Senin, 07 Mei 2012

Asuhan Keperawatan Jiwa Marah/Amuk Mengamuk

A.    Pengkajian
1.      Aspek Biologis
   Respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem saraf otonom bereaksi terhadap sekresi epineprin sehingga tekanan darah meningkat, tachikardi, muka merah, pupil melebar, pengeluaran urine meningkat. Ada gejala yang sama dengan kecemasan seperti meningkatnya kewaspadaan, ketegangan otot seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh kaku, dan refleks cepat. Hal ini disebabkan oleh energi yang dikeluarkan saat marah bertambah.
2.      Aspek Emosional
Individu yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya, jengkel, frustasi, dendam, ingin memukul orang lain, mengamuk, bermusuhan dan sakit hati, menyalahkan dan menuntut.
3.      Aspek Intelektual
Sebagian besar pengalaman hidup individu didapatkan melalui proses intelektual, peran panca indra sangat penting untuk beradaptasi dengan lingkungan yang selanjutnya diolah dalam proses intelektual sebagai suatu pengalaman. Perawat perlu mengkaji cara klien marah, mengidentifikasi penyebab kemarahan, bagaimana informasi diproses, diklarifikasi, dan diintegrasikan.
4.      Aspek Sosial
Meliputi interaksi sosial, budaya, konsep rasa percaya dan ketergantungan. Emosi marah sering merangsang kemarahan orang lain. Klien seringkali menyalurkan kemarahan dengan mengkritik tingkah laku yang lain sehingga orang lain merasa sakit hati dengan mengucapkan kata-kata kasar yang berlebihan disertai suara keras. Proses tersebut dapat mengasingkan individu sendiri, menjauhkan diri dari orang lain, menolak mengikuti aturan.
5.      Aspek Spiritual
Kepercayaan, nilai dan moral mempengaruhi hubungan individu dengan lingkungan. Hal yang bertentangan dengan norma yang dimiliki dapat menimbulkan kemarahan yang dimanifestasikan dengan amoral dan rasa tidak berdosa.
6.      Aspek Fisik
Aspek fisik terdiri dari muka merah, pandangan tajam, napas pendek dan cepat, berkeringat, sakit fisik, penyalahgunaan zat, tekanan darah meningkat. Aspek emosi tidak adekuat, tidak aman, dendam, jengkel. aspek intelektual mendominasi, bawel, sarkasme, berdebat, meremehkan. aspek sosial menarik diri, penolakan, kekerasan, ejekan, humor.
Dari uraian tersebut di atas jelaslah bahwa perawat perlu mengkaji individu secara komprehensif meliputi aspek fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual yang secara singkat dapat dilukiskan sebagai berikut.

B.     Diagnosa Keperawatan
1.      Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
2.      Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah.

C.    Perencanaan Keperawatan
1.      Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan
Tujuan Umum : Agar klien tidak mencederai diri atau orang lain dan lingkungan.
Tujuan khusus :
a.      Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b.      Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
c.       Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
d.     Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekekerasan yang biasa dilakukan.
e.      Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
f.        Klien dapat melakukan cara berespons terhadap kemarahan secara konstruktif.
g.      Klien dapat mendemonstrasikan sikap perilaku kekerasan.
h.      Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku kekerasan.
i.        Klien dapat menggunakan obat yang benar.
Tindakan keperawatan :
a.      Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP)
Salam terapeutik, perkenalan diri, beritahu tujuan interaksi, kontrak waktu yang tepat, ciptakan lingkungan yang aman dan tenang, observasi respon verbal dan non verbal, bersikap empati.
Rasional :
Hubungan saling percaya memungkinkan terbuka pada perawat dan sebagai dasar untuk intervensi selanjutnya.

