A.
PENGERTIAN
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang di buat oleh sebuah elektrokardiograf,
yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Namanya
terdiri atas sejumlah bagian yang berbeda : elektro, karena berkaitan
dengan elektronika, kardio , kata yunani untuk jantung, gram,
sebuah kata
yunani yang berarti “menulis” ( http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram).
Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman
aktivitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan
konduktif khusus jantung. Jantung normal akan memiliki impuls yang muncul dari
simpul SA kemudian di hantar ke simpul AV dan serabut purkinje. Perjalanan
impuls inilah yang akan direkam oleh EKG sebagai alat untuk menganalisa
kelistrikan jantung.
Dalam EKG perlu diketahui tentang sisitem konduksi (listrik jantung), yang
terdiri dari :
1.
SA Node (sino-atrial Node)
Terletak di
batas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel dalam SA Node ini
bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan listrik)
dengan frekuensi 60-100 kali per menit, kemudian menjalar ke atrium, sehingga
menyebabkan seluruh atrium terangsang.
2.
AV Node (Atrio- Ventrikular node)
Terletak di
septum internodal bagian sebelah kanan, di atas katup trikuspid. Sel-sel dalam
AV Node dapat juga mengeluarkan impuls dengan frekuensi lebih redah dan pada SA
Node yaitu : 40-60 kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls lebih
rendah, maka di kuasai oleh SA N ode yang mempunyai impuls lebih tinngi. Bila
SA Node rusak, maka impuls akan di keluarkan oleh AV Node.
3.
Berkas His
Terletak di
septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
a. Cabang
berkas kiri ( Left Bundle Branch )
b. Cabang
berkas kanan ( Right Bundle Branch )
Setelah
melewati kedua cabang ini, impuls akan di teruskan lagi ke cabang-cabang yang
lebih kecil yaitu serabut purkinje.
4.
Serabut purkinje
Serabut
purkinje ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel
ventrikel impuls di alirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan
dirangsang. Di ventrikel juga akan tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang
secara otomatis mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20-40 kali permenit.
B.
TUJUAN DAN INDIKASI
1.
Tujuan
Beberapa
tujuan dari penggunaan EKG adalah :
a. Untuk
mengetahui adnya kelinan- kelainan irama jantung/ disritmia
b. Kelinan-
kelinan otot jantung
c. Pengaruh/efek
obat-obat jantung
d. Gangguan-gangguan
elektrolit
e. Perikarditis
f.
Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium
dan ventrikel
g. Menilai
fungsi pacu jantung.
2.
Indikasi
dari Penggunaan EKG
Elektrokardiogram
tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun, EKG dapat
memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas.
Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi
menghasilakn informasi diagnostik yang penting. Adapun indikasi EKG adalah :
a. Merupakan
standar emas untuk diagnosis aritmia jantung
b. EKG
memendu tingkatan terapi dan resiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot
jantung akut.
c. EKG
membantu menemukan gangguan lektrolit (mis, hiperkalemia dan hipokalemia)
d. EKG
memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi ( mis: blok cabang berkas kanan dan
kiri )
e. EKG di
gunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selam uji stress
jantung
f.
EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan
jantung (mis : emboli paru atau hipotermia ).
C.
MACAM DAN MAKNA GELOMBANG EKG
1.
Bentuk gelombang
Dalam
satu gelombang EKG ada yang disebut titik, interval dan segmen. Titik terdiri
dari P,Q,R,S,T,dan U ( kadang sebagian referensi tidak menampilkan titik U )
sedangkan interval terdiri dari PR interval, QRS interval QT interval dan
segmen terdiri dari PR segemen, dan ST segmen. Elektrokardiogram terdiri atas
sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS dan sebuah gelombang T. Seringkali
kompleks QRS itu terdiri atas 3 gelombang yang terpisah, yakni gelombang Q,
gelombang R, dan gelombang S, namun jarang ditemukan, sinyal EKG terdiri atas :
a. Gelombang
P, terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini relatif kecil karena
otot atrium yang relatif tipis.
Bentuk gelombang P dapat diperoleh dengan memproyeksikan vektor P pada
garis-garis sandapan.
Pada bidang Frontal
b. Gelombang
QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang tebal sehingga gelombang QRS
cukup tinggi. Gelombang Q merupakan depleksi pertama ke bawah. Selanjutnya
depleksi ke atas adalah gelombang R. Depleksi ke bawah setelah gelombang R di
sebut gelombang S.
c. Gelombang
T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik istirahat (
repolarisasi ).
2.
Pembentukan gelombang
Ketika
impuls dari nodus SA menjalar kedua atrium, terjadi depolarisasi dan
repolarisasi di atrium dan semua sadapan merekamnya sebagai gelombang P deleksi
positif, terkecuali aVR yang menjauhi arah aVR sehingga defleksinys negatif.
