Senin, 30 April 2012

Luka Bakar

Walaupun luka bakar sudah ada sejak pertama kali manusia menemukan api, perawatan luka bakar dan penelitian patofisiologi pertama dimulai dalam tahun 1900-an. Aplikasi prinsip-prinsip ilmiah dengan penenlitian pada sejumlah besar penderita luka bakar dimulai tahun 1921, ketika Underhill of Yale menenliti 20 korban kebakaran Teater Rialto di New Haven (Sabiston, 2004)
A.    Definisi
Luka baker adalah cedera fisikokimia yang disebabkan oleh paparan panas, dingin, bahan kimia, radiasi ionisasi dan listrik. Bagian yang terkena luka baker mengalami kerusakan berupa eritem, koagulasi dan nekrosis (Titus, 2005)

B.     Etiologi  
o   Bahan  kimia
o   Thermis
o   Radiasi
o   Listrik/petir
o   Frost bite

C.    Prognosis Penyakit
Peluang untuk hidup lebih besar pada anak-anak >5 tahun dan pada dewasa muda <40 tahun. Tergantung pada luas, kedalaman, status kesehatan, usia. Cedera inhalasi yang menyertai luka bakar dapat mempercepat prognosis.

D.    Klasifikasi Luka Bakar.
1.      Berdasarkan Kedalaman
a.       Derajat 1 (Luka Bakar Superfisial)
Luka bakar hanya mengenai epidermis, kulit kering, tanpa bulah, sembuh spontan tanpa jaringan parut dalam waktu 5-10 hari.
b.      Derajat II (Luka Bakar Dermis)
Luka bakar mencapai kedalaman dermis tetapi masih ada elemen epitel sehat yang tersisa, yaitu sel epitel basal kelenjar sebesea, kelenjar rambut, pangkal rambut. Dengan adanya sisa epitel; luka dapat sembuh sendiri dalam 2-3 minggu. Adanya kerusakan pada kapiler dan ujung syaraf dari dermis membuat luka bakar II tampak pucat dan nyeri dibanding luka bakar I. Bulah berisi cairan eksudat yang keluar dari pembuluh darah karena permeabilitas dindingnya meninggi.
Luka bakar derajat II dibedakan menjadi:
1)      Luka bakar derajat II dangkal, yaitu mengenai superficeral dari dermis, penyembuhan terjadi secara spontan dalam 10-14 hari, terdapat  jaringan parut minimal.
2)      Luka bakar derajat II dalam, yaitu kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis. Bila kerusakan lebih dalam mengenai dermis sehingga yang dirasakan nyeri. Penyembuhan bergantung dari dermis yang memiliki kemampuan reproduksi sel-sel kulit, penyembuhan terjadi lebih dari 1 bulan (FKUI, 2000). Bila mengalami infeksi, gangguan suplai darah akan berkembang menjadi luka bakar ketebalan penuh (derajat III). Penyembuhan yang lama membentuk jaringan hipertonik dan terjadi kontraktur (Efendi, 1999).
c.       Luka Bakar derajat II ketebalan penuh
Meliputi seluruh kulit dan mungkin subkutis/ organ yang lebih dalam. Tidak ada lagi elemen epitel yang hidup yang tersisa yang memungkinkan penyembuhan dari dasar luka. Karena itu untuk mendapat kesembuhan harus dilaksanakan cangkok kulit. Kulit tampak pucat, abu –abu/ hitam dengan permukaan lebih rendah dari jaringan disekeliling yang masih sehat, tidak ada bulah, tidak ada terasa nyeri sampai tulang.
2.      Berat Luka Bakar
a.       Ringan:
o   Luka bakar derajat I
o   Luka bakar derajat II seluas < 15%
o   Luka bakar derat III seluas < 20%
o   Luka bakar ringan tanpa komplikasi dapat berobat jalan
b.      Sedang:
o   Luka bakar derajat II seluas 10-15%
