Jenis diet yang diberikan kepada penderita
penyakit tifus abdominalis adalah diet lambung yang menurut Sunita Almatsier
(2004) dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Diet lambung I; diberikan pada penderita Tifus
abdominalis berat. Makanan diberikan setiap 3 jam dalam bentuk makanan saring,
selama 1-2 hari saja karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin
dan vitamin C.
2. Diet lambung II; diberikan pada penderita
Tifus abdominalis ringan. Makanan berbentuk lunak, porsi kecil serta diberikan
berupa 3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan. Makanan ini cukup
energi, protein, dan vitamin C, namun kurang tiamin.
3. Diet lambung III; diberikan pada penderita Tifus
abdominalis yang hampir sembuh. Makanan berbentuk lunak atau biasa bergantung
pada tolerasnsi penderita. Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya.
A.
Tujuan Diet
Menurut
Sunita Almatsier (2004) tujuan umum penatalaksanaan diet lambung adalah untuk
memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta
mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.
B.
Syarat Diet
Menurut Sunita Almatsier (2004) syarat
penatalaksanaan diet lambung adalah:
1. Mudah cerna, porsi kecil dan sering diberikan
2. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan
pasien menerimanya.
3. Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan
Energi total yang ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
4. Karbohidrat cukup, sisa dari kebutuhan energi
total sebagai sumber energi utama.
5. Rendah serat, terutama serat tidak larut air
yang ditingkatkan secara bertahap.
6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu
yang tajam, baik secara termis, mekanis maupun kimia (disesuaikan dengan daya
terima perorangan).
7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi
laktosa; umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak.
8. Makan secara perlahan di lingkungan yang
tenang.
9. Pada fase akut dapat diberikan makanan
parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi istirahat pada lambung.
10. Bahan makanan yang dianjurkan dan yang sebaiknya
dihindari terdapat pada tebel
Tabel 3.1. Bahan Makanan yang
Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Pada Diet Lambung I (Makanan Saring)
Bahan makanan
|
Dianjurkan
|
Tidak dianjurkan
|
Sumber
Karbohidrat
|
Beras
dibubur saring atau dihaluskan, roti dipanggang atau dibubur, krakers,
biscuit, tepung-tepungan, seperti: tepung beras, maizena, sagyu, hunkwe;
havermout dibuat bubur atau dibuat puding; gula pasir, gula merah, gula aren,
sirup.
|
Beras
ketan, jagung, cantel, ubi, talas, singkong.
|
Sumber
protein hewani
|
Daging,
ayam dan ikan tanpa duri, digiling, dihaluskan; telur ayam rebus ½ masak atau
dicampur dalam makanan atau minuman, susu sapi, yoghurt
|
Daging
dan ayam berlemak; daging ayam, ikan dan telur digoreng; daging diawet
seperti dendeng, diasp; ikan banyak duri seperti bandeng, mujair, mas dan
selar.
|
Sumber
protein nabati
|
Tempe
dan tahu digiling, kacang hijau disaring atau dihaluskan, susu kedelai.
|
Kacang-kacangan
dan hasil olah seperti tahu dan tempe digoreng.
|
Sayuran
|
Sayuran
rendah serat dan disaring atau dihaluskan seperti bayam, wortel, labu kuning,
labu siam dan tomat.
|
Sayuran
mentah; sayuran yang menimbulkan gas seperti lobak, kol, sawi; sayuran yang
banyak serat seperti daun singkong, nangka muda dan keluwih
|
Buah
|
Buah
yang tidak banyak serat, disaring atau dibuat jus atau dihaluskan seperti
pepaya, semangka, melon, pisang dan jeruk.
|
Buah
yang banyak serat dan atau menimbulkan gas seperti nangka, durian, kedondong
dan nanas.
|
Bumbu-bumbu
|
Bumbu
yang tidak tajam dalam jumlah terbatas, seperti garam dan kecap.
|
Bumbu
yang tajam seperti cabe dan merica.
|
Minuman
|
Teh
encer, kopi encer, coklat dalam jumlah terbatas
|
Minuman
yang mengandung alkohol seperti bir, wiski; minuman yang mengandung soda
seperti air soda, minuman botol ringan/soft
drink.
