Topik
: Pentingnya
imunisasi pada anak
Target dan Sasaran
: Para ibu-ibu di desa
Marong Jamaq
Hari/Tanggal
: Selasa 20 November 2010
Waktu
: Pukul 09.00 – 09.30 WITA
Tempat
: Balai Desa Marong Jamaq
A.
LATAR BELAKANG
Penyakit cacar (smalpox) sendiri telah dinyatakan hilang
sejak tahun 1979 berkat vaksinasi. "Vaksinasi adalah penemuan terbesar
dalam ilmu kedokteran dan kesehatan umum," demikian seperti ditulis dalam
laporan.
Berdasarkan data dari departemen kesehatan AS, statistik
menunjukkan penurunan penyakit dan kematian. Misalnya saja pada tahun 1936-1945
lebih dari 21.000 orang terinfeksi difteri dan menelan korban jiwa 1.800 orang
tiap tahunnya. Namun kasus penyakit ini sudah tidak ditemukan lagi pada tahun
2006.
Antara tahun 1953 dan 1962, lebih dari 500.000 orang
menderita cacar air tiap tahunnya dan 440 orang meninggal karenanya. Di tahun
2006 hanya ada 55 kasus penyakit cacar air ditemukan.
Penurunan kasus penyakit gondong mencapai 95,9 persen,
tetanus 92,9 persen, dan penyakit pertusis turun 92,2 persen. Kematian akibat
tetanus dan pertusis menurun hingga 99 persen. "Keberhasilan tersebut
terjadi karena program imunisasi untuk anak dan balita yang dicanangkan
pemerintah berhasil,".
Di Indonesia sendiri pemerintah mewajibkan setiap bayi
dan anak mendapat imunusisasi tuberkolosis (BCG), DPT, imunisasi polio, campak,
dan hepatitis B. Selain itu masih ada beberapa imunisasi yang dianjurkan untuk
diberikan, yakni imunusiasi Tipa untuk demam tifoid dan paratifoid, imunisasi
hepatitis A, imunisasi varisela untuk penyakit cacar air, imunisasi HiB untuk
mencagah kuman Haemophylus influenzae penyebab meningitis (radang selaput otak)
B.
TUJUAN
1.
Tujuan Instruksional Umum
Setelah
mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang pentingnya imunisasi pada anak, diharapkan peserta penyuluhan dapat lebih
memahami pentingnya imunisasi pada
anak sehingga
angka kejadian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi pada anak dapat ditekan.
2.
Tujuan Intuksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan
peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali :
a. Definisi imunisasi
b. Tujuan imunisasi
c. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
d. Jenis imunisasi
e. Cara kerja imunisasi melawan penyakit
3.
GARIS BESAR MATERI
a. Definisi imunisasi
b. Tujuan imunisasi
c. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
d. Jenis imunisasi
e. Cara kerja imunisasi melawan penyakit
4.
PELAKSANAAN KEGIATAN
Acara
NO
|
WAKTU
|
KEGIATAN PENYULUHAN
|
KEGIATAN PESERTA
|
1
|
2 menit
|
Pembukaan
o
Penyampaian salam
o Perkenalan
o Menjelaskan topik penyuluhan
o Menjelaskan tujuan
o
Kontrak waktu
|
a. Membalas salam
b.
Memperhatikan
c.
Memperhatikan
d.
Memperhatikan
e. Memperhatikan
|
2
|
13 menit
|
Pelaksanaan
o Penyampaian materi mengenai :
o Definisi imunisasi
o Tujuan imunisasi
o Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
o Jenis imunisasi
o Cara kerja imunisasi melawan penyakit
o Sesi Tanya jawab
|
Memperhatikan
penjelasan dan mencermati materi
|
3
|
3 menit
|
Evaluasi
o Memberikan pertanyaan lisan (menanyakan
kembali)
|
Partisipasi aktif
|
3
|
2 menit
|
Terminasi
o
Menyimpulkan hasil penyuluhan
o Mengakhiri dengan salam
|
Memperhatikan
Menjawab salam
|
5.
METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
6.
MEDIA
a. Leaflet
b. Laptop
c. LCD
(Power Point)
7.
PENGORGANISASIAN
Penyaji : Muhamad Reza Pahlevi
8.
RENCANA EVALUASI (Evaluasi Struktur, Proses, dan Hasil)
a.
Evaluasi
Struktur
Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan
dapat digunakan dalam penyuluhan yaitu :
o
Leaflet
o
LCD (Power Point)
o
Laptop
Evaluasi Proses
o
Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan
memahami materi penyuluhan yang diberikan.
o
Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
o
Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh
dengan sasaran.
o
Kehadiran peserta diharapkan 80% dari kapasitas
ruangan yang tersedia dan tidak ada
peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
Evaluasi
Hasil
1) Jangka Pendek
Peserta penyuluhan mengerti 80 % dari apa yang telah
disampaikan dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang
akan diberikan oleh penyuluh. Berikut beberapa pertanyaan yang akan diberikan :
o
Sebutkan apa itu imunisasi!
o
Sebutkan tujuan imunisasi!
o
Sebutkan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi!
o
Sebutkan jenis-jenis imunisasi!