Setelah dari atrium, listrik menjalar ke nodus AV, berkas His, LBB dan RBB,
serat serabut purkinje. Selanjutnya, terjadi depolarisasi di kedua ventrikel
dan terbentuk gelombang QRS defleksi positif, kecuali aVR. Setelah terjadi
depolarisasi di kedua ventrikel, ventrikel kemudian mengalami repolarisasi.
Repolarisasi dikedua ventrikel menghasilkan gelombang T defleksi positif
disemua sadapa, kecuali di aVR. ( F. Sangadji ).
Elektrokardiogram
normal terdiri dari sebuah gelombang P, sebuah “ kompleks QRS “, dan sebuah
gelombang T, kompleks QRS sebenarnya tiga gelombang tersendiri, gelombang Q,
gelombang R, gelombang S, ke semuanya di sebabkan oleh lewatnya impuls jantung
melalui ventrikel ini. Dalam eletrokardiogaram yang normal, gelombang Q dan S
sering sangat menonjol dar pada gelombang R dan kadang-kadang benar-benar
absen, tetapi walau bagaimanapun gelombang ini masih di kenal sebagai kompleks
QRS atau hanya gelombang QRS.
Gelombang
P disebabkan oleh arus listrik yang dibangkitkan sewaktu atrium mengalami
depolarisasi sebelum berkontraksi, dan kompleks QRS di sebaban oleh arus
listrik yang dibangkitkan ketika ventrikel mengalami depolarisasi sebelm
berkontraksi. Oleh karena itu, gelombang P dan kompnen komponen kompleks QRS
adalah gelombang depolarisasi. Gelombang T disebabkan oleh arus listrik yang
dibangkitkan sewaktu ventrikel kembali dari keadaan depolarisasi.
3.
Durasi atau interval gelombang
a.
Interval P-Q atau interval P-R
Lama
waktu antara permukaan gelombang P dan permukaan gelombang QRS adalah
interval waktua antara permulaan konraksi ventrikel. Periode ini di sebut
sebagai interval P-Q. Interval P-Q adalah kira-kira 0,16 detik.kadang-kadang
intervala ini juga di sebut sebagai interval P-R sebabkan gelombang Q sering
tidak ada.
b.
Interval Q-T
Kontraksi
ventrikel berlangsung hampir dari permulaan gelombang Q sampai akhir gelombang
T. Interval ini juga di sebut sebagai interval P-R sebab gelombang Q sering
tidak ada. Sinyal EKG ini memiliki siat-sifat khas yang lain yaitu: amplituda
rendah ( sekitar10 ɱV- 10 Mv ) dan frekuensi rendah ( sekitar 0,05- 100 Hz )
4.
Nilai-nilai EKG normal
a.
Gelombang P yaitu depolarisasi atrium.
o
Nilai – normal : lebar <>
o
Tinggi < 0,25 >
o
Bentuk + ( ) di lead I,II,Avf,v2-v6
o
– ( ) di lead aVR
o
+ atau – atau + bifasik ( ) di lead III, aVl,VI.
b.
Kopleks QRS yaitu depolarosasi dan ventrikel, diukur dari
permulaan gelombang QRS sampai akhir gelombang QRS lebar 0,04-0,10 detik
o
Gelombang Q yaitu defleksi pertama yang ke bawah (-)
lebar 0,03 detik, dalam < 1/3>
o
Gelombang R yaitu defleksi pertama yang ke atas (+)
Tinggi : tergantung lead
Pada lead I,II,aVF,V5 dan V6 gelombang R lebih tinggi ( besar )
Gelombang R kecil di V1 dan semakin tinggi ( besar ) di V2-V6
o
Gelombang S yaitu defleksi pertama setelah gelombang R
yang ke bawah ( -)
o
Gelombang S lebih besar pada VI-V3 dan semakin kecil di
V4-V6
c.
Gelombang T yaitu repolarisasi dan ventrikel
o
( + ) di lead I,II,Avf, V2-V6
o
(- ) DI LEAD aVR
o
) / bifasik di lead III, Avl, VI ( Dominan (+)/ positif )
o
U: biasanya tejadi setelah gelombang T (asal-usulnya
tidak diketahui) dan dalam keadaan normal tidak terlihat.
D.
SANDAPAN PADA EKG ( BIPOLAR UNIPOLAR )
Fungsi sadapan EKG adalah untuk menghasilkan sudut pandang yang jelas
terhadap jantung. Sadapan ini diibaratkan dengan banyaknya mata yang mengamati
jantung dari berbagai arah. Semakin banyak sudut pandang, semakin sempurna
pengamatan terhadap kerusakan-kerusakan bagian-bagian jantung.
1.
