A. PENGKAJIAN
1. AKTIVITAS
a.
Kelemahan.
b.
Kesulitan
ambulasi.
2. SIRKULASI
a.
Takikardia,
berkeringat, pucat, hipotensi (tanda syok).
b.
Edema
jaringan.
3. ELIMINASI
a.
Ketidakmampuan
defekasi dan flatus.
b.
Diare
(kadang-kadang).
c.
Cegukan;
distensi abdomen; aabdomen diam.
d.
Penurunan
haluan urine, warna gelap.
e.
Penurunan/tak
ada bising usus (ileus); bunyi keras hilang timbul, bising usus kasar
(obstruksi); kekakuan abdomen, nyeri tekan. Hiperesonan/timpani (ileus); hilang
suara pekak diatas hati (udara bebas dalam abdomen).
4. CAIRAN
a.
Anoreksia,
mual/muntah; haus.
b.
Muntah
proyektil.
c.
Membran
mukosa kering, lidah bengkak, turgor kulit buruk.
5. KENYAMANAN/NYERI
Nyeri abdomen, Distensi, kaku, nyeri
tekan.
6. PERNAPASAN
Pernapasan dangkal, takipnea.
7. KEAMANAN
Riwayat inflamasi organ pelvik
(salpingitis); infeksi pasca-melahirkan, abses retroperitoneal.
8. PENYULUHAN/PENBELAJARAN
Riwayat adanya trauma penetrasi
abdomen, contoh luka tembak/tusuk atau trauma tumpul pada abdomen; perforasi
kandung kemih/ruptur; penyakit saluran GI contoh apendisitis dengan perforasi,
ganger/ruptur kandung empedu, perforasi karsinoma gaster/ulkus duodenal,
obstruksi gang renosa usus, perforasi divertikulum, ileitis regional, hernia
strangulasi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Resiko
tinggi terhadap devisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan.
2.
Resiko
tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan sekunder.
3.
Perubahan
perfusi jaringan berhubungan dengan Penurunan komponen seluler yang di butuhkan
untuk pengiriman oksigen/nutrien ke sel.
4.
Gangguan Aktivitas berhubungan dengan kelemahan,
penurunan sirkulasi.
5.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan
jaringan intrauteri.
6.
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan.
C. RENCANA INTERVENSI
INTERVENSI
KEPERAWATAN :
1.
Resiko
tinggi terhadap devisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan
Tujuan
:
Tidak
terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah
maupun kualitas.
Intervensi
:
a.
Kaji kondisi status hemodinamika
Rasional
: Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat abortus memiliki karekteristik
bervariasi
b.
Ukur pengeluaran harian
Rasional
: Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah
cairan yang hilang pervaginal
c.
Catat
haluaran dan pemasukan
Rasional
: Mengetahuai
penurunanan sirkulasi terhadap destruksi sel darah merah.
d.
Observasi
Nadi dan Tensi
Rasional
: Mengetahui tanda
hipovolume (perdarahan).
e.
Berikan
diet halus
Rasional
: Memudahkan penyerapan
diet
f.
Nilai
hasil lab. HB/HT
Rasional
: Menghindari
perdarahan spontan karena proliferasi sel darah merah.
g.
Berikan sejumlah cairan IV sesuai indikasi
Rasional
: Mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit dan tranfusi mungkin diperlukan pada
kondisi perdarahan masif
h.
Evaluasi status hemodinamika
Rasional
: Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui pemeriksaan fisik.
2.
Resiko
tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan sekunder.
Tujuan
:
Tidak
terjadi infeksi selama perawatan perdarahan
Intervensi
:
a.
Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah,
warna, dan bau
Rasional
: Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischart keluar.
Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda
infeksi
b.
Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama
masa perdarahan
Rasional
: Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan genital yang lebih luar
c.
Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart
Rasional
: Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart
d.
Lakukan perawatan vulva
Rasional
: Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat menyebabkan
infeksi.
e.
Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda infeksi
Rasional
: Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam
dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi
f.
Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan senggama
selama masa perdarahan
Rasional
: Pengertian pada keluarga sangat penting artinya untuk kebaikan ibu; senggama
dalam kondisi perdarahan dapat memperburuk kondisi system reproduksi ibu dan
sekaligus meningkatkan resiko infeksi pada pasangan.
g.
Batasi
pengunjung dan ajari pengunjung untuk mencuci tangan yang baik.
Rasional
: Mencegah cross
infeksi.
h.
Observasi
suhu tubuh.
Rasional
: Mengetahui infeksi
lanjut.
i.
Nilai
hasil lab. Leukosit,darah lengkap.
Rasional
: Penurunan sel darah
putih akibat dari proses penyakit
j.
Berikan
obat sesuai terapi.
Rasional
: Antibiotika
profilaktik atau pengobatan.
3.
Perubahan
perfusi jaringan berhubungan dengan Penurunan komponen seluler yang di butuhkan
untuk pengiriman oksigen/nutrien ke sel.
Tujuan
:
Tidak
terjadi Perubahan perfusi jaringan selama perawatan perdarahan
Intervensi
:
a.
Kaji
tanda vital, warna kulit, ujung jari
Rasional
: Memberikan informasi
mengenai perfusi
b.
Pertahankan
suhu lingkungan dan tubuh.
Rasional
: Memperlancar
vaskularisasi kejaringan perifer.
c.
Nilai
hasil lab.HB/HT dan jumlah SDM GDA.
Rasional :
Mengidentifikasi/memperbaiki defisiensi untuk menurunkan resiko perdarahan.
d.
Berikan
sel darah merah seuai program terapi.
Rasional : Memaksimalkan
transportasi oksigen kejaringan.
4.
Gangguan Aktivitas
berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi
Tujuan
:
Kllien
dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi
Intervensi
:
a.
Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas
Rasional
: Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi perdarahan masif
perlu diwaspadai untuk mencegah kondisi klien lebih buruk
b.
Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandungan
Rasional
: Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi
c.
Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
sehari-hari
Rasional
: Mengistiratkan klilen secara optimal
d.
Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan
kemampuan/kondisi klien
Rasional
: Mengoptimalkan kondisi klien, pada Mola Hidatidosa, istirahat mutlak sangat
diperlukan
e.
Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas
Rasional
: Menilai kondisi umum klien
5.
Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan
kerusakan jaringan intrauteri
Tujuan
:
Klien
dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami
Intervensi
:
a.
Kaji kondisi nyeri yang dialami klien
Rasional
: Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala maupun diskripsi.
b.
Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya
Rasional
: Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri
c.
Kolaborasi pemberian analgetika
Rasional
: Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika
oral maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik
6.
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan
Tujuan
:
Tidak
terjadi kecemasan, pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit meningkat
Intervensi
:
a.
Kaji tingkat pengetahuan/persepsi klien dan keluarga
terhadap penyakit.
Rasional
: Ketidaktahuan dapat menjadi dasar peningkatan rasa cemas.
b.
Kaji derajat kecemasan yang dialami klien.
Rasional
: Kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan penialaian objektif klien
tentang penyakit.
c.
Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan.
Rasional
: Pelibatan klien secara aktif dalam tindakan keperawatan merupakan support
yang mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan kesadaran diri klien.
d.
Asistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama.
Rasional
: Peningkatan nilai objektif terhadap masalah berkontibusi menurunkan
kecemasan.
e.
Terangkan hal-hal seputar Mola Hidatidosa yang perlu
diketahui oleh klien dan keluarga.
Rasional
: Konseling bagi klien sangat diperlukan bagi klien untuk meningkatkan
pengetahuan dan membangun support system keluarga; untuk mengurangi kecemasan
klien dan keluarga.
Lihat Juga Konsep Mola Hidatosa
Lihat Juga Konsep Mola Hidatosa
0 komentar:
Posting Komentar