A. PENGERTIAN
Obat adalah semua zat baik dari alam ( hawan maupun tumbuhan ) atau kimiawi
yang dalam takaran ( dosis ) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan
,meringankan,Atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanya.
Obat merupakan sebuah subtansi yang di berikan kepada manusia atau binatang
sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan
yang terjadi di dalam tubuh.
Obat juga di artikan sebagai salah satu alat untuk terapi yang di gunakan
dokter untuk mengobati klien yang memiliki masalah kesehatan.walaupun obat
menguntungkan klien dalam banyak hal,beberapa obat dapat menimbulkan efek
samping yang serius dan berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila
tidak tepat diberikan.
B. JENIS-JENIS PEMBERIAN OBAT
1. Pulvis ( serbuk )
merupakan
campuran kering bahan obat atau zat kimia yang di haluskan,di tujukan untuk
pemakaian luar.
2.
Pulveres
Merupakan
serbuk yang di bagi bobot yang kurang lebih sama,di bungkus menggunakan bahan
pengemas yang cocok untuk sekali minum.contohnya adalah puyer
3.
Tablet
( compressi )
Merupakan
sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipihatau
sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau
lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
a.
Tablet kempa
Paling
banyak di gunakan,ukuran dapat bervariasi,bentuk serta penandaannya tergantung
desain cetakan.
b.
Tablet cetak
Di buat
dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan.
c.
Tablet trikurat
Tablet
kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris.sudah jarang di temukan.
d.
Tablet hipodermik
Di buat
dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air.
e.
Tablet sublingual
Di
kehendaki efek cepat.digunakan dengan meletakkan tablet di bawah lidah.
f.
Tablet bukal
Digunakan
dengan meletakkan diantara pipi dan gusi.
g.
Tablet Effervescent
Tablet
larut dalam air.harus di kemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan
lembab.pada etiket tertulis “ tidak untuk langsung di telan “.
h.
Tablet kunyah
Cara
penggunaannya di kunyahmeninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut,mudah di
telan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.
4.
Pil
(pilulae )
Merupakan
bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan di maksudkan
untuk pemakaian oral.saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan
kapsul.masih banyak di temukan pada seduhan jamu.
5.
Kapsul
( capsule )
Merupakan
sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat
larut.
6.
Kaplet
( kapsul tablet )
Merupakan
sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak,bentuknya oval seperti kapsul.
7.
Larutan
( solutiones )
Merupakan
sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat
larut,biasanya dilarutkan dalam air.cara penggunaannya yaitu larutan Oral(
diminum ) dan larutan topikal.
8.
Suspensi
( suspensiones )
Merupakan
sediaan cair mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase
cair.macam suspensi antara lain : suspensi oral (juga termsuk susu/magma
),suspensi topikal ( penggunaan pada kulit),suspensi tetes telinga (telinga
bagian luar ),suspensi opltamik.suspensi sirup kering.
9.
Emulsi
(emulsiones)
Merupakan
sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi,fase cairanyang
satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya,umumnya di
stabilkan oleh zat pengemulsi.
10.
Galenik
Merupakan
sediaan yang di buat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang
di sari.
11.
Ekstrak
( extarctum )
Merupakan
sediaan yang pekat yang di peroleh dengan mengekstaksi zat dari simplisisa
nabati atau hewani menggunakan zat pelarut yang sesuai.
12.
Infus
Merupakan
sediaan cair yang di buat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan
air pada suhu 900c selama 15 menit.
13.
Imunoserum
( immunosera )
Merupakan
sediaan yang mengandung imunoglobin khas yang di peroleh dari serum hewan
dengan pemurnian.berkhasiat menetralkan toksin kuman ( bisa ular ) dan mengikut
kuman/virus/antigen.
14.
Salep (
unguenta )
merupakan
sediaan setsngah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau
selaput lendir.
15.
Suppositoria
Merupakan
sediaan padat dalam berbagai otot dan bentuk,yang di berikan melalui
rektal,vagina atau uretra.
16.
Obat
tetes ( guttae )
Merupakan
sediaan cair berupa larutan ,emulsi,atau suspensi,dimaksudkan obat dalam luar
dan obat dalam
17.
