Jumat, 04 Mei 2012

Pemberian Obat-Obatan


A.    PENGERTIAN
Obat adalah semua zat baik dari alam ( hawan maupun tumbuhan ) atau kimiawi yang dalam takaran ( dosis ) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan ,meringankan,Atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanya.
Obat merupakan sebuah subtansi yang di berikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh.
Obat juga di artikan sebagai salah satu alat untuk terapi yang di gunakan dokter untuk mengobati klien yang memiliki masalah kesehatan.walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal,beberapa obat dapat menimbulkan efek samping  yang serius dan berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila tidak tepat diberikan.
B.     JENIS-JENIS PEMBERIAN OBAT
1.      Pulvis ( serbuk )
merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang di haluskan,di tujukan untuk pemakaian luar.
2.      Pulveres
Merupakan serbuk yang di bagi bobot yang kurang lebih sama,di bungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.contohnya adalah puyer
3.      Tablet ( compressi )
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipihatau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
a.      Tablet kempa
Paling banyak di gunakan,ukuran dapat bervariasi,bentuk serta penandaannya tergantung desain cetakan.
b.      Tablet cetak
Di buat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan.
c.       Tablet trikurat
Tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris.sudah jarang di temukan.
d.     Tablet hipodermik
Di buat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air.
e.      Tablet sublingual
Di kehendaki efek cepat.digunakan dengan meletakkan tablet di bawah lidah.
f.        Tablet bukal
Digunakan dengan meletakkan diantara pipi dan gusi.
g.      Tablet Effervescent
Tablet larut dalam air.harus di kemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab.pada etiket tertulis “ tidak untuk langsung di telan “.
h.      Tablet kunyah
Cara penggunaannya di kunyahmeninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut,mudah di telan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.
4.      Pil (pilulae )
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan di maksudkan untuk pemakaian oral.saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul.masih banyak di temukan pada seduhan jamu.
5.      Kapsul ( capsule )
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
6.      Kaplet ( kapsul tablet )
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak,bentuknya oval seperti kapsul.
7.      Larutan ( solutiones )
Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut,biasanya dilarutkan dalam air.cara penggunaannya yaitu larutan Oral( diminum ) dan larutan topikal.
8.      Suspensi ( suspensiones )
Merupakan sediaan cair mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair.macam suspensi antara lain : suspensi oral (juga termsuk susu/magma ),suspensi topikal ( penggunaan pada kulit),suspensi tetes telinga (telinga bagian luar ),suspensi opltamik.suspensi sirup kering.
9.      Emulsi (emulsiones)
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi,fase cairanyang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya,umumnya di stabilkan oleh zat pengemulsi.
10.  Galenik
Merupakan sediaan yang di buat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang di sari.
11.  Ekstrak ( extarctum )
Merupakan sediaan yang pekat yang di peroleh dengan mengekstaksi zat dari simplisisa nabati atau hewani menggunakan zat pelarut yang sesuai.
12.  Infus
Merupakan sediaan cair yang di buat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air  pada suhu 900c selama 15 menit.
13.  Imunoserum ( immunosera )
Merupakan sediaan yang mengandung imunoglobin khas yang di peroleh dari serum hewan dengan pemurnian.berkhasiat menetralkan toksin kuman ( bisa ular ) dan mengikut kuman/virus/antigen.
14.  Salep ( unguenta )
merupakan sediaan setsngah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir.
15.  Suppositoria
Merupakan sediaan padat dalam berbagai otot dan bentuk,yang di berikan melalui rektal,vagina atau uretra.
16.  Obat tetes ( guttae )
Merupakan sediaan cair berupa larutan ,emulsi,atau suspensi,dimaksudkan obat dalam luar dan obat dalam
17.  Injeksi ( injectiones )
Merupakan sediaan steril berupa larutan,emulsi,atau suspensi atau serbuk yang harus di larutkan atau disuspensikan terlebih dahulusebelum di gunakan.tujuannya agar kerja obat cepat serta dapat di berikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.
C.    TUJUAN PEMBERIAN OBAT
Berdasarkan aspek medis,penggunaan obat-obatan untuk tujuan terapi haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut
1.      Atas dasar indikasi pemakaian yang tepat
2.      Tepat dan dosis
3.      Tepat dalam waktu pemberian
4.      Lama jangka waktu pemberian obat tergantung tujuan pemberian obat
5.      Tidak ada kontra indikasi atau hipersensitif.
a.      Pasien dapat menerima dan menyenangkan bagi pasien
b.      Aman bagi pasien
c.       Memulihkan kembali kesehatan pasien
d.     Mengobati dan menyembuhkan penyakit pasien
D.    HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PEMBERIAN OBAT
1.      Benar pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitasi tempat tidur pasien, gelang identitas ) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya, jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.
2.      Benar obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing ( baru kita dengar namanya ) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apotekernya untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepda pasien, label pada botol atau kemasanya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan kebagian farmasi