Sadapan bipolar
Sadapan
mipolar (I, II, III). Sadapan ini dinamakan bipolar karena merekam
perbedaan potensial dari dua electrode. Sadapan ini memandang jantung
secara arah vertical (ke atas-bawah, dan ke samping). Sadapan ini merekam dua
kutub listrik yang berbeda yaitu kutub positif dan kutub negative.
Masing-masing elektrode dipasang di kedua tangan dan kaki.
Sadapan-sadapan
bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari jantung melalui
empat kabel electrode yang diletakkan di kedua tangan dan kaki. Masing-masing
LA (left arm), LF (left foot), RF (right foot). Dari empat kabel electrode ini
akan dihasilkan beberapa sudut atau sadapan sebagai berikut:
a.
Sadapan I
Sadapan
I dihasilkan dari perbedaan potensial listrik antara RA yang dibuat bermuatan
negative dan LA yang dibuan bermuatan positif sehingga arah listrik jantung
bergerak ke sudut 0 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian,
bagian lateral jantung dapat dilihat oleh sadapan I.
b.
Sadapan II
Sadapan
II dihasilkan dari perbedaan RA yang di buat bermuatan negative dan LF yang
bermuatan positif sehingga arah listrik bergerak sebesar positif 60 derajat
(sudutnya kea rah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat
dilihat oleh sadapan II.
c.
Sadapan III
Sadapan
III dihaasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat bermuatan positif sehingga
listrik bergerak sebesar positif 120 derajat (sudutnya ke arah inferior).
Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh sadapan III.
2.
Sadapan
Unipolar
Sadapan
ini merekam satu kutub positif dan lainnya dibuat indifferen. Sadapan ini
terbagi menjadi sadapan unipolar ekstremitas dan unipolar prekordial.
a.
Unipolar
Ekstremitas
Sadapan
unipolar ekstremitas merekam besar potensial listrik pada eksimatis. Gabungan
electrode pada ekstremitas lain membentuk electrode indifferen (potensial 0).
Sadapan
ini di letakkan pada kedua lengan dan kaki dengan menggunakan kabel seperti
yang di gunakan pada sadapan bipolar.
Vektor
dari sadapan univolar akan menghasilkan sudut pandang terhadap jantung dalam arah
vertikal.
o Sadapan
aVL
Sadapan
aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang di buat bermuatan positif
dengan RA dan LF yang di buat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah
-30
derajat ( sudutnya ke arah lateral kiri ). Dengan demikian, bagian lateral
jantung dapat dilihat juga oleh sadapan aVL
o Sadapan
aVF
Sadapan
aVF di hasilkan dari perbedaan antar muatan LF yang di buat bermuatan positif
dengan RA dan LA di buat indeferent sehingga listrik bergerak ke arah positif
90 derajat ( tepat ke arah inferior ). Dengan demikian, bagian inferior jantung
selain sadapan II dan III oleh sadapan aVF
o Sadapan
aVR
Sadapan
aVR di hasilkan dari perbedaan antar muatan RA yang di buat bermuatan positif
dengan LA dan LF di buat indefferent sehingga listrik bergerak ke arah
berlawanan dengan arah listrik jantung – 150 derajat ( ke arah ekstrem ).
Dari sadapan bipolar dan unipolar ekstremitas, garis atau sudut pandang jantung
dapat diringkas seperti yang di gambarkan di atas. Akan tetapi, sadapan-sadapan
ini belum cukup sempurna untuk mengamati adanya kelainan di seluruh permukaan
jantung. Oleh karena itu, sudut pandang akan di lengkapi dengan unipolar
prekordial ( sadapan dada ).
b.
Univolar prekordial
Sadapan
univolar prekordial merekam besar potensial listrik dengan elektrode eksplorasi
di letakkan pada dinding dada. Elektrode indifferent ( potensial 0 ) di peroleh
dari penggabungan ketiga elektrode ekstremitas. Sadapan ini memandang jantung
secara horizontal ( jantung bagian anterior, septal, lateral, posterior, dan
ventrikel sebelah kanan ).
Penempatan
di lakukan berdasrkan pada urutan kabel-kabel yang terdapat pada mesin EKG yang
di mulai dari nomor C1-C6.
o
² V1 : ruang interkostal IV garis sternal kanan
o
² V2 : ruang interkostal IV garis sternal kiri
o
² V3 : ruang interkostal V2 dan V4
o
² V4 : ruang interkostal V garis midklavikula kiri
o
² V5 : sejajar V4 garis aksila depan
o
² V6 : sejajar V4 garis mid-aksila kiri.
E.
PROSEDUR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PEMASANGAN EKG DAN LETAK
SANDAPAN
1.