Injeksi
( injectiones )
Merupakan
sediaan steril berupa larutan,emulsi,atau suspensi atau serbuk yang harus di
larutkan atau disuspensikan terlebih dahulusebelum di gunakan.tujuannya agar
kerja obat cepat serta dapat di berikan pada pasien yang tidak dapat menerima
pengobatan melalui mulut.
C.
TUJUAN
PEMBERIAN OBAT
Berdasarkan
aspek medis,penggunaan obat-obatan untuk tujuan terapi haruslah memenuhi
kriteria sebagai berikut
1. Atas
dasar indikasi pemakaian yang tepat
2. Tepat
dan dosis
3. Tepat
dalam waktu pemberian
4. Lama jangka
waktu pemberian obat tergantung tujuan pemberian obat
5. Tidak
ada kontra indikasi atau hipersensitif.
a. Pasien
dapat menerima dan menyenangkan bagi pasien
b. Aman
bagi pasien
c. Memulihkan
kembali kesehatan pasien
d. Mengobati
dan menyembuhkan penyakit pasien
D.
HAL-HAL
YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PEMBERIAN OBAT
1.
Benar
pasien
Sebelum
obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitasi tempat tidur
pasien, gelang identitas ) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau
keluarganya, jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non
verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. jika pasien tidak sanggup
mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara
identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi
harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.
2. Benar obat
Obat
memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita
asing ( baru kita dengar namanya ) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu
hubungi apotekernya untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat.
Sebelum memberi obat kepda pasien, label pada botol atau kemasanya harus diperiksa
tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak
obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat
dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh
dipakai dan harus dikembalikan kebagian farmasi
Jika
pasien meragukan obatnya,perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat
perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama
obat dan kerjanya.
3. Benar dosis
Sebelum
memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus
berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum
dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus
memeriksanya lagi ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis
yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.
4. benar
cara atau rute
Obat
dapat diberikan melalui rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian
rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan
sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat
diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, regtal, inhalasi
5. Benar
waktu
Ini
sangat penting, khususnya bagi obat yang efektifitasnya tergantung untuk mencapai
atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum
makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberikan satu jam sebelum
makan ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu
karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada
obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang
berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
E.
TEKHNIK-TEKHNIK
PEMBERIAN OBAT
1.
pemberian
obat per oral
Merupakan
cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi
rasa sakit sesuai dengan efek therapy dari jenis obat.
2. Pemberian obat via jaringan intrakutan
Merupakan
cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit dengan tujuan
untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan.
Pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan dibawah dermis atau
epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral.
3. Pemberian obat via jaringan subkutan
Merupakan
cara pemberian obat melalui suntikan dibawah kulit yang dapat dilakukan pada
daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar,
daerah dada, dan daerah sekitar umbilicus (abdomen) pemberian obat melalui
subkutan ini biasanya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan
untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian insulin terdapat dua tipe larutan:
yaitu jernih dan keruh. Larutan jernh dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi
cepat (insulin regular) dan larutan yang keruh adanya penambahan protein
sehingga memperlambat absorbs obat atau juga termasuk tipe lambat.
4. Pemberian obat intravena langsung
Cara pemberian obat melalui vena secara langsung, diantaranya vena
mediana cubiti /cephalika ( lengan ), vena saphenosus ( tungkai ) vena
jugularis ( leher ), vena prontalis / temporalis (kepala), yang bertujuan agar
reaksi cepat dan langsung pada pembuluh darah.
5. Pemberian obat intravena tidak langsung (via wadah)
Merupakan
cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah
cairan intravena yang bertujuan untuk meminimalkan efeksamping yang
mempertahankan kadar terapiutik dalam darah.
F. KOMPLIKASI DAN KESALAHAN DALAM PEMBERIAN OBAT
1. KOMPLIKASI DALAM PEMBERIAN OBAT
a.
