Sabtu, 05 Mei 2012

Etika Dan Hukum Keperawatan


A.    Pengertian Etika Moral
Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang mengatur bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang melibatkan aturan dan prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu baik dan buruk atau kewajiban dan tanggung jawab. Moral, istilah ini berasal dari bahasa latin yang berarti adapt dan kebiasaan. Pengertian moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan ”standar perilaku” dan ”nilai” yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat tempat ia tinggal. Etiket atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi kebiasaan di dalam suatu masyarakat, baik merupakan kata-kata maupun bentuk perbuatan yang nyata. Ketiga istilah di atas, etika, moral, dan etiket sulit dibedakan, hanya dapat dilihat bahwa etika lebih dititikberatkan pada aturan, prinsip yang melandasi perilaku yang mendasar dan mendekati aturan, hukum, dan undang-undang yang membedakan benar atau salah secara moralitas.

B.     Metode Pendekatan Pembahasan Masalah Etika
Sebelum membahasa masalah etika, perawat penting memahami metode pendekatan yang digunakan dalam diskusi masalah etika. Dari Ladd J, 1978, dikutip oleh Frell (McCloskey, 1990), menyatakan ada empat metode utama, yaitu otoritas, consenum hominum, pendekatan intuisi atau self-evidence, dan metode argumentasi.
1.      Metode Otoritas
Metode ini menyatakan bahwa dasar setiap tindakan atau keputusan adalah otoritas. Otoritas dapat berasal dari manusia atau kepercayaan supernatural, kelompok manusia, atau suatu institusi, seperti majelis ulama, dewan gereja, atau pemerintah. Penggunaan metode ini terbatas hanya pada penganut yang percaya.
2.      Metode Consensum Hominum
Metode ini menggunakan pendekatan berdasarkan persetujuan masyarakat luas atau sekelompok manusia yang terlibat dalam pengkajian suatu masalah. Segala sesuatu yang diyakini bijak dan secara etika dapat diterima, dimasukkan dalam keyakinan.
3.      Metode Pendekatan Intuisi atau Self-Evidence
Metode ini dinyatakan oleh para ahli filsafat berdasarkan pada apa yang mereka kenal sebagai konsep teknik intuisi. Metode ini terbatas hanya pada orang-orang yang mempunyai intuisi tajam.
4.      Metode Argumentasi atau Metode Sokratik
Metode ini menggunakan pendekatan dengan mengajukan pertanyaan atau mencari jawaban dengan alasan yang tepat. Metode ini digunakan untuk memahami fenomena etika.

Lima masalah dasar etika keperawatan :
1.      Kuantitas versus kualitas hidup
2.      Kebebasan versus penanganan dan pencegahan bahaya
3.      Berkata secara jujur versus berkata bohong
4.      Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah, agama, politik, ekonomi dan ideologi
5.      Terapi ilmiah konvensional versus terapi tidak ilmiah dan coba-coba.

C. Masalah Etika dalam Praktik Keperawatan
Berbagai masalah etis yang dihadapi perawat dalam praktik keperawatan telah menimbulkan konflik antara kebutuhan klien dengan harapan perawat dan falsafah keperawatan. Masalah etika keperawatan pada dasarnya merupakn masalah etika kesehatan, dalam kaitan ini dikenal istilah etika biomedis atau bioetis. Istilah bioetis mengandung arti ilmu yang mempelajari masalah yang timbul akibat kemajuan ilmu pengetahuan, terutama dibidang biologi dan kedokteran.
Untuk memecahkan berbagai masalah bioetis, telah dibentuk suatu organisasi internasional. Para ahli telah mengidentifikasikan masalah bioetis yang dihadapi oleh para tenaga kesehatan, termasuk juga perawat. Masalah etis yang akan dibahas secara singkat di sini adalah berkata jujur, AIDS, abortus : menghentikan pengobatan, cairan dan makanan ; eutanasia,transplantasi organ, inseminasi artifisial, dan beberapa masalah etis yang langsung berkaitan dengan praktik keperawatan.

D. Masalah Etika yang Berkaitan Langsung dengan Praktik Keperawatan
Pada bagian ini masalah etika keperawatan lebih khusus yang dapat ditemui dalam praktik keperawatan, sesuai dengan yang diuraikan oleh Elis, Hartley (1980), yang meliputi self-evaluation (evaluasi diri), evaluasi kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan dan barang, merekomendasikan klien pada dokter, menghadapi asuhan keperawatan yang buruk, serta masalah peran merawat dan mengobati (Sciortino, 1991).

E. Masalah Perawat dan Sejawat
Seorang perawat dalam menghadapi masalah dengan sejawatnya, mungkin tahu atau mungkin tidak tahu tentang tindakan yang diambil.
Sebagai anggota profesi keperawatan, perawat harus dapat bekerja sama dengan teman sesama perawat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terhadap klien. Dalam menjalankan tugasnya, perawata harus dapat membina hubungan baik dengan sesama perawat yang ada di lingkungan di tempat kerjanya. Dalam membina hubungan tersebut, sesama perawat harus mempunyai rasa saling menghargai serta tenggang rasa yang tinggi agar tidak terjadi sikap saling curiga dan benci.

F. Kode Etik Keperawatan
Kode etik adalah salah satu ciri /persyaratan profesi, yang memberikan arti penting dalam penentuan, mempertahankan dan meningkatkan standard profesi. Kode etik menunjukkan bahwa tanggungjawab dan kepercayaan pada masyarakat telah diterima oleh profesi(Kellv, 1987). Apabila soerang anggota melanggar kode etik profesi, organisasi profesi dapat memberikan sanksi atau mengeluarkan anggota tersebut. Adapun secara umum tujuan kode etik keperawatan(Kozier, Erb, 1990) adalah:
1.      sebagai aturan dasar terhadap aturan terhadap hubungan antara perawat, klien, tenaga kesehatan, masyarakat, dan profesi
2.      sebagai standard untuk mengeluarkan perawat yang tidak menaati peraturan dab untuk melindungi perawat yang menjadi pihak tertuduh secara tidak adil.
3.      sebagai dasar pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan dan untuk mengorientasakan lulusan baru pendidikan perawat dalam memasuki jajaran praktik keperawatan profesional.
4.      membantu masyarakat dalam memahami prilaku keperawatan profesional.

0 komentar:

Posting Komentar