Jika pasien meragukan obatnya,perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan kerjanya.
3.      Benar dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.
4.      benar cara atau rute
Obat dapat diberikan melalui rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, regtal, inhalasi
5.      Benar waktu
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektifitasnya tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberikan satu jam sebelum makan ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
E.     TEKHNIK-TEKHNIK PEMBERIAN OBAT
1.      pemberian obat per oral
Merupakan cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek therapy dari jenis obat.
2.      Pemberian obat via jaringan intrakutan
Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit dengan tujuan untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan dibawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral.
3.      Pemberian obat via jaringan subkutan
Merupakan cara pemberian obat melalui suntikan dibawah kulit yang dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada, dan daerah sekitar umbilicus (abdomen) pemberian obat melalui subkutan ini biasanya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian insulin terdapat dua tipe larutan: yaitu jernih dan keruh. Larutan jernh dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat (insulin regular) dan larutan yang keruh adanya penambahan protein sehingga memperlambat absorbs obat atau juga termasuk tipe lambat.
4.      Pemberian obat intravena langsung 
              Cara pemberian obat melalui vena secara langsung, diantaranya vena mediana cubiti /cephalika ( lengan ), vena saphenosus ( tungkai ) vena jugularis ( leher ), vena prontalis / temporalis (kepala), yang bertujuan agar reaksi cepat dan langsung pada pembuluh darah.
5.      Pemberian obat intravena tidak langsung (via wadah)
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan intravena yang bertujuan untuk meminimalkan efeksamping yang mempertahankan kadar terapiutik dalam darah.
F.      KOMPLIKASI DAN KESALAHAN DALAM PEMBERIAN OBAT
1.      KOMPLIKASI DALAM PEMBERIAN OBAT
a.      Toksisitas dermatologi
Reaksi pada kulit yang diinduksi oleh obat dapat berupa kelenjar kelainan tersendiri maupun bagian dari gangguan sistemik serius yang melibatkan organ ginjal,hati,paru-paru,maupun hematologik.beberapa contoh obat yang menyebabkan reaksi alergi di kulit adalaah penisilin,sulfonamid,diuretik,antikonvunsal.
b.      Otot oksisitas
Kelainan ini berhubungan dengan gangguan auditorik atau fungsi vestibuler yang terkadang bersifat tireversibel,kelainan yang di temukan dapat berupa gangguan keseimbangan.timitus,bahkan sampe tuli permanen.contoh : obat yang menyebabkan kelainan ini adalah antibiotik gol aminoglikosida, Antimalaria.
c.       Toksisitas okuler
Berbagai obat sistematik maupun topikaldapat menyebabkan berbagai komplikasi pada mata.kelainan yang banyak di jumpai berupa pandangan buram (blurred vision ),buta warna,skotomata,degenerasi retina,serta keleinan pada kornea,skelera,lensa,saraf optik,serta otot okuler.
d.     Nefrotoksitas
Banyak obat yang dapat menyebabkan disfungsi ginjal,misalnya NSAID,venisilin,gol sepalosporin,gol aminoglosida,ampoterisin B vankomisin,cisplastin,cyclosporine dan beberapa radio kontarst.
e.      Toksisitas hemopoietik
Sistem hemopoietik sering menjadi sasaran tosisitas berbagai obat berupa penekanan fungsi elemen darah dan susunan tulang. Beberapa obat berhubungan dengan reaksi idosinkrasi. Kelainan yang banyak dijumpai berupa anemia aplastik, trombositopenia, gangguan koagulasi serta agranulositosis.
f.        Kardiotoksisitas
Mekanisme terjadinya kardiotoksisitas belum sepenuhnya diketahui. Terdapat teori yang menyatakan mengenai hubungan dengan overload kalsium pada myosit, pembentukan radikal bebas, serta kardiotoksisitas akibat metabolit gugus C-13 hidroksil dari doxorubicin. Toksisitas akut dapat dinilai dari perubahan gambaran EKG berupa abnormalitas gelombang ST-T nonspesifik, pemanjangan kompleks QRS, voltage rendah, disritmia, miokarditis, dan disfungsi otot jantung transiet. Toksisitas berhubungan dengan dosis kumulatif obat yang seringkali menyebabkan kardiomiopati kongestif fatal.
g.      Toksisitas pulmoner
Reaksi efek samping pulmoner harus selalu menjadi pertimbangan diagnostik apabila penyebab penyakit respiratorik tidak dapat dibuktikan dengan jelas. Reaksi pulmoner yang sering dijumpai dapat berupa asma serta pembentukan infiltrat. Kelainan klinis yang ditemukan berupa pneumonitis fibrosis, bronkiolitis obliterans, hifersensitifitas paru, serta edema pulmoner nonkardiogenik.
2.      KESALAHAN DALAM PEMBERIAN OBAT
Kesalahan pengobatan adalah suatu kejadian yang dapat membuat klien menerima obat yang salah atau tidak mendapat terapi obat yang tepat ( edgar,lee,cousin,1994 ).
Kesalahan pengobatan dapat dilakukan oleh setiap individu yang terlibat dalam pembuatan resep,transkripsi,persiapan,penyaluran,dan pemberian obat.
Berikut ini istilah akibat kesalahan pemberian obat :
Abuse dalam bahasa inggris diartikan sebagai pemakaian yang tidak semestinya.sehingga penyalahgunaan obat dalam bahasa inggris disebut sebagai drug abuse.
Drug abuse ada 2 macam,yaitu :
a.      Misuse,yaitu mempergunakan obat yang tidak sesuai dengan fungsinya.
b.      Overuse,yaitu penggunaan obat yang tidak sesuai dengan aturan atau berlebihan.
3.      HAL-HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYALAHGUNAAN OBAT:
a.      Drug addiction ( kecanduan/ketangguhan obat )
b.      Drug habitutation ( kebiasaan terhadap obat )
c.       Drug dependence ( ketergantungan obat ).

0 komentar:

Posting Komentar