Toksisitas dermatologi
Reaksi
pada kulit yang diinduksi oleh obat dapat berupa kelenjar kelainan tersendiri
maupun bagian dari gangguan sistemik serius yang melibatkan organ
ginjal,hati,paru-paru,maupun hematologik.beberapa contoh obat yang menyebabkan
reaksi alergi di kulit adalaah penisilin,sulfonamid,diuretik,antikonvunsal.
b.
Otot oksisitas
Kelainan
ini berhubungan dengan gangguan auditorik atau fungsi vestibuler yang terkadang
bersifat tireversibel,kelainan yang di temukan dapat berupa gangguan
keseimbangan.timitus,bahkan sampe tuli permanen.contoh : obat yang menyebabkan
kelainan ini adalah antibiotik gol aminoglikosida, Antimalaria.
c.
Toksisitas okuler
Berbagai
obat sistematik maupun topikaldapat menyebabkan berbagai komplikasi pada
mata.kelainan yang banyak di jumpai berupa pandangan buram (blurred vision
),buta warna,skotomata,degenerasi retina,serta keleinan pada
kornea,skelera,lensa,saraf optik,serta otot okuler.
d.
Nefrotoksitas
Banyak
obat yang dapat menyebabkan disfungsi ginjal,misalnya NSAID,venisilin,gol
sepalosporin,gol aminoglosida,ampoterisin B vankomisin,cisplastin,cyclosporine
dan beberapa radio kontarst.
e.
Toksisitas hemopoietik
Sistem
hemopoietik sering menjadi sasaran tosisitas berbagai obat berupa penekanan
fungsi elemen darah dan susunan tulang. Beberapa obat berhubungan dengan reaksi
idosinkrasi. Kelainan yang banyak dijumpai berupa anemia aplastik,
trombositopenia, gangguan koagulasi serta agranulositosis.
f.
Kardiotoksisitas
Mekanisme
terjadinya kardiotoksisitas belum sepenuhnya diketahui. Terdapat teori yang
menyatakan mengenai hubungan dengan overload kalsium pada myosit, pembentukan
radikal bebas, serta kardiotoksisitas akibat metabolit gugus C-13 hidroksil
dari doxorubicin. Toksisitas akut dapat dinilai dari perubahan gambaran EKG
berupa abnormalitas gelombang ST-T nonspesifik, pemanjangan kompleks QRS,
voltage rendah, disritmia, miokarditis, dan disfungsi otot jantung transiet.
Toksisitas berhubungan dengan dosis kumulatif obat yang seringkali menyebabkan
kardiomiopati kongestif fatal.
g.
Toksisitas pulmoner
Reaksi
efek samping pulmoner harus selalu menjadi pertimbangan diagnostik apabila
penyebab penyakit respiratorik tidak dapat dibuktikan dengan jelas. Reaksi
pulmoner yang sering dijumpai dapat berupa asma serta pembentukan infiltrat.
Kelainan klinis yang ditemukan berupa pneumonitis fibrosis, bronkiolitis
obliterans, hifersensitifitas paru, serta edema pulmoner nonkardiogenik.
2.
KESALAHAN
DALAM PEMBERIAN OBAT
Kesalahan pengobatan adalah suatu kejadian yang dapat membuat klien
menerima obat yang salah atau tidak mendapat terapi obat yang tepat (
edgar,lee,cousin,1994 ).
Kesalahan pengobatan dapat dilakukan oleh setiap individu yang terlibat
dalam pembuatan resep,transkripsi,persiapan,penyaluran,dan pemberian obat.
Berikut
ini istilah akibat kesalahan pemberian obat :
Abuse dalam bahasa inggris diartikan sebagai pemakaian yang
tidak semestinya.sehingga penyalahgunaan obat dalam bahasa inggris disebut
sebagai drug abuse.
Drug
abuse ada 2 macam,yaitu :
a. Misuse,yaitu mempergunakan obat yang tidak sesuai dengan
fungsinya.
b. Overuse,yaitu penggunaan obat yang tidak sesuai dengan aturan
atau berlebihan.
3.
HAL-HAL
YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYALAHGUNAAN OBAT:
a. Drug
addiction ( kecanduan/ketangguhan obat )
b. Drug
habitutation ( kebiasaan terhadap obat )
c. Drug
dependence ( ketergantungan obat ).
0 komentar:
Posting Komentar