Persiapan
alat-alat EKG
a. Mesin
EKG yang dilengkapi dengan 3 kabel , sebagai berikut :
b. Satu
kabel untuk listrik (power)
c. Satu
kabel untuk bumi (ground)
d. Satu
kabel untuk pasien, yang terdiri dari 10 cabang dan diberi tanda dan warna.
e. Plat
elektrode yaitu
f.
4 buah electrode extremitas dan manset
g. 6 buah
electrode dada dengan balon penghisap.
h. Jelly
electrode / kapas alcohol
i.
Kertas EKG (telah siap pada alat EKG)
j.
Kertas tissue
2.
Persiapan
pasien
a. Pasien
diberitahu tentang tujuan perekaman EKG
b. Pakaian
pasien dibuka dan dibaringkan terlentang dalam keadaan tenang selama perekaman
3.
Cara
menempatkan electrode
Sebelum
pemasangan electrode, bersihkan kulit pasien di sekitar pemasangan manset, beri
jelly kemudian hubungkan kabel electrode dengan pasien.
a. Electrode
extremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri searah dengan
telapak tangan
b. Pada
extremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam
c. Posisi
pada pergelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah dipasang sampai
kebahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan. Kemudian
kabel-kabel dihubungkan:
Merah
kanan-(RA/ R) lengan
Kuning (LA / L)
Lengan kiri-
Hijau (LF / F)
Tungkai kiri-
(RF / N)
Tungkai kanan (sebagai ground)- hitam
Hasil pemasangan tersebut terjadilah 2 sandapan (lead)
1. Sandapan
bipolar ( sandapan standar ) dan ditandai dengan angka romawi I, II, III.
2. Sandapan
unipolar extrimitas (augmented axtremity leat) yang di tandai dengan symbol
aVR, aVL, aVF.
3. Pemasangan
elektroda dada (sandapan Unipolar Prekordial), inidi tandai dengan hurup V dan
disertai angka dibelakangnya yang menunjukan lokasi diatas prekordium, harus
dipasang pada :
V1 : sela iga
ke 4 garis sterna kanan
V2 :sela iga ke
4 pada garis sternal kiri
V3 : terlrtak
pada V2 dan V4
V4 : ruang sela
iga ke 5 pada mid klavikula kiri
Sadapan tambahan
V7 : garis aksila belakang sejajar dengan V4
V8 : garis skapula belakang sejajar dengan V4
V9 : batas kin dan kolumna vetebra sejajar dengan V4
V3R-V4R posisinya sama dengan V3-V4, tetapi pada sebelah
kanan. Jadi pada umumnya pada sebuah EKG di buat 12 sandapan ( lead ) yaitu :
I,II,III, Avr, Avl,Avf
V1,v2,v3,v4,v5,v6.
Sandapan yang lain di buat bila
perlu.
Lokasi permukaan otot jantung dapat di lihat pada EKG,
seperti :
a. Anterior
: V2,V3,V4
b. Septal
: Avr, V1,V2
c. Lateral
: I, aVL , V5,V6
d. Inferior
: II,III, aVF
Aksis terletak antara : - 30 sampai + 110 ( deviasi aksis
normal )
Lebih dari – 30 : LAD (deviasi aksi kiri)
Lebih dari + 110 : RAD ( deviadi aksis kanan)
Cara merekam EKG
1. Hidupkan
mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan.
2. Periksa
kembali standarisasi EKG antara lain
a. Kalibrasi
1 mv ( 10 mm)
b. Kecepatan
25 mm/detik
Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol run /
srart dan setelah kertas bergerak, tombol kali brasi di tekan 2-3 kali
berturut- turut dan periksa apakah 10 mm
3. Dengan
memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secara berturut –
turut yaitu sandapan (lead) I, II, III, aVR, aVL, aVF, V1, V2, V3, V4, V5, V6.
Setelah pencatatan , tutup kembali dengan kalibrasi seperti semula sebanyak 2-3
kali, setelah itu matikan mesin EKG
4. Rapikan
pasien dan alat-alat
a. Catat
di pinggir kiri atas kertas EKG
b. Nama
pesan
c. Umur
d. Tanggal
/jam
e. Dokter
yang merawat dan yang membuat perekaman pada kiri bawah
5. Dibawah
tiap lead, diberi tanda lead berapa, perhatian
Perhatian !
1. Sebelum
bekerja periksa dulu tegangan alat EKG.
2. Alat
selalu dalam posisi stop apabila tidak digunakan.
3. Perekaman
setiap sandapan (lead) dilakukan masing- masing 2-4 kompleks
4. Kalibrasi
dapat dipakai gambar terlalu besar, atau 2 mv bila gambar terlalu kecil
5. Hindari
gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti : jam tangan, tremor, bergerak,
batuk dan lain-lain
6. Dalam
perekaman EKG, perawat harus menghadap pasien.
0 komentar:
Posting Komentar