|
Tabel 3.2. Bahan Makanan yang
Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Pada Diet Lambung II
Bahan makanan
|
Dianjurkan
|
Tidak dianjurkan
|
Sumber
Karbohidrat
|
Beras
dibubur atau ditim; kentang dipure; makaroni direbus; roti dipanggang;
krakers, biscuit; mi, bihun, tepung-tepungan dibuat bubur atau dibuat
puding.
|
Beras
ketan, beras tumbuk, roti whole wheat,
jagung, ubi, talas, singkong; cake, dodol dan berbagai kue yang terlalu manis
dan berlemak tinggi.
|
Sumber
protein hewani
|
Daging
sapi empuk, hati, ikan, ayam digiling atau dicincang dan direbus, disemur,
ditim, dipanggang; telur ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air dan
dicampur dalam makanan; susu.
|
Daging,
ikan, ayam yang diawet, digoreng; daging babi; telur diceplok atau digoreng.
|
Sumber
protein nabati
|
Tempe
dan tahu direbus, ditim, ditumis; kacang hijau direbus atau dihaluskan.
|
Tahu
dan tempe digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang tolo.
|
Sayuran
|
Sayuran
yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak: bayam, bit,
wortel, labu kuning, labu siam dan tomat direbus dan ditumis.
|
Sayuran
mentah; sayuran yang berserat tinggi dan menimbulkan gas seperti daun
singkong, kacang panjang, kol, lobak, sawi dan asparagus.
|
Buah
|
Pepaya,
pisang, jeruk manis, sari buah; pir dan peach dalam kaleng.
|
Buah
yang banyak serat dan atau menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, apel,
kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan.
|
Lemak
|
Margarin
dan mentega; minyak untuk menumis dan santan encer.
|
Lemak
hewan, santan kental.
|
Minuman
|
Teh,
sirup.
|
Minuman
yang mengandung soda dan alkohol, kopi dan es krim.
|
Bumbu-bumbu
|
Gula,
garam, vetsin, kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, salam dan sereh.
|
Lombok,
bawang, merica, cuka dan sebagainya yang tajam.
|
Tabel 3.3. Bahan Makanan yang
Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Pada Diet Lambung III
Bahan makanan
|
Dianjurkan
|
Tidak dianjurkan
|
Sumber
Karbohidrat
|
Beras
ditim, nasi; kentang direbus, dipure; makaroni, mi, bihun direbus; roti,
biskuit, krakers; tepung-tepungan di-buat bubur atau dibuat puding.
|
Beras
ketan, beras tumbuk, roti whole wheat,
jagung; ubi, talas, singkong, kentang digoreng; dodol dan sebagainya.
|
Sumber
protein hewani
|
Daging
sapi empuk, hati, ikan, ayam direbus, disemur, ditim, dipanggang; telur ayam
direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur dalam makanan; susu.
|
Daging,
ikan, ayam yang dikaleng, dikeringkan, diasap, diberi bumbu-bumbu tajam;
daging babi, telur digoreng.
|
Sumber
protein nabati
|
Tempe
dan tahu direbus, ditim, ditumis; kacang hijau direbus.
|
Tahu
dan tempe digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang tolo.
|
Sayuran
|
Sayuran
yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak: bayam, buncis,
kacang panjang, bit, labu siam, wortel, tomat, labu kuning direbus, ditumis,
disetup dan diberi santan.
|
Sayuran
dikeringkan.
|
Buah
|
Pepaya,
pisang, sawo, jeruk manis, sari buah, buah dalam kaleng.
|
Buah
yang banyak serat dan atau menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, apel,
kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan.
|
Lemak
|
Margarin,
minyak, santan encer.
|
Lemak
hewan, santan kental.
|
Minuman
|
Teh
encer, sirup.
|
Minuman
yang mengandung soda dan alkohol, kopi, teh kental dan es krim.
|
Bumbu-bumbu
|
Gula,
garam, vetsin dalam jumlah terbatas; kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi,
laos, salam, sereh dan sebagainya.
|
Lombok,
merica, cuka dan bumbu lainnya yang tajam.
|
Lihat Juga Konsep Penyakit Tifus Abdominalis
0 komentar:
Posting Komentar