b.      Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
o   Beri kesempatan pada klien untuk mengugkapkan perasaannya.
Rasional :
Informasi dari klien penting bagi perawat untuk membantu kien dalam menyelesaikan masalah yang konstruktif.
o   Bantu untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel atau kesal.
Rasional :
Pengungkapan perasaan dalam suatu lingkungan yang tidak mengancam akan menolong pasien untuk sampai kepada akhir penyelesaian persoalan.
c.       Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
o   Anjurkan klien mengungkapkan dilema dan dirasakan saat jengkel.
Rasional :
Pengungkapan kekesalan secara konstruktif untuk mencari penyelesaian masalah yang konstruktif pula.
o   Observasi tanda perilaku kekerasan pada klien.
Rasional :
Mengetaui perilaku yang dilakukan oleh klien sehingga memudahkan untuk intervensi.
o   Simpulkan bersama tanda-tanda jengkel atau kesan yang dialami klien.
Rasional :
Memudahkan klien dalam mengontrol perilaku kekerasan.
d.     Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekekerasan yang biasa dilakukan.
o   Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Rasional :
Memudahkan dalam pemberian tindakan kepada klien.
o   Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Rasional :
Mengetahui bagaimana cara klien melakukannya.
o   Bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya selesai.
Rasional :
Membantu dalam memberikan motivasi untuk menyelesaikan masalahnya.
e.      Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
o   Bicarakan akibat atau kerugian dan perilaku kekerasan yang dilakukan klien.
Rasional
Mencari metode koping yang tepat dan konstruktif.
o   Bersama klien menyimpulkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukan.
Rasional :
Mengerti cara yang benar dalam mengalihkan perasaan marah.
f.        Klien dapat melakukan cara berespons terhadap kemarahan secara konstruktif.
o   Tanyakan pada klien “apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat”.
Rasional :
Menambah pengetahuan klien tentang koping yang konstruktif.
o   Berikan pujian jika klien mengetahui cara yang sehat.
Rasional :
Mendorong pengulangan perilaku yang positif, meningkatkan harga diri klien.
o   Diskusikan dengan klien cara lain yang sehat.
Secara fisik : tarik nafas dalam / memukul botol / kasur atau olahraga atau pekerjaan yang memerlukan tenaga.
Secara verbal : katakan bahwa anda sering jengkel atau kesal.
Secara sosial : lakukan dalam kelompok cara-cara marah yang sehat, latihan asertif, latihan manajemen perilaku kekerasan.
Secara spiritual : anjurkan klien berdua, sembahyang, meminta pada Tuhan agar diberi kesabaran.
Rasional :
Dengan cara sehat dapat dengan mudah mengontrol kemarahan klien.
g.      Klien dapat mendemonstrasikan sikap perilaku kekerasan.
o   Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk klien.
Rasional :
Memotivasi klien dalam mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan.
o   Bantu klien mengidentifikasi manfaat yang telah dipilih.
Rasional :
Mengetahui respon klien terhadap cara yang diberikan.
o   Bantu klien untuk menstimulasikan cara tersebut.
Rasional :
Mengetahui kemampuan klien melakukan cara yang sehat.
o   Beri reinforcement positif atas keberhasilan klien menstimulasi cara tersebut.
Rasional :
Meningkatkan harga diri klien.
o   Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat jengkel atau marah.
Rasional :
Mengetahui kemajuan klien selama diintervensi.

h.      Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku kekerasan.
o   Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien dari sikap apa yang telah dilakukan keluarga terhadap klien selama ini.
Rasional :
Memotivasi keluarga dalam memberikan perawatan kepada klien.
o   Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien.
Rasional :
Menambah pengetahuan bahwa keluarga sangat berperan dalam perubahan perilaku klien.
o   Jelaskan cara-cara merawat klien.
Terkait dengan cara mengontrol perilaku kekerasan secara konstruktif.
Sikap tenang, bicara tenang dan jelas.
Bantu keluarga mengenal penyebab marah.
Rasional :
Meningkatkan pengetahuan keluarga dalam merawat klien secara bersama.
o   Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat klien.
Rasional :
Mengetahui sejauh mana keluarga menggunakan cara yang dianjurkan.
o   Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan demonstrasi.
Rasional :
Mengetahui respon keluarga dalam merawat klien.
i.        Klien dapat menggunakan obat yang benar.
o   Jelaskan pada klien dan keluarga jenis-jenis obat yang diminum klien seperti CPZ, haloperidol, artame.
Rasional :
Menambah pengetahuan klien dan keluarga tentang obat dan fungsinya.
o   Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti minum obat tanpa seizin dokter.
Rasional :
Memberikan informasi pentingnya minum obat dalam mempercepat penyembuhan.

