Minggu, 29 April 2012

Cephalgia

A.    Definisi
         Sakit kepala yang secara medis dikenal sebagai cephalgia atau dilafalkan cephalgia adalah suatu kondisi terdapatnya rasa sakit di dalam kepala: kadang sakit di belakang leher atau punggung bagian atas, disebut juga sebagai sakit kepala. Jenis penyakit ini termasuk dalam keluhan-keluhan penyakit yang sering diutarakan (Wikipedia Indonesia. com). Sedangkan, menurut Arif Mansjoer (2000) nyeri kepala atau cephalgia adalah rasa nyeri atau rasa tidak enak di kepala, setempat atau menyeluruh dan dapat menjalar ke wajah, gigi, rahang bawah dan leher.

B.     Patofisiologi
         Menurut Arif Mansjoer (2000) pada nyeri kepala atau cephalgia struktur diwajah yang peka terhadap rasa nyeri adalah kulit, fasia, otot-otot, arteri ekstra serebral dan intra serebral, meningen, dasar fosa anterior, fosa posterior, tentorium serebri, sinus venosus, nervus V, VII, IX, X, radiks posterior C2, C3, bola mata, rongga hidung, rongga sinus, dentin dan pulpa gigi. Sedangkan otak tidak sensitif terhadap nyeri.
         Pada struktur yang disebutkan sebelumnya terdapat ujung saraf nyeri yang mudah dirangsang atau etiologinya oleh :
1.      Traksi atau pergeseran sinus venosus dan cabang-cabang kortikal.
2.      Traksi, dilatasi atau inflamasi pada arteri intrakranial dan ekstrakranial.
3.      Traksi, pergeseran atau penyakit yang mengenai saraf kranial dan servikal.
4.      Perubahan tekanan intrakranial.
5.      Penyakit jaringan kulit kepala, wajah, mata, hidung, telinga dan leher.

C.    Etiologi
         Sakit kepala yang sering terjadi mungkin disebabkan karena konsumsi kafein, demikian hasil sebuah penelitian dari Israel. Penelitian yang dimuat dalam jurnal Cephalgia tahun 2003 ini melibatkan 36 anak dan remaja berusia antara 6 dan 18 tahun yang sering mengeluhkan sakit kepala. Dari ke-36 subyek penelitian, 33 di antaranya tidak lagi mengeluhkan sakit kepala 24 minggu kemudian. 24 minggu adalah jangka waktu setelah mereka menghentikan kebiasaan minum minuman kola. Kenapa kola dan bukan kopi dikarenakan tidak ada satupun di antara peserta penelitian yang minum kopi, tapi mereka umumnya mengkonsumsi paling sedikit 1,5 liter minuman kola per hari (atau rata-rata 11 liter per minggu) dan itu setara dengan 34 gelas besar kopi seminggu (Info sehat.com, 2007).

D.    Manifestasi Klinis
         Menurut Arif Mansjoer, dkk (2000) manifestasi klinis adanya nyeri kepala atau cephalgia memerlukan anamnesis khusus yaitu:
1.      Awitan dan lama serangan
2.      Bentuk serangan; paroksismal periodik atau terus menerus
3.      Lokalisasi nyeri
4.      Sifat nyeri; berdenyut-denyut, rasa berat, menusuk-nusuk, dll
5.      Prodromal
6.      Gejala penyerta
7.      Faktor presipitasi
8.      Faktor yang mengurangi atau memberatkan nyeri kepala
9.      Pola tidur
10.  Faktor emosional/stres
11.  Riwayat keluarga
12.  Riwayat trauma kepala
13.Riwayat penyakit medik; peradangan selaput otak, hipertensi, demam tifoid, sinusitis, glaukoma, dsb.
14.  Riwayat operasi
15.  Riwayat alergi
16.  Pola haid bagi wanita
17.  Riwayat pemakaian obat; analgetik, narkotik, penenang, vasodilator, dll

