Senin, 30 April 2012

Asupan Nutrisi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

 
Pasien Gagal Ginjal kronik dibedakan menjadi 2 kelompok (Nutrition Care Protocols for the Acute Care Setting, Atlanta, Ga: Morrison Management Specialists Inc, 2003):
a.       Pre-end stage renal disease (pre-ESRD):
Pasien yang tidak perlu melakukan dialisis dalam pengobatannya, tetapi hanya menggunakan modifikasi diet dan obat saja
b.      Dialysis:
Pasien yang penyakitnya sudah mencapai tahap dimana harus melakukan dialisis untuk membantu kerja ginjal (hemodialysis atau peritoneal dialysis). 
Pengobatan gagal ginjal kronik dapat dibagi menjadi 2 tahap:
1.      Tindakan Konservatif
                  GGK merupakan suatu penurunan fungsi ginjal yang berlangsung lama dan perlahan-lahan (menurun) sehingga laju filtrasi glomerulus kurang dari 25 ml/menit. Pada keadaan ini kemampuan ginjal untuk mengeluarkan hasil-hasil metabolisme tubuh terganggu sehingga sisa-sisa metabolisme menumpuk dan menimbulkan sindroma uremik, seperti mual, muntah dan kehilangan nafsu makan (anoreksia). Akibatnya terjadi gangguan-gangguan fungsi hormon dan penurunan fungsi imun. Dibawah ini merupakan asuhan nutrisi pada pasien GGK tanpa dialisis :
a.       Pengaturan Protein
            Pengaturan asupan protein sangat diperlukan karena gejala sindrome uremik yang terjadi disebabkan karena penumpukan sisa-sisa katabolisme protein tubuh. Protein diberikan 0.5-0.6 gr/kg BB per hari, dimana > 50% protein bernilai biologis tinggi. Protein Biologis Tinggi merupakan protein dengan susunan asam amino yang menyerupai susunan asam amino pada manusia dan umumnya berasal dari protein hewani (susu, telur). Keuntungan yang diharapkan dari pemakaian diet rendah protein ini adalah (Sidabutar, 1992):
o   Pengurangan produksi urea dan metabolit lainnya karena asupan protein yang lebih rendah
o   Pengurangan asupan protein dan fosfor akan mengurangi hiperfiltrasi glomerulus sehingga diharapkan progresivitas gagal ginjal akan menurun/kerusakan glomerulus berkurang
b.      Pengaturan Kalori/Energi
            Kebutuhan asupan kalori penderita GGK yang stabil adalah 35 Kal/kg BB. Bila ada hipertrigliseridemia, asupan karbohidrat dikurangi sampai 35% asupan kalori total.
            Asupan lemak diusahakan 30% dari asupan kalori total. Pada GGK terjadi gangguan metabolisme lemak, terlihat dari peninggian kolesterol total dan penurunan HDL kolesterol. Gangguan metabolisme lemak pada penderita GGK ini merupakan faktor resiko timbulnya aterosklerosis dan mempengaruhi progresivitas ginjal melalui proses glomerulo arteriosklerosis.
c.       Pengaturan Mineral
Fosfor
Pada gagal ginjal terdapat hiperfosfatemi, akibat penurunan fungsi ekskresi ginjal. Hal ini berakibat terjadinya gangguan keseimbangan kalsium dan magnesium. Sehingga dapat mempengaruhi terjadinya hiperparathiroid, pemburukan fungsi ginjal dan kalsifikasi metastatik pada jaringan. Pada umumnya diberikan asupan fosfor 6-10mg/kg BB
Kalsium
Pada GGK terjadi hipokalsemia akibat penyerapan kalsium yang berkurang dari usus. Hal ini disebabkan produksi calcitriol (1,25 – (OH)2 Vit D3) berkurang. Disamping itu, pengurangan asupan protein juga mengurangi masukan kalsium. Kebutuhan asupan kalsium 1000-1500 mg/hari
Vitamin
Defisiensi asam folat, piridoksin dan vitamin C dapat terjadi sehingga perlu suplementasi vitamin tersebut. Sedangkan vitamin A mengalami peningkatan sehingga harus dihindarkan pemberian vitamin A pada GGK. Vitamin E dan K tidak membutuhkan suplementasi. Kadar vitamin D mengalami penurunan pada penderita GGK karena adanya gangguan pada ginjal yang memproduksi vitamin D yang aktif, sehingga dibutuhkan suplementasi jika defisiensi.

