Walaupun luka bakar sudah ada sejak
pertama kali manusia menemukan api, perawatan luka bakar dan penelitian
patofisiologi pertama dimulai dalam tahun 1900-an. Aplikasi prinsip-prinsip ilmiah
dengan penenlitian pada sejumlah besar penderita luka bakar dimulai tahun 1921,
ketika Underhill of Yale menenliti 20 korban kebakaran Teater Rialto di New
Haven (Sabiston, 2004)
A.
Definisi
Luka baker
adalah cedera fisikokimia yang disebabkan oleh paparan panas, dingin, bahan
kimia, radiasi ionisasi dan listrik. Bagian yang terkena luka baker mengalami
kerusakan berupa eritem, koagulasi dan nekrosis (Titus, 2005)
B.
Etiologi
o
Bahan kimia
o
Thermis
o
Radiasi
o
Listrik/petir
o
Frost bite
C.
Prognosis
Penyakit
Peluang untuk hidup lebih besar pada anak-anak >5 tahun
dan pada dewasa muda <40 tahun. Tergantung pada luas, kedalaman, status
kesehatan, usia. Cedera inhalasi yang menyertai luka bakar dapat mempercepat
prognosis.
D.
Klasifikasi
Luka Bakar.
1.
Berdasarkan
Kedalaman
a. Derajat 1 (Luka
Bakar Superfisial)
Luka bakar
hanya mengenai epidermis, kulit kering, tanpa bulah, sembuh spontan tanpa
jaringan parut dalam waktu 5-10 hari.
b. Derajat II
(Luka Bakar Dermis)
Luka bakar
mencapai kedalaman dermis tetapi masih ada elemen epitel sehat yang tersisa,
yaitu sel epitel basal kelenjar sebesea, kelenjar rambut, pangkal rambut.
Dengan adanya sisa epitel; luka dapat sembuh sendiri dalam 2-3 minggu. Adanya
kerusakan pada kapiler dan ujung syaraf dari dermis membuat luka bakar II
tampak pucat dan nyeri dibanding luka bakar I. Bulah berisi cairan eksudat yang
keluar dari pembuluh darah karena permeabilitas dindingnya meninggi.
Luka bakar
derajat II dibedakan menjadi:
1) Luka bakar
derajat II dangkal, yaitu mengenai superficeral dari dermis, penyembuhan
terjadi secara spontan dalam 10-14 hari, terdapat jaringan parut minimal.
2) Luka bakar
derajat II dalam, yaitu kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis. Bila
kerusakan lebih dalam mengenai dermis sehingga yang dirasakan nyeri.
Penyembuhan bergantung dari dermis yang memiliki kemampuan reproduksi sel-sel
kulit, penyembuhan terjadi lebih dari 1 bulan (FKUI, 2000). Bila mengalami
infeksi, gangguan suplai darah akan berkembang menjadi luka bakar ketebalan
penuh (derajat III). Penyembuhan yang lama membentuk jaringan hipertonik dan
terjadi kontraktur (Efendi, 1999).
c. Luka Bakar
derajat II ketebalan penuh
Meliputi
seluruh kulit dan mungkin subkutis/ organ yang lebih dalam. Tidak ada lagi
elemen epitel yang hidup yang tersisa yang memungkinkan penyembuhan dari dasar
luka. Karena itu untuk mendapat kesembuhan harus dilaksanakan cangkok kulit.
Kulit tampak pucat, abu –abu/ hitam dengan permukaan lebih rendah dari jaringan
disekeliling yang masih sehat, tidak ada bulah, tidak ada terasa nyeri sampai
tulang.
2.
