Senin, 07 Mei 2012

Asuhan Keperawatan Osteoporosis


A.    PENGKAJIAN
1.      Anamnesis
a.      Riwayat kesehatan. Anamnesis memegang peranan penting pada evaluasi klien osteoporosis. Kadang keluhan utama (missal fraktur kolum femoris pada osteoporosis). Factor lain yang perlu diperhatikan adalah usia, jenis kelamin, ras, status haid, fraktur pada trauma minimal, imobilisasi lama, penurunan tinggi badan pada orang tua, kurangnya paparan sinar matahari, kurang asupan kalasium, fosfat dan vitamin D. obat-obatan yang diminum dalam jangka panjang, alkohol dan merokok merupakan factor risiko osteoporosis. Penyakit lain yang juga harus ditanyakan adalah ppenyakit ginjal, saluran cerna, hati, endokrin dan insufisiensi pancreas. Riwayat haid , usia menarke dan menopause, penggunaan obat kontrasepsi, serta riwayat keluarga yang menderita osteoporosis juga perlu dipertanyakan.
b.      Pengkajian psikososial. Perlu mengkaji konsep diri pasien terutama citra diri khususnya pada klien dengan kifosis berat. Klien mungkin membatasi interaksi social karena perubahan yang tampak atau keterbatasan fisik, misalnya tidak mampu duduk dikursi dan lain-lain. Perubahan seksual dapat terjadi karena harga diri rendah atau tidak nyaman selama posisi interkoitus. Osteoporosis menyebabkan fraktur berulang sehingga perawat perlu mengkaji perasaan cemas dan takut pada pasien.
c.       Pola aktivitas sehari-hari. Pola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan dengan olahraga, pengisian waktu luang dan rekreasi, berpakaian, mandi, makan dan toilet. Beberapa perubahan yang terjadi sehubungan dengan dengan menurunnya gerak dan persendian adalah agility, stamina menurun, koordinasi menurun, dan dexterity (kemampuan memanipulasi ketrampilan motorik halus) menurun.

Adapun data subyektif dan obyektif yang bisa didapatkan dari klien dengan osteoporosis adalah :
a.      Data subyektif :
o   Klien mengeluh nyeri tulang belakang
o   Klien mengeluh kemampuan gerak cepat menurun
o   Klien mengatakan membatasi pergaulannya karena perubahan yang tampak dan keterbatasan gerak
o   Klien mengatakan stamina badannya terasa menurun
o   Klien mengeluh bengkak pada pergelangan tangannya setelah jatuh
o   Klien mengatakan kurang mengerti tentang proses penyakitnya
o   Klien mengatakan buang air besar susah dan keras
b.      Data obyektif ;
o   tulang belakang bungkuk
o   terdapat penurunan tinggi badan
o   klien tampak menggunakan penyangga tulang belakang (spinal brace)
o   terdapat fraktur traumatic pada vertebra dan menyebabkan kifosis angular.
o   klien tampak gelisah
o   klien tampak meringis
2.      Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik menggunakan metode 6 B(Breathing, blood, brain, bladder, bowel dan bone) untuk mengkaji apakah di temukan ketidaksimetrisan rongga dada, apakah pasien pusing, berkeringat dingin dan gelisah. Apakah juga ditemukan nyeri punggung yang disertai pembatasan gerak dan apakah ada penurunan tinggi badan, perubahan gaya berjalan, serta adakah deformitas tulang
3.      Pemeriksaan diagnostic
a.      Radiology
b.      CT scan
c.       Pemeriksaan laboratorium

B.     DIAGNOSA
1.      Nyeri akut yang berhubungan dengan dampak sekunder dari fraktur vertebra ditandai dengan klien mengeluh nyeri tulang belakang, mengeluh bengkak pada pergelangan tangan, terdapat fraktur traumatic pada vertebra, klien tampak meringis.
2.      Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat perubahan skeletal (kifosis) , nyeri sekunder, atau fraktur baru ditandai dengan klien mengeluh kemampuan gerak cepat menurun, klien mengatakan badan terasa lemas, stamina menurun, dan terdapat penurunan tinggi badan.
3.      Risiko cedera yang berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal dan ketidakseimbangan tubuh ditandai dengan klien mengeluh kemampuan gerak cepat menurun, tulang belakang terlihat bungkuk.
4.      Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan keletihan atau gangguan gerak ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada tulang belakang, kemampuan gerak cepat menurun, klien mengatakan badan terasa lemas dan stamina menurun serta terdapat fraktur traumatic pada vertebra dan menyebabkan kifosis angular.
5.      Gangguan citra diri yang berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik serta psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau terapi ditandai dengan klien mengatakan membatasi pergaulan dan tampak menggunakan penyangga tulang belakang (spinal brace).
6.      Gangguan eleminasi alvi yang berhubungan dengan kompresi saraf pencernaan ileus paralitik ditandai dengan klien mengatakan buang air besar susah dan keras.
7.      Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi yang berhubungan dengan kurang informasi, salah persepsi ditandai dengan klien mengatakan kurang ,mengerti tentang penyakitnya, klien tampak gelisah.

C.    INTERVENSI
Dx
Tujuan dan criteria hasil
Intervensi
Rasional
 1


Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang dengan criteria hasil:
o   klien dapat mengekspresikan perasaan nyerinya,
o   klien dapat tenang dan istirahat,
o   klien dapat mandiri dalam penanganan dan perawatannya secara sederhana.


o   Evaluasi keluhan nyeri/ketidaknyamanan, perhatikan lokasi dan karakteristik termasuk intensitas (skala 1-10). Perhatikan petunjuk nyeri nonverbal (perubahan pada tanda vital dan emosi/prilaku).
o   Ajarkan klien tentang alternative lain untuk mengatasi dan mengurangi rasa nyerinya
o   Dorong menggunakan teknik manajemen stress contoh relaksasi progresif, latihan nafasa dalam, imajinasi visualisasi, sentuhan teraupetik.
o   Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi.
o   Mempengaruhi pilihan/pengawasan keefektifan intervensi.
o   alternative lain untuk mengatasi nyeri misalnya kompres hangat, mengatur posisi untuk mencegah kesalahan posisi pada tulang/jaringan yang cedera.
o   Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa control dan dapat meningkatkan kemampuan koping dalam manajemen nyeri yang mungkin menetap untuk periode lebih lama.
o   diberikan untuk menurunkan nyeri


















D.    EVALUASI
Hasil yang diharapkan meliputi :
1.      Nyeri berkurang
2.      Terpenuhinya kebutuhan mobilitas fisik
3.      Tidak terjadi cedera
4.      Terpenuhinya kebutuhan perawatan diri
5.      Status psikologis yang seimbang
6.      Menunjukkan pengosongan usus yang normal
7.      Terpeneuhinya kebutuhan pengetahuan dan informasi

Lihat Juga Konsep Dasar penyakit Osteoporosis

0 komentar:

Posting Komentar