2.      Dialisis
                  Dialisis adalah suatu proses dimana solut dan air mengalami difusi secara pasif melalui suatu membran berpori dari satu kompartemen cair menuju kompartemen cair lainnya. Dialisis sebagai tindakan terapi disebut terapi pengganti karena menggantikan sebagian fungsi ginjal yaitu fungsi ekskresi untuk membuang zat-zat yang toksik dari tubuh. Jadi pada tindakan dialisis ini fungsi lain dari ginjal seperti fungsi produksi hormon, tidak digantikan sehingga penderita yang kekurangan hormon eritropoetin misalnya akan tetap anemia. Ada 2 tehnik dialisis yang biasa dilakukan, yaitu (Sylvia A. Price dan Loraine M. Wilson, 1995):
a.       Hemodialisa
Suatu mesin ginjal buatan atau hemodialyzer terdiri dari membran semi permiabel (dari selofan atau cuprophane) yang sederhana dengan darah di satu pihak dan cairan dialisis di pihak lain.
b.      Peritoneal Dialisis
Peritoneal dialisis merupakan tehnik dialisis yang menggunakan peritoneum sebagai membran semi permeabel. Akses terhadap rongga peritoneal menggunakan kateter tenchoff yang lunak. Ada 4 macam dialisis peritoneal yang sering digunakan, yaitu (Sylvia A. Price, 1995 ):
o   Manual intermittent peritoneal dialysis
o   Continous Cycler-assited Peritoneal Dialysis (CPPD)
o   Automated Intermittenty Peritoneal Dialysis (IPD)
o   Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)
            Merupakan tehnik dialisis mandiri dengan menggunakan 2 lt dialisat penukar empat kali sehari, dimana pertukaran terakhir dilakukan pada jam tidur sehingga cairan dibiarkan diam dalam rongga peritoneal semalaman.
Kelebihan penggunaan CAPD adalah:
o   Mempermudah pasien karena dapat dilakukan dimana saja
o   Tidak terjadi penigkatan atau penurunan yang drastis pada kadar kimia darah
o   Sederhana, mudah dipelajari, dan biaya rendah
Kerugian penggunaan CAPD adalah
o   Resiko terjadinya peritonitis yang terjadi sekali dalam 40 minggu
o   Infeksi saluran kateter
o   Kehilagan cukup banyak protein
o   Hiperkolesterolemia, hipertrigliserida, obesitas
o   Hernia inguinalis dan abdominalis

Syarat diet pada GGK dengan peritoneal dialisis antara lain:
Protein:
            Protein diberikan tinggi 1,2-1,4 gr/kg BB untuk menjaga keseimbangan nitrogen dan menggantikan kehilangan protein 5-15 gram selama dialisis. Protein yang hilang terutama albumin (50%) dan imunoglobulin (15.5%).
Energi :
            Dibutuhkan minimal 35 kal/kg BB. Asupan energi ini termasuk dekstrose yang berasal dari cairan dialisat. Konsentrasi dialisat umumnya 1,5%; 2,5%; 3,5%; dan 4,5%. Diperkirakan 80% dekstrose dapat diabsorbsi. Adapun nilai kalori yang didapatkan dari dialisat adalah sebagai berikut:
Cara pemberian
konsentrasi dekstrosa siang hari
Kkal glukosa diabsorbsi siang hari
konssentrasi dekstrosa malam hari
Kkal glukosa diabsorbsi malam hari
Kkal glukosa tot diabs sehari
ke-1
ke-2
ke-3
1
1,5 %
1,5 %
1,5%
250
4.25%
260
510
2
1,5 %
2,5 %
1,5%
310
4.25%
260
570
3
2,5 %
2,5 %
2,5%
420
4.25%
260
680
4
1,5 %
4,25 %
1,5%
400
4.25%
260
660
5
2,5 %
4,25 %
2,5%
510
4.25%
260
770
Sumber : Daugirdas, J.T dan T.S Ing. Handbook of dialysis 1994 dalam Sunita Almatsier. 2004. Penuntun diet. Gramedia: jakarta