2.      Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah
Tujuan umum :
Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan pada saat berhubungan dengan orang lain :
Tujuan khusus :
a.      Klien dapat membina hubungan saling percaya (BHSP).
b.      Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
c.       Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
d.     Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekekerasan yang biasa dilakukan.
e.      Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
f.        Klien dapat melakukan cara berespons terhadap kemarahan secara konstruktif.
g.      Klien dapat mendemonstrasikan sikap perilaku kekerasan.
h.      Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku kekerasan.
i.        Klien dapat menggunakan obat yang benar.
Tindakan keperawatan :
a.      Bina hubungan saling percaya (BHSP).
o   Salam terapeutik, perkenalan diri, beritahu tujuan interaksi, kontrak waktu yang tepat, ciptakan lingkungan yang aman dan tenang, observasi respon verbal dan non verbal, bersikap empati.
Rasional :
Hubungan saling percaya memungkinkan terbuka pada perawat dan sebagai dasar untuk intervensi selanjutnya.
b.     Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
o   Beri kesempatan pada klien untuk mengugkapkan perasaannya.
Rasional :
Informasi dari klien penting bagi perawat untuk membantu kien dalam menyelesaikan masalah yang konstruktif.
o   Bantu untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel atau jengel.
Rasional :
Pengungkapan perasaan dalam suatu lingkungan yang tidak mengancam akan menolong pasien untuk sampai kepada akhir penyelesaian persoalan.
c.       Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
o   Anjurkan klien mengungkapkan dilema dan dirasakan saat jengkel.
Rasional :
Pengungkapan kekesalan secara konstruktif untuk mencari penyelesaian masalah yang konstruktif pula.
o   Observasi tanda perilaku kekerasan pada klien.
Rasional :
Mengetaui perilaku yang dilakukan oleh klien sehingga memudahkan untuk intervensi.
o   Simpulkan bersama tanda-tanda jengkel atau kesan yang dialami klien.
Rasional :
Memudahkan klien dalam mengontrol perilaku kekerasan.
d.     Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekekerasan yang biasa dilakukan.
o   Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Rasional :
Memudahkan dalam pemberian tindakan kepada klien.
o   Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Rasional :
Mengetahui bagaimana cara klien melakukannya.
o   Bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya selesai.
Rasional :
Membantu dalam memberikan motivasi untuk menyelesaikan masalahnya.
e.      Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
o   Bicarakan akibat atau kerugian dan perilaku kekerasan yang dilakukan klien.
Rasional :
Mencari metode koping yang tepat dan konstruktif.
o   Bersama klien menyimpulkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukan.
Rasional :
Mengerti cara yang benar dalam mengalihkan perasaan marah.
f.       Klien dapat melakukan cara berespons terhadap kemarahan secara konstruktif.
o   Tanyakan pada klien “apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat”.
Rasional :
Menambah pengetahuan klien tentang koping yang konstruktif.
o   Berikan pujian jika klien mengetahui cara yang sehat.
Rasional :
Mendorong pengulangan perilaku yang positif, meningkatkan harga diri klien.
o   Diskusikan dengan klien cara lain yang sehat.
Secara fisik : tarik nafas dalam / memukul botol / kasur atau olahraga atau pekerjaan yang memerlukan tenaga.
Secara verbal : katakan bahwa anda sering jengkel atau kesal.
Secara sosial : lakukan dalam kelompok cara-cara marah yang sehat, latihan asertif, latihan manajemen perilaku kekerasan.
Secara spiritual : anjurkan klien berdua, sembahyang, meminta pada Tuhan agar diberi kesabaran.
Rasional :
Dengan cara sehat dapat dengan mudah mengontrol kemarahan klien.
g.      Klien dapat mendemonstrasikan sikap perilaku kekerasan.
o   Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk klien.
Rasional :
Memotivasi klien dalam mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan.
o   Bantu klien mengidentifikasi manfaat yang telah dipilih.
Rasional :
Mengetahui respon klien terhadap cara yang diberikan.
o   Bantu klien untuk menstimulasikan cara tersebut.
Rasional :
Mengetahui kemampuan klien melakukan cara yang sehat.
o   Beri reinforcement positif atas keberhasilan klien menstimulasi cara tersebut.
Rasional :
Meningkatkan harga diri klien.
o   Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat jengkel atau marah.
Rasional :
Mengetahui kemajuan klien selama diintervensi.
h.     Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku kekerasan.
o   Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien dari sikap apa yang telah dilakukan keluarga terhadap klien selama ini.
Rasional :
Memotivasi keluarga dalam memberikan perawatan kepada klien.
o   Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien.
Rasional :
Menambah pengetahuan bahwa keluarga sangat berperan dalam perubahan perilaku klien.
o   Jelaskan cara-cara merawat klien.
Terkait dengan cara mengontrol perilaku kekerasan secara konstruktif.
Sikap tenang, bicara tenang dan jelas.
Bantu keluarga mengenal penyebab marah.
Rasional :
Meningkatkan pengetahuan keluarga dalam merawat klien secara bersama.
o   Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat klien.
Rasional :
Mengetahui sejauh mana keluarga menggunakan cara yang dianjurkan.
o   Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan demonstrasi.
Rasional :
Mengetahui respon keluarga dalam merawat klien.
i.        Klien dapat menggunakan obat yang benar.
o   Jelaskan pada klien dan keluarga jenis-jenis obat yang diminum klien seperti CPZ, haloperidol, Artame.
Rasional :
Menambah pengetahuan klien dan keluarga tentang obat dan fungsinya.
o   Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti minum obat tanpa seizin dokter.
Rasional :
Memberikan informasi pentingnya minum obat dalam mempercepat penyembuhan.

0 komentar:

Posting Komentar