E.     Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang disarankan menurut Basuki Pramana (2007) adalah:
1.      Foto Rontgen terhadap tengkorak
2.      Pemeriksaan kadar Lemak darah ( kolesterol, Trigliuseride HDL dan LDL)
3.      Kadar Hemoglobin darah ( Hb ) dll pemeriksaan
         Lebih lanjut menurut Arif Mansjoer, dkk, (2000) pemeriksaan khusus pada cephalgia meliputi palpasi pada tengkorak untuk mencari kelainan bentuk, nyeri tekan dan benjolan. Palpasi pada otot untuk mengetahui tonusdan nyeri tekan daerah tengkuk. Perabaan arteri temporalis superfisialis dan arteri karotis komunis. Pemeriksaan leher, mata, hidung, tenggorok, telingan, mulut dan gigi geligi perlu dilakukan. Pemeriksaan neurologis lengkap, ditekankan pada fungsi saraf otak termasuk funduskopi, fungsi motorik, sensorik serta koordinasi.
         Beberapa nyeri kepala menunjukkan tanda bahaya dan memerlukan evaluasi penunjang adalah:
1. Nyeri kepala hebat pertama kali yang timbul mendadak
2. Nyeri kepala yang paling berat yang pernah dialami
3. Nyeri kepala yang berat progresif selama beberapa hari atau minggu
4. Nyeri kepala yang timbul bila latihan fisik, batuk, bersin, membungkuk atau nafsu seksual meningkat
5. Nyeri kepala yang disertai penyakit umum atau demam, mualo, muntah atau kaku kuduk
6. Nyeri kepala yang disertai gejala neurologis seperti afasia, koordinasi buruk, kelemahan fokal atau rasa baal, mengantuk, fungsi intelek menurun, perubahan kepribadian dan penurunan visus.

Pemeriksaan penunjang tersebut anatara lain:
1. CT-Scan atau resonansi magnetik (MRI) otak hanya dilakukan pada nyeri kepala yang menunjukkan kemungkinan penyakit intrakranial, seperti tumor, perdarahan subaraknoid, AVM, dll.
2. Elektroensefalogram dilakukan bila ada riwayat kejang, kesadaran menurun, trauma kepala atau presinkop.
3. Foto sinus paranasal untuk melihat adanya sinusitis dan foto servikal untuk menetukan adanya spondiloartrosis dan fraktur servikal.

F.      Klasifikasi
         Menurut Arif Mansjoer (2000) nyeri kepala atau cephalgia dapat primer atau sekunder:
1.    Primer berupa migren, nyeri kepala klaster, nyeri kepala tegang otot.
2.  Sekunder berupa nyeri kepala pascatrauma, nyeri kepala organik sebagai bagian penyakit lesi desak ruang (tumor otak, abses, hematoma subdural, dll), perdarahan subaraknoid, neuralgia trigeminus/pascaherpetik, penyakit sistemik (anemia, polisitemia, hipertensi atau hipotensi, dll), sesudah pungsi lumbal, infeksi untrakranial/sistemik, penyakit hidung dan sinus paranasal, akibat bahan toksik dan penyakit mata.
Berikut ini disajikan jenis-jenis cephalgia atau nyeri kepala pada   Tabel 3.1 :

Tabel 3.1. Jenis-jenis Nyeri Kepala
Nyeri Kepala
Sifat Nyeri
Lokasi
Lama Nyeri
Frekuensi
Gejala Ikutan
Migren umum
Berdenyut
Unilateral atau Bilateral
6-48 jam
Sporadik
Beberapa kali sebulan
Mual, muntah, malaise, fotobia
Migren klasik
Berdenyut
Unilateral
3-12 jam
Sporadik
Beberapa kali sebulan
Prodroma visual, mual, muntah, malaise, fotobia
Klaster
Menjemu-kan, tajam
Unilateral, orbita
15-20 menit
Serangan berkelompok dengan remisi lama
Lakrimasi ipsilateral, wajah merah, hidung tersumbat, horner
Tipe tegang
Tumpul, ditekan
Difus,  Bilateral
Terus menerus
Konstan
Depresi, ansietas
Neuralgia trigeminus
Ditusuk-tusuk
Dermaton saraf V
Singkat, 15-60 detik
Beberapa kali sehari
Zona pemicu nyeri
Atipikal
Tumpul
Unilateral atau Bilateral
Terus menerus
Konstan
Depresi, kadang-kadang psikosis
Sinus
Tumpul/ tajam
Di atas sinus
Bervariasi
Sporadik atau konstan
Rinore
Lesi desak ruang
bervariasi
Unilateral (awal), Bilateral (lanjut)
Bervariasi, progresif
Bervariasi, semakin sering
Papiledema, defisit neurologik fokal, gangguan mental atau perilaku, kejang, dll

2 komentar:

Anonim mengatakan...

boleh tahu daftar pustaka dari artikel diatas gak?

Unknown mengatakan...

Kuramg lengkap sekalian asuhan kel ya

Posting Komentar