o   Luka bakar derajat III seluas 5-10%
Luka bakat derajat sedang sebaiknya dirawat untuk obervasi
c.       Berat:
o   Luka bakar derajat II seluas > 20%
o   Luka bakar derajat II yang mengenai wajah, tangan, kaki, alat kelamin dan persendian sekitar ketiak.
o   Luka bakar derajat III seluas > 10%
o   Luka bakar akibat listrik dengan tegangan > 1000 volt
o   Luka bakar dengan komplikasi patah tulang kerusakan luas jaringan lunak atau gangguan jalan nafas.
Klasifikasi Luka Bakar (FK UI, 1997).
1.      Berat/Kritis/ Mayor apabila:
·         Derajat dengan luas >25% pada dewasa atau 20% pada anak
·         Derajat II 10% atau lebih
·         Terdapat luka bakar pada tangan, mata, telinga, kaki dan perenium.
·         Cedera listrik
·         Luka bakar disertai trauma jalan nafas/ jaringan lunak/ fraktur.
2.      Sedang
·         Derajat II 15-20% pada dewasa atau 10-20% pada anak
·         Derajat III <10% (kecuali muka, kaki dan tangan)
3.      Ringan/ Minor
·         Derajat II <15 pada dewasa atau <10 pada anak
·         Derajat III <2%.
E.     Faktor-faktor yang mempengaruhi keparahan luka bakar
a.       Kedalaman Luka Bakar dibagi dalam 3 zona:
1. Zona Koagulasi (Dalam) zona terdalam kematian seluler paling banyak kerusakan
2. Zona statis (Pertengahan) gangguan vaskularisasi, inflamasi dan cedera jaringan
3. Zona hiperemia (Terluar) berhubungan dengan luka bakar derajat I sembuh dalam 1 minggu.
b.      Keparahan Luka Bakar (Mayor, Sedang, Minor)
c.       Lokasi Luka Bakar.
1. Bila mengenai kepala, leher, dada bisa menyebabkan komplikasi pulmonal
2. Luka bakar yang mengenai wajah sering menyebabkan abrasi kornea. Pada telinga menyebabkan mudah terkena kondritis, aurikuler dan rentan terhadap infeksi dan kehilangan jaringan lebih lanjut.
3. Luka bakar pada tangan dan persendian perlu terapi fisik dan akupasi yang lama berdampak kehilangan waktu kerja/ kecacatan fisik menetap.
4. Pada perianal menyebabkan rentan infeksi akibat autokontaminasi oleh feses dan urin.
5. Pada sirkum perensial ekstrimitas menyebabkan penebalan vaskuler dan gangguan distal.
6. Pada sirkum perensial torax meyebabkan inadekuat ekspansi dinding dada dan insufisiensi vaskuler.
F.     Agen Penyebab Luka Bakar.
Termasuk : Termal, Listrik, Kimia dan Radiasi
1. Wajah, bibir, hidung dan leher dengan tanda-tanda sulit menelan, dispnea, shidor oleh karena oedema. Jika terjadi obstruksi jalan nafas harus dilakukan insubasi/ frakeostomi, pengeluaran sekret, analisa gas darah, bronscoscopy, laringscopy untuk penegakan diagnosa pasti trauma inhalasi.
2. Taruma kimia saluran nafas parenkim paru
3. Keracunan kimia sistemik; keracunan CO sering terjadi dalam ruang tertutup, CO meningkat O2 lebih cepat pada Hb sehingga menyebabkan hipoksia cepat pada otak.
G.    Ukuran Luka Bakar
1.      Kepala                            : 9%
2.      Ekstremitas atas kanan   :9%
3.      Ekstremitas kiri atas       :9%
4.      Torso                              :36%
5.      Perenium                        : 1%
6.      Ekstremitas bawah kanan:9%
7.      Ekstremitas bawah kiri   :9%
(Titus, 2005)

Lihat Juga Tentang Nutrisi Pada Luka Bakar

0 komentar:

Posting Komentar