Minggu, 06 Mei 2012

Asuhan keperawatan Tetralogi Fallot


A.    PENGKAJIAN
Data yang umum ditemukan pada pasien dengan tetralogi fallot adalah:
1.      Cyanosis menyeluruh atau pada membran mukosa bibir, lidah, konjungtiva. Sianosis juga timbul pada saat menangis, makan, tegang, berendam dalam air à dapat perifer atau sentral.
2.      Dispnea biasanya menyertai aktifitas makan, menangis atau tegang/stress.
3.      Kelemahan, umum pada kaki.
4.      Pertumbuhan dan perkembangan tidak sesuai dengan usia.
5.      Digital clubbing
6.      Sakit kepala
7.      Epistaksis

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung.
2.      Intolerans aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh.
3.      Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan nutrisis jaringan tubuh, isolasi social.
4.      Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat.

C.    RENCANA INTERVENSI
1.      Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung.
Tujuan: penurunan cardiac output tidak terjadi.
Kriteria hasil: tanda vital dalam batas yang dapat diterima, bebas gejala gagal jantung, melaporkan penurunan episode dispnea, ikut serta dalam aktifitas yang mengurangi beban kerja jantung, urine output adekuat: 0,5 – 2 ml/kgBB.
Rencana intervensi dan rasional:
Intervensi
Rasional
·   Kaji frekuensi nadi, RR, TD secara teratur setiap 4 jam.
·   Catat bunyi jantung.
·   Kaji perubahan warna kulit terhadap sianosis dan pucat.


·   Pantau intake dan output setiap 24 jam.
·   Batasi aktifitas secara adekuat.


·   Berikan kondisi psikologis lingkungan yang tenang.
·   Memonitor adanya perubahan sirkulasi jantung sedini mungkin.
·   Mengetahui adanya perubahan irama jantung.
·   Pucat menunjukkan adanya penurunan perfusi perifer terhadap tidak adekuatnya curah jantung. Sianosis terjadi sebagai akibat adanya obstruksi aliran darah pada ventrikel.
·   Ginjal berespon untuk menurunkna curah jantung dengan menahan produksi cairan dan natrium.
·   Istirahat memadai diperlukan untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan komsumsi O2 dan kerja berlebihan.
·   Stres emosi menghasilkan vasokontriksi yangmeningkatkan TD dan meningkatkan kerja jantung.

2.      Intolerans aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh.
Tujuan: Pasien akan menunjukkan keseimbangan energi yang adekuat.
Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti aktifitas sesuai kemampuan, istirahat tidur tercukupi.
Rencana intervensi dan rasional:
Intervensi
Rasional
·   Ikuti pola istirahat pasien, hindari pemberian intervensi pada saat istirahat.
·   Lakukan perawatan dengan cepat, hindari pengeluaran energi berlebih dari pasien.
·   Bantu pasien memilih kegiatan yang tidak melelahkan.

·   Hindari perubahan suhu lingkungan yang mendadak.

·   Kurangi kecemasan pasien dengan memberi penjelasan yang dibutuhkan pasien dan keluarga.
·   Respon perubahan keadaan psikologis pasien (menangis, murung dll) dengan baik.
·   Menghindari gangguan pada istirahat tidur pasien sehingga kebutuhan energi dapat dibatasi untuk aktifitas lain yang lebih penting.
·   Meningkatkan kebutuhan istirahat pasien dan menghemat energi paisen.

·   Menghindarkan psien dari kegiatna yang melelahkan dan meningkatkan beban kerja jantung.
·   Perubahan suhu lingkungna yang mendadak merangsang kebutuhan akan oksigen yang meningkat.
·   Kecemasan meningkatkan respon psikologis yang merangsang peningkatan kortisol dan meningkatkan suplai O2.
·   Stres dan kecemasan berpengaruh terhadap kebutuhan O2 jaringan.

3.      Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan nutrisis jaringan tubuh, isolasi social.
Tujuan: Pertumbuhan dan perembangan dapat mengikuti kurca tumbuh kembang sesuai dengan usia.
Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti tahap pertumbuhan dan perkembangan yang sesuia dengan usia, pasien terbebas dari isolasi social.
Rencana intervensi dan rasional:
Intervensi
Rasional
·   Sediakan kebutuhan nutrisi adekuat.


·   Monitor BB/TB, buat catatan khusus sebagai monitor.
·   Kolaborasi intake Fe dalam nutrisi.
·   Menunjang kebutuhan nutrisi pada masa pertumbuhan dan perkembangan serta meningkatkan daya tahan tubuh.
·   Sebagai monitor terhadap keadaan pertumbuhan dan keadaan gizi pasien selama dirawat.
·   Mencegah terjadinya anemia sedini mungkin sebagi akibat penurunan kardiak output.

4.      Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat.
Tujuan: Infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil: Bebas dari tanda – tanda infeksi.
Rencana intervensi dan rasional:
Intervensi
Rasional
·   Kaji tanda vital dan tanda – tanda infeksi umum lainnya.
·   Hindari kontak dengan sumber infeksi.
·   Sediakan waktu istirahat yang adekuat.
·   Sediakan kebutuhan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan.
·   Memonitor gejala dan tanda infeksi sedini mungkin.
·   Menghindarkan pasien dari kemungkinan terkena infeksi dari sumber yang dapat dihindari.
·   Istirahat adekuat membantu meningkatkan keadaan umum pasien.
·   Nutrisi adekuat menunjang daya tahan tubuh pasien yang optimal.

0 komentar:

Posting Komentar