahun 1986, the National Institutes of Health Consensus Conference on Pain mengkategorisasikan nyeri menjadi tiga tipe yaitu Nyeri akut merupakan hasil dari injuri akut, penyakit atau pembedahan, Nyeri kronik non keganasan dihubungkan dengan kerusakan jaringan yang dalam masa penyembuhan atau tidak progresif dan Nyeri kronik keganasan adalah nyeri yang dihubungkan dengan kanker atau proses penyakit lain yang progresif.
D.    RESPON TERHADAP NYERI.
     Respon terhadap nyeri meliputi respon fisiologis dan respon perilaku. Untuk nyeri akut repon fisiologisnya adalah adanya peningkatan tekanan darah (awal), peningkatan denyut nadi, peningkatan pernapasan, dilatasi pupil, dan keringat dingin, respon perilakunya adalah gelisah, ketidakmampuan berkonsentrasi, ketakutan dan disstress.
     Sedangkan pada nyeri kronis respon fisiologisnya adalah tekanan darah normal, denyut nadi normal, respirasi normal, pupil normal, kulit kering, dan respon perilakunya berupa imobilisasi atau ketidak aktifan fisik, menarik diri, dan putus asa, karena tidak ditemukan gejala dan tanda yang mencolok dari nyeri kronis ini maka tugas tim kesehatan, perawat khususnya menjadi tidak mudah untuk dapat mengidentifikasinya.

         E.     MANAJEMEN NYERI.
KOMPRES HANGAT DAN DINGIN
Saat ini marak dikembangkan terapi tambahan untuk mengatasi nyeri,di antaranya adalah kompres hangat dan dingin atau dengan kata lain Terapi Es & Panas.
ü  Terapi Es dan Panas.
Terapi es (dingin) dan panas dapat menjadi strategi pereda nyeri yang efektif pada beberapa keadaan, namun begitu, keefektifannya dan mekanisme kerjanya memerlukan studi lebih lanjut. Diduga bahwa terapi es dan panas bekerja dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri (non-noniseptor) dalam reseptor yang sama seperti pada cedera.
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin, yang memperkuat sensivitas reseptor nyeri dan subkutan lain [ada tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi. Agar efektif, es harus diletakkan pada tempat cedera segera setelah cedera terjadi.
Penggunaan panas mempunyai keuntungan meningkatakan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan. Namun demikian, menggunakan panas kering dengan lampu pemanas tampak tidak seefektif penggunaan es. Baik terapi panas kering dan lembab kemungkinan memberi analgesia tetapi penelitian tambahan diperlukan untuk memahami mekanisme kerjanya dan indikasi penggunaannya yang sesuai. Baik terapi es maupun panas harus digunakan dengan hati-hati dan dipantau dengan cermat untuk menghindari cedera kulit.
F.     PENATALAKSANAAN.
KOMPRES PANAS BASAH.
Merupakan tindakan keperawatan dengan memberikan kompres panas basah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman.Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri,resikoterjadi infeksi luka,dan kerusakan fisik (mobilitas) tetapi kompres panas basah digunakan pada permukaan jaringan yang tertutup (bengkak) tidak memerlukan prinsip steril.
TUJUAN
1.      Memperbaiki sirkulasi.
2.      Menghilangkan edema.
3.      Meningkatkan drainase Pus.
4.      Mengurangi rasa nyeri.
ALAT & BAHAN
1.      Larutan hangat dengan suhu 43-46 derajat celcius.
2.      Kasa steril.
3.      Sarung tangan steril.
4.      Mangkuk kecil.
5.      Verban.
PROSEDUR KERJA
1.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2.      Cuci tangan.
3.      Gunakan sarung tangan.
4.      Basahi kasa steril dengan larutan hangat pada mangkuk kecil lalu peras.
5.      Tempatkan perasan kasa tersebut pada daerah luka.
6.      Tutup kasa yang basah dengan kasa kering.
7.      Kemudian tutup dengan balutan atau di plester.
8.      Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
9.      Catat keadaan luka,drainase,warna,integritas dan respon pasien.
KOMPRES DINGIN BASAH
Tindakan keperawatan dengan cara memberikan kompres dingin basah dalam memenuhi kebutuhan rasa nyaman (hipotermia) yaitu memberikan rasa dingin dengan menggunakan lap atau kain yang dicelupkan ke dalam air dingin.Kompres ini dapat dilakukan pada dahi,ketiak atau lipatan paha.
TUJUAN
Menurunkan suhu tubuh pada hipertermia.
ALAT DAN BAHAN
1.      Baskom berisi air dingin.
2.      Pengalas.
3.      Kain/waslap.
PROSEDUR KERJA
1.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2.      Cuci tangan.
3.      Pasang pengalas dibawah tempat yang akan di kompres.
4.      Basahi kain dengan air dingin.
5.      Letakan dan usapkan kain yang telah dibasahi air dingin pada daerah luka dan daerah aksila,dahi,atau lipatan paha.
6.      Cuci tangan setelah prosedur dikakukan.
7.      Catat perubahan atau respon pasien.

0 komentar:

Posting Komentar