Natrium :
            Pembatasan asupan natrium tidak terlalu ketat, dianjurkan 90-150 mEq/hari (2070 – 3450 mg/hari). Pembatasan natrium dapat membantu mencegah timbulnya retensi cairan
Kalium:
            Serum kalium biasanya dalam batas normal. Hal ini disebabkan adanya dialisis. Oleh karena tidak perlu pembatasan. Jika serum kalium meningkat, asupan kalium dianjurkan 60-70mEq/hari (2340 – 2730 mg/hari)
Kalsium:
            Diharapkan asupan kalsium tinggi, namun biasanya tidak dapat terpenuhi karena serum fosfor harus terkontrol. Dianjurkan asupan kalsium 100-1400 mg/hari
Fosfor :
            Diet dengan pembatasan fosfor sementara asupan protein tinggi sangat sulit direncanakan. Namun begitu jika mungkin bahan makanan yang tinggi fosfor dikurangi, maka pengikat fosfor juga diberikan. Asupan fosfor dianjurkan 400 – 900 mg/hari. Bahan makanan tinggi fosfor antara lain: keju, yoghurt, susu, ice cream, ikan dan kacang-kacangan
Suplemen vitamin :
            Suplemen vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B6 (pyridoxine) 10 – 15 mg, asam folat 0.5 – 1.0 mg, vitamin C 100 – 200 mg, vitamin B1 30 – 40 mg per hari.
Daftar keperluan nutrisi penderita yang menjalani peritoneal dialisis
ZAT GIZI
JUMLAH
Protein, gr/kg BB

Kalori, Kal/kg BB
Karbohidrat
Vitamin (suplemen) mg
Piridoksin HCl
Vitamin A
Vitamin E
Vitamin D
Kalsium, gr
Phosfor, gram
Kalium
Na dan air
1,2 – 1,4
> 1,5 peritonitis
35 – 45
35% Kalori total

5 – 15
tidak perlu
tidak perlu
sesuai keadaan
1 – 2
sesuai keadaan
sesuai keadaan
sesuai keadaan BB dan TD
Sumber : Sidabutar. 1992. Gizi pada Gagal Ginjal Kronik. Perhimpunan Nefrologi Indonesia: Jakarta 


Lihat Juga Tentang Konsep Dasar Penyakit Gagal Ginjal Kronik (GGK)

2 komentar:

Mayor sutrisno mengatakan...

Info juga kalau mau cari pengobatan gagal ginjal selain cuci darah di rumah sakit bisa juga brobat dengan dr eliza ,beliau dr umum yang tugas di aceh besar di salah satu puskes di aceh.
Banyak yang sudah sembuh dengan beliau terutama gagal ginjal akut,tr masuk saya.
Bila jauh bisa pesan resep obat nya saja dan rajin konsultasi...
Lebih lengkapnya bisa hub beliau langsung
Ini no beliau 0822-9498-9494

Mayor sutrisno mengatakan...

Info juga kalau mau cari pengobatan gagal ginjal selain cuci darah di rumah sakit bisa juga brobat dengan dr eliza ,beliau dr umum yang tugas di aceh besar di salah satu puskes di aceh.
Banyak yang sudah sembuh dengan beliau terutama gagal ginjal akut,tr masuk saya.
Bila jauh bisa pesan resep obat nya saja dan rajin konsultasi...
Lebih lengkapnya bisa hub beliau langsung
Ini no beliau 0822-9498-9494

Posting Komentar