Senin, 30 April 2012

Terapi Diet untuk Tifus Abdominalis


Jenis diet yang diberikan kepada penderita penyakit tifus abdominalis adalah diet lambung yang menurut Sunita Almatsier (2004) dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Diet lambung I; diberikan pada penderita Tifus abdominalis berat. Makanan diberikan setiap 3 jam dalam bentuk makanan saring, selama 1-2 hari saja karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin dan vitamin C.
2. Diet lambung II; diberikan pada penderita Tifus abdominalis ringan. Makanan berbentuk lunak, porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan. Makanan ini cukup energi, protein, dan vitamin C, namun kurang tiamin.
3. Diet lambung III; diberikan pada penderita Tifus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan berbentuk lunak atau biasa bergantung pada tolerasnsi penderita. Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya.
A.    Tujuan Diet
Menurut Sunita Almatsier (2004) tujuan umum penatalaksanaan diet lambung adalah untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.

B.     Syarat Diet
Menurut Sunita Almatsier (2004) syarat penatalaksanaan diet lambung adalah:
1. Mudah cerna, porsi kecil dan sering diberikan
2. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien menerimanya.
3. Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan Energi total yang ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
4. Karbohidrat cukup, sisa dari kebutuhan energi total sebagai sumber energi utama.
5. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.
6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima perorangan).
7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak.
8. Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.
9. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi istirahat pada lambung.
10.  Bahan makanan yang dianjurkan dan yang sebaiknya dihindari terdapat pada tebel

Tabel 3.1.  Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Pada Diet Lambung I (Makanan Saring)
Bahan makanan
Dianjurkan
Tidak dianjurkan
Sumber Karbohidrat
Beras dibubur saring atau dihaluskan, roti dipanggang atau dibubur, krakers, biscuit, tepung-tepungan, seperti: tepung beras, maizena, sagyu, hunkwe; havermout dibuat bubur atau dibuat puding; gula pasir, gula merah, gula aren, sirup.
Beras ketan, jagung, cantel, ubi, talas, singkong.
Sumber protein hewani
Daging, ayam dan ikan tanpa duri, digiling, dihaluskan; telur ayam rebus ½ masak atau dicampur dalam makanan atau minuman, susu sapi, yoghurt
Daging dan ayam berlemak; daging ayam, ikan dan telur digoreng; daging diawet seperti dendeng, diasp; ikan banyak duri seperti bandeng, mujair, mas dan selar.
Sumber protein nabati
Tempe dan tahu digiling, kacang hijau disaring atau dihaluskan, susu kedelai.
Kacang-kacangan dan hasil olah seperti tahu dan tempe digoreng.
Sayuran
Sayuran rendah serat dan disaring atau dihaluskan seperti bayam, wortel, labu kuning, labu siam dan tomat.
Sayuran mentah; sayuran yang menimbulkan gas seperti lobak, kol, sawi; sayuran yang banyak serat seperti daun singkong, nangka muda dan keluwih
Buah
Buah yang tidak banyak serat, disaring atau dibuat jus atau dihaluskan seperti pepaya, semangka, melon, pisang dan jeruk.
Buah yang banyak serat dan atau menimbulkan gas seperti nangka, durian, kedondong dan nanas.
Bumbu-bumbu
Bumbu yang tidak tajam dalam jumlah terbatas, seperti garam dan kecap.
Bumbu yang tajam seperti cabe dan merica.
Minuman
Teh encer, kopi encer, coklat dalam jumlah terbatas
Minuman yang mengandung alkohol seperti bir, wiski; minuman yang mengandung soda seperti air soda, minuman botol ringan/soft drink.

Tabel 3.2.  Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Pada Diet Lambung II
Bahan makanan
Dianjurkan
Tidak dianjurkan
Sumber Karbohidrat
Beras dibubur atau ditim; kentang dipure; makaroni direbus; roti dipanggang; krakers, biscuit; mi, bihun,  tepung-tepungan dibuat bubur atau dibuat puding.
Beras ketan, beras tumbuk, roti whole wheat, jagung, ubi, talas, singkong; cake, dodol dan berbagai kue yang terlalu manis dan berlemak tinggi.
Sumber protein hewani
Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam digiling atau dicincang dan direbus, disemur, ditim, dipanggang; telur ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur dalam makanan; susu.
Daging, ikan, ayam yang diawet, digoreng; daging babi; telur diceplok atau digoreng.
Sumber protein nabati
Tempe dan tahu direbus, ditim, ditumis; kacang hijau direbus atau dihaluskan.
Tahu dan tempe digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang tolo.
Sayuran
Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak: bayam, bit, wortel, labu kuning, labu siam dan tomat direbus dan ditumis.
Sayuran mentah; sayuran yang berserat tinggi dan menimbulkan gas seperti daun singkong, kacang panjang, kol, lobak, sawi dan asparagus.
Buah
Pepaya, pisang, jeruk manis, sari buah; pir dan peach dalam kaleng.
Buah yang banyak serat dan atau menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, apel, kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan.
Lemak
Margarin dan mentega; minyak untuk menumis dan santan encer.
Lemak hewan, santan kental.
Minuman
Teh, sirup.
Minuman yang mengandung soda dan alkohol, kopi dan es krim.
Bumbu-bumbu
Gula, garam, vetsin, kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, salam dan sereh.
Lombok, bawang, merica, cuka dan sebagainya yang tajam.
  
Tabel 3.3.  Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Pada Diet Lambung III
Bahan makanan
Dianjurkan
Tidak dianjurkan
Sumber Karbohidrat
Beras ditim, nasi; kentang direbus, dipure; makaroni, mi, bihun direbus; roti, biskuit, krakers; tepung-tepungan di-buat bubur atau dibuat puding.
Beras ketan, beras tumbuk, roti whole wheat, jagung; ubi, talas, singkong, kentang digoreng; dodol dan sebagainya.
Sumber protein hewani
Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam direbus, disemur, ditim, dipanggang; telur ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur dalam makanan; susu.
Daging, ikan, ayam yang dikaleng, dikeringkan, diasap, diberi bumbu-bumbu tajam; daging babi, telur digoreng.
Sumber protein nabati
Tempe dan tahu direbus, ditim, ditumis; kacang hijau direbus.
Tahu dan tempe digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang tolo.
Sayuran
Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak: bayam, buncis, kacang panjang, bit, labu siam, wortel, tomat, labu kuning direbus, ditumis, disetup dan diberi santan.
Sayuran dikeringkan.
Buah
Pepaya, pisang, sawo, jeruk manis, sari buah, buah dalam kaleng.
Buah yang banyak serat dan atau menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, apel, kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan.
Lemak
Margarin, minyak, santan encer.
Lemak hewan, santan kental.
Minuman
Teh encer, sirup.
Minuman yang mengandung soda dan alkohol, kopi, teh kental dan es krim.
Bumbu-bumbu
Gula, garam, vetsin dalam jumlah terbatas; kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, salam, sereh dan sebagainya.
Lombok, merica, cuka dan bumbu lainnya yang tajam.

Lihat Juga Konsep Penyakit Tifus Abdominalis

0 komentar:

Posting Komentar