Berat Luka
Bakar
a. Ringan:
o
Luka bakar derajat I
o
Luka bakar derajat II seluas < 15%
o
Luka bakar derat III seluas < 20%
o
Luka bakar ringan tanpa komplikasi
dapat berobat jalan
b. Sedang:
o Luka bakar
derajat II seluas 10-15%
o
Luka bakar derajat III seluas 5-10%
Luka bakat
derajat sedang sebaiknya dirawat untuk obervasi
c. Berat:
o Luka bakar
derajat II seluas > 20%
o Luka bakar
derajat II yang mengenai wajah, tangan, kaki, alat kelamin dan persendian
sekitar ketiak.
o Luka bakar
derajat III seluas > 10%
o Luka bakar
akibat listrik dengan tegangan > 1000 volt
o Luka bakar
dengan komplikasi patah tulang kerusakan luas jaringan lunak atau gangguan
jalan nafas.
Klasifikasi Luka Bakar (FK UI, 1997).
1. Berat/Kritis/
Mayor apabila:
·
Derajat dengan luas >25% pada dewasa
atau 20% pada anak
·
Derajat II 10% atau lebih
·
Terdapat luka bakar pada tangan, mata,
telinga, kaki dan perenium.
·
Cedera listrik
·
Luka bakar disertai trauma jalan nafas/
jaringan lunak/ fraktur.
2. Sedang
·
Derajat II 15-20% pada dewasa atau
10-20% pada anak
·
Derajat III <10% (kecuali muka, kaki
dan tangan)
3. Ringan/ Minor
·
Derajat II <15 pada dewasa atau
<10 pada anak
·
Derajat III <2%.
E.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi keparahan luka bakar
a.
Kedalaman Luka Bakar dibagi dalam 3
zona:
1. Zona Koagulasi
(Dalam) zona terdalam kematian seluler paling banyak kerusakan
2. Zona statis (Pertengahan) gangguan
vaskularisasi, inflamasi dan cedera jaringan
3. Zona hiperemia
(Terluar) berhubungan dengan luka bakar derajat I sembuh dalam 1 minggu.
b. Keparahan Luka
Bakar (Mayor, Sedang, Minor)
c. Lokasi Luka
Bakar.
1. Bila mengenai
kepala, leher, dada bisa menyebabkan komplikasi pulmonal
2. Luka bakar yang mengenai wajah sering
menyebabkan abrasi kornea. Pada telinga menyebabkan mudah terkena kondritis,
aurikuler dan rentan terhadap infeksi dan kehilangan jaringan lebih lanjut.
3. Luka bakar pada tangan dan persendian
perlu terapi fisik dan akupasi yang lama berdampak kehilangan waktu kerja/
kecacatan fisik menetap.
4. Pada perianal menyebabkan rentan
infeksi akibat autokontaminasi oleh feses dan urin.
5. Pada sirkum perensial ekstrimitas
menyebabkan penebalan vaskuler dan gangguan distal.
6. Pada sirkum
perensial torax meyebabkan inadekuat ekspansi dinding dada dan insufisiensi
vaskuler.
F.
Agen Penyebab
Luka Bakar.
Termasuk :
Termal, Listrik, Kimia dan Radiasi
1. Wajah, bibir,
hidung dan leher dengan tanda-tanda sulit menelan, dispnea, shidor oleh karena
oedema. Jika terjadi obstruksi jalan nafas harus dilakukan insubasi/
frakeostomi, pengeluaran sekret, analisa gas darah, bronscoscopy, laringscopy
untuk penegakan diagnosa pasti trauma inhalasi.
2. Taruma kimia saluran nafas parenkim
paru
3. Keracunan kimia
sistemik; keracunan CO sering terjadi dalam ruang tertutup, CO meningkat O2
lebih cepat pada Hb sehingga menyebabkan hipoksia cepat pada otak.
G.
Ukuran Luka
Bakar
1. Kepala : 9%
2.
Ekstremitas atas kanan :9%
3.
Ekstremitas kiri atas :9%
4.
Torso :36%
5.
Perenium : 1%
6.
Ekstremitas bawah kanan:9%
7. Ekstremitas
bawah kiri :9%
0 komentar:
Posting Komentar