DEFINISI.
Citra
tubuh membangun sebuah kompleks yang didefenisikan oleh kita “persepsi, pikiran
dan perasaan mengenai pengalaman tubuh” yang tertanam dan dibentuk dalam
konteks sosial budaya kita tidak hanya menyediakan rasa diri, citra tubuh juga
mempengaruhi bagaimana kita berpikir, bertindak dan berhubungan dengan orang
lain, yang tiba-tiba perubahan dalam satu penampilan fisik sebagai hasil dari
pekerjaan yang berhubungan dengan amputasi dapat hadir signifikan dan kompleks
sebagai tantangan psikologis (Wald & Alvaro, 2004).
Gangguan citra tubuh adalah perubahan
persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran bentuk, struktur,
fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh.
Gangguan
citra tubuh biasanya melibatkan distorsi dan persepsi negatif tentang
penampilan fisik mereka. Perasaan malu yang kuat, kesadaran diri dan
ketidaknyamanan sosial sering menyertai penafsiran ini. Sejumlah perilaku
menghindar sering digunakan untuk menekan emosi dan pikiran negatif, seperti
visual menghindari kontak dengan sisa ekstremitas, mengabaikan kebutuhan
perawatan diri dari sisa ekstremitas dan menyembunyikan sisa ekstremitas lain.
Pada akhirnya
reaksi negatif ini dapat mengganggu proses rehabilitasi dan berkontribusi untuk
meningkatkan isolasi sosial (Wald & Alvaro, 2004).
Individu
yang mempunyai gangguan bentuk tubuh bisa tersembunyi atau tidak kelihatan atau
dapat juga meliputi suatu bagian tubuh yang berubah secara signifikan dalam
bentuk struktur yang disebabkan oleh rasa trauma atau penyakit. Beberapa
individu boleh juga menyatakan perasaan ketidakberdayaan, keputusasaan, dan
kelemahan, dan boleh juga menunjukkan perilaku yang bersifat merusak terhadap
dirinya sendiri, seperti penurunan pola makan atau usaha bunuh diri. (Kozier,
2004).
Suatu
gangguan citra tubuh dapat diketahui perawat dengan mewawancarai dan mengamati
pasien secara berhati-hati untuk mengidentifikasi bentuk ancaman dalam citra
tubuhnya (fungsi signifikan bagian yang terlibat, pentingnya penglihatan dan
penampilan fisik bagian yang terlibat); arti kedekatan pasien terhadap anggota
keluarga dan anggota penting lainnya dapat membantu pasien dan keluarganya
(Kozier, 2004).
Respon
pasien terhadap kelainan bentuk atau keterbatasan meliputi perubahan dalam
kebebasan. Pola ketergantungan dalam komunikasi dan sosialisasi. Respon
terhadap kelainan bentuk atau keterbatasan dapat berupa:
a) Respon
penyesuaian: menunjukkan rasa sedih dan duka cita (rasa shock, kesangsian,
pengingkaran, kemarahan, rasa bersalah atau penerimaan)
b) Respon
mal-adaptip: lanjutan terhadap penyangkalan yang berhubungan dengan kelainan
bentuk atau keterbatasan yang tejadi pada diri sendiri. Perilaku yang bersifat
merusak, berbicara tentang perasaan tidak berharga atau perubahan kemampuan
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Respon
terhadap pola kebebasan – ketergantungan dapat berupa:
1) Respon
penyesuaian: merupakan tanggung jawab terhadap rasa kepedulian (membuat
keputusan) dalam mengembangkan perilaku kepedulian yang baru terhadap diri
sendiri, menggunakan sumber daya yang ada, interaksi yang saling mendukung
dengan keluarga.
2) Respon
mal-adaptip: menunjukkan rasa tanggung jawab akan rasa kepeduliannya terhadap
yang lain yang terus-menerus bergantung atau dengan keras menolak bantuan.
3) Respon
terhadap Sosialisasi dan Komunikasi dapat berupa:
o
Respon penyesuaian: memelihara pola sosial umum,
kebutuhan komunikasi dan menerima tawaran bantuan, dan bertindak sebagai
pendukung bagi yang lain.
o
Respon mal-adaptip: mengisolasikan dirinya
sendiri, memperlihatkan sifat kedangkalankepercayaan diri dan tidak mampu
menyatakan rasa (menjadi diri sendiri, dendam, malu, frustrasi, tertekan)
(Carol, 1997).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CITRA TUBUH
Citra
tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Perubahan
perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek
penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek lainnya dari
konsep diri. Selain itu, sikap dan nilai kultural dan sosial juga mempengaruhi citra tubuh. Pandangan
pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dan
pandangan orang lain.
Cara
individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek
psikologinya. Pandangan yang realistik terhadap dirinya, menerima dan mengukur
bagian tubuhnya akan membuatnya lebih merasa aman sehingga terhindar dari rasa
cemas dan meningkatkan harga diri. Proses tumbuh kembang fisik dan kognitif
perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai
efek penampakan yang lebih besar pada tubuh bila dibandingkan dengan aspek lain
dari konsep diri (Potter & Perry, 2005).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi gangguan citra tubuh:
1) Operasi.
2) Kegagalan
fungsi tubuh
3) Waham
yang berkaitan dengan bentuk dan fungsi
tubuh
4) Tergantung
pada mesin
5) Umpan
balik interpersonal yang negatif
6) Standard
sosial budaya
NEGATIF DAN POSITIF CITRA TUBUH
Citra
tubuh yang negatif merupakan suatu persepsi yang salah mengenai bentuk
individu, perasan yang bertentangan dengan kondisi tubuh individu sebenarnya.
Individu merasa bahwa hanya orang lain yang menarik dan bentuk tubuh dan ukuran
tubuh individu adalah sebuah tanda kegagalan pribadi. Individu merasakan malu, self-conscious,
dan khawatir akan badannya. Individu merasakan canggung dan gelisah terhadap
badannya (Dewi, 2009).
Citra
Tubuh yang positif merupakan suatu persepsi yang benar tentang bentuk individu,
individu melihat tubuhnya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Individu
menghargai badan/tubuhnya yang alami dan individu memahami bahwa penampilan
fisik seseorang hanya berperan kecil dalam menunjukkan karakter mereka dan
nilai dari seseorang. Individu merasakan bangga dan menerimanya bentuk badannya
yang unik dan tidak membuang waktu untuk mengkhawatirkan makanan, berat badan,
dan kalori. Individu merasakan yakin dan nyaman dengan kondisi badannya (Dewi,
2009).
TANDA DAN GEJALA GANGGUAN CITRA TUBUH.
Adapun
tanda dan gejala dari gangguan citra tubuh yaitu menolak melihat dan menyentuh
bagian tubuh yang berubah, tidak menerima perubahan tubuh yang telah
terjadi/akan terjadi, menolak penjelasan perubahan tubuh, persepsi negatif pada
tubuh, preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang, mengungkapkan keputusasaan,
mengungkapkan ketakutan (Harnawatiaj, 2008).
Tanda
dan gejala gangguan citra tubuh:
a) Menolak
melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
b) Tidak
menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi
c) Menolak
penjelasan perubahan tubuh
d) Persepsi
negatif pada tubuh
e) Mengungkapkan
keputusasaan
0 komentar:
Posting Komentar