A. Pengertian Etika Moral
Etika
adalah ilmu tentang kesusilaan yang mengatur bagaimana sepatutnya
manusia hidup di dalam masyarakat yang melibatkan aturan dan prinsip
yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu baik dan buruk atau
kewajiban dan tanggung jawab. Moral,
istilah ini berasal dari bahasa latin yang berarti adapt dan
kebiasaan. Pengertian moral adalah perilaku yang diharapkan oleh
masyarakat yang merupakan ”standar perilaku” dan ”nilai” yang harus
diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat tempat ia
tinggal. Etiket atau adat
merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi
kebiasaan di dalam suatu masyarakat, baik merupakan kata-kata maupun
bentuk perbuatan yang nyata. Ketiga istilah di atas, etika, moral, dan
etiket sulit dibedakan, hanya dapat dilihat bahwa etika lebih
dititikberatkan pada aturan, prinsip yang melandasi perilaku yang
mendasar dan mendekati aturan, hukum, dan undang-undang yang membedakan
benar atau salah secara moralitas.
B. Metode Pendekatan Pembahasan Masalah Etika
Sebelum
membahasa masalah etika, perawat penting memahami metode pendekatan
yang digunakan dalam diskusi masalah etika. Dari Ladd J, 1978, dikutip
oleh Frell (McCloskey, 1990), menyatakan ada empat metode utama, yaitu otoritas, consenum hominum, pendekatan intuisi atau self-evidence, dan metode argumentasi.
1. Metode Otoritas
Metode
ini menyatakan bahwa dasar setiap tindakan atau keputusan adalah
otoritas. Otoritas dapat berasal dari manusia atau kepercayaan
supernatural, kelompok manusia, atau suatu institusi, seperti majelis
ulama, dewan gereja, atau pemerintah. Penggunaan metode ini terbatas
hanya pada penganut yang percaya.
2. Metode Consensum Hominum
Metode
ini menggunakan pendekatan berdasarkan persetujuan masyarakat luas
atau sekelompok manusia yang terlibat dalam pengkajian suatu masalah.
Segala sesuatu yang diyakini bijak dan secara etika dapat diterima,
dimasukkan dalam keyakinan.
3. Metode Pendekatan Intuisi atau Self-Evidence
Metode
ini dinyatakan oleh para ahli filsafat berdasarkan pada apa yang
mereka kenal sebagai konsep teknik intuisi. Metode ini terbatas hanya
pada orang-orang yang mempunyai intuisi tajam.
4. Metode Argumentasi atau Metode Sokratik
Metode
ini menggunakan pendekatan dengan mengajukan pertanyaan atau mencari
jawaban dengan alasan yang tepat. Metode ini digunakan untuk memahami
fenomena etika.
Lima masalah dasar etika keperawatan :
1. Kuantitas versus kualitas hidup
2. Kebebasan versus penanganan dan pencegahan bahaya
3. Berkata secara jujur versus berkata bohong
4. Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah, agama, politik, ekonomi dan ideologi
5. Terapi ilmiah konvensional versus terapi tidak ilmiah dan coba-coba.
C. Masalah Etika dalam Praktik Keperawatan
Berbagai
masalah etis yang dihadapi perawat dalam praktik keperawatan telah
menimbulkan konflik antara kebutuhan klien dengan harapan perawat dan
falsafah keperawatan. Masalah etika keperawatan pada dasarnya merupakn
masalah etika kesehatan, dalam kaitan ini dikenal istilah etika biomedis
atau bioetis. Istilah bioetis mengandung arti ilmu yang mempelajari
masalah yang timbul akibat kemajuan ilmu pengetahuan, terutama dibidang
biologi dan kedokteran.
Untuk
memecahkan berbagai masalah bioetis, telah dibentuk suatu organisasi
internasional. Para ahli telah mengidentifikasikan masalah bioetis yang
dihadapi oleh para tenaga kesehatan, termasuk juga perawat. Masalah
etis yang akan dibahas secara singkat di sini adalah berkata jujur,
AIDS, abortus : menghentikan pengobatan, cairan dan makanan ;
eutanasia,transplantasi organ, inseminasi artifisial, dan beberapa
masalah etis yang langsung berkaitan dengan praktik keperawatan.
D. Masalah Etika yang Berkaitan Langsung dengan Praktik Keperawatan
Pada
bagian ini masalah etika keperawatan lebih khusus yang dapat ditemui
dalam praktik keperawatan, sesuai dengan yang diuraikan oleh Elis,
Hartley (1980), yang meliputi self-evaluation (evaluasi diri), evaluasi
kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan dan barang,
merekomendasikan klien pada dokter, menghadapi asuhan keperawatan yang
buruk, serta masalah peran merawat dan mengobati (Sciortino, 1991).
E. Masalah Perawat dan Sejawat
Seorang perawat dalam menghadapi masalah dengan sejawatnya, mungkin tahu atau mungkin tidak tahu tentang tindakan yang diambil.
Sebagai
anggota profesi keperawatan, perawat harus dapat bekerja sama dengan
teman sesama perawat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan terhadap klien. Dalam menjalankan tugasnya, perawata harus
dapat membina hubungan baik dengan sesama perawat yang ada di lingkungan
di tempat kerjanya. Dalam membina hubungan tersebut, sesama perawat
harus mempunyai rasa saling menghargai serta tenggang rasa yang tinggi
agar tidak terjadi sikap saling curiga dan benci.
F. Kode Etik Keperawatan
Kode
etik adalah salah satu ciri /persyaratan profesi, yang memberikan arti
penting dalam penentuan, mempertahankan dan meningkatkan standard
profesi. Kode etik menunjukkan bahwa tanggungjawab dan kepercayaan pada
masyarakat telah diterima oleh profesi(Kellv, 1987). Apabila soerang
anggota melanggar kode etik profesi, organisasi profesi dapat memberikan
sanksi atau mengeluarkan anggota tersebut. Adapun secara umum tujuan
kode etik keperawatan(Kozier, Erb, 1990) adalah:
1. sebagai aturan dasar terhadap aturan terhadap hubungan antara perawat, klien, tenaga kesehatan, masyarakat, dan profesi
2. sebagai
standard untuk mengeluarkan perawat yang tidak menaati peraturan dab
untuk melindungi perawat yang menjadi pihak tertuduh secara tidak adil.
3. sebagai
dasar pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan dan untuk
mengorientasakan lulusan baru pendidikan perawat dalam memasuki jajaran
praktik keperawatan profesional.
4. membantu masyarakat dalam memahami prilaku keperawatan profesional.
0 komentar:
Posting Komentar