2)
Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan orang tua serta
pengasuh anak peserta
penyuluhan sehingga dapat menurunkan angka kejadian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
MATERI PEMBERIAN IMUNISASI
A.
PENGERTIAN IMUNISASI
Imunisasi
merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan
vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap
penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud vaksin adalah bahan yang dipakai
untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui
suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti vaksin
polio.
B.
TUJUAN IMUNISASI
Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan
meningkatkan derajat imunitas, memberikan proteksi imun dengan menginduksi
respons memori terhadap patogen tertentu / toksin dengan menggunakan preparat
antigen non-virulen/non-toksik. Kekebalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya terdapat tingginya kadar antibodi
pada saat dilakukan imunisasi, potensi antigen yang disuntikkan, waktu antara
pemberian imunisasi, mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut
akan tergantung dari faktor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat
diharapkan pada diri anak.
C.
PENYAKIT
YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI
Hingga saat ini terdapat sepuluh jenis vaksinasi yang dapat mencegah terjadinya infeksi
pada anak, yaitu :
a. Polio
b. Campak
c. Gondongan
d. Rubella (campak Jerman)
e. Difteria
|
f. Tetanus
g. Batuk rejan (Pertusis)
h. Meningitis
i. Cacar air
j. Hepatitis B
|
D.
JENIS
IMUNISASI
1.
Imunisasi
Aktif
Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan
akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi
imunologi spesifik yang akan menghasilkan respons seluler dan humoral serta
dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka
tubuh secara cepat dapat merespons. Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam
kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain :
a. Antigen
merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna
terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli sakarisa, toksoid atau
virus dilemahkan atau bakteri dimatikan
b. Pelarut
dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan
c. Preservatif,
stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menghindari tumbuhnya mikroba
dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.
d. Adjuvan
yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk meningkatkan
imunogenitas antigen.
2.
Imunisasi
Pasif
Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat
yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma
manusia atau binatang yang digunakan untuk mngatasi mikroba yang diduga sudah
masuk dalam tubuh yang terinfeksi.
Dalam pemberian imunisasi pada anak dapat dilakukan
dengan beberapa imunisasi yang dianjurkan antara lain :
a. BCG
(Bacillus Calmette-Guerin)
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang
primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG,
pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang berat seperti TBC pada selaput otak,
TBC Milier (pada seluruh lapangan paru) atau TBC tulang. Imunisasi BCG ini
merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan.
Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kali dan waktu pemberian
imunisasi BCG pada umur 0-11 bulan (umumnya 2 bulan), akan tetapi pada umumnya
diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan, kemudian cara pemberian imuniasi BCG melalui
intradermal. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus pada daerah
suntikan dan dapat terjadi limfadenitis regional dan reaksi panas.
b. Imunisasi DPT ( Diphteri, Pertusis, dan
Tetanus )
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit difteri.Imunisasi DPT ini merupakan
vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat
racunnya akan tetapi masih dapat merangsang pembentukan zat antibody (toksoid).
Frekwensi pemberian imunisasi DPT adalah 3 kali,dengan maksud pemberian
pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap
vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat anti,kedua dan ketiga
terbentuk zat anti yang cukup. Waktu pemberian imunisasi DPT antara umur
2 – 11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara pemberian imunisasi DPT
melalui intramuskuler. Efek samping pada DPT mempunyai efek ringan dan
efek berat,efek ringan seperti pembengkakan dan nyeri pada tempat
penyuntikan,demam sedangkan efek berat dapat menangis hebat kesakitan kurang
lebih empat jam,kesadaran menurun,terjadi kejang, enselopati, dan shock.
c. Imunisai Polio
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan
kelumpuhan pada anak.Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.
Frekuensi pemberian imunisasi polio adalah empat kali.Waktu pemberian imunisasi
polio pada umur 0-11 bulan dengan interval pemberian 4 minggu. Cara pemberian
imunisasi polio melalui oral.
d. Imunisasi Campak
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat
menular.Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.Frekuensi
pemberian imunisasi campak adalah satu kali.Waktu pemberian imunisasi campak
melalui subkutan kemudian efek sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada tempa
suntikan dan panas.
e. Imunisasi Hepatitis B
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg
dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis tiga kali. Waktu
pemberian imunisasi hepatitis B pada umur 0 – 11 bulan. Cara pemberian
imunisasi hepatitis ini adalah intramukular.
f. Imunisasi MMR ( Measles, Mumps, dan
Rubela )
Merupakan imunisasi yang digunakan
dalam memberikan atau mencegah terjainya penyakit campak (measles), gondong,
parotis epidemika (mumps) dan rubella (campak jerman). Dalam imunisasi MMR ini
antigen yang dipakai adalah virus campak strain Edmonson yang dilemahkan, virus
rubella strain RA 27/3 dan virus gondong. Vaksin ini tidak dianjurkan pada bayi
usia di bawah 1 tahun karena dikhawatirkan terjadi interferensi dengan antibody
maternal yang masih ada. Khusus pada daerah endemic sebaiknya diberikan
imunisasi campak yang monovalen dahulu pada usia 4- 6 bulan atau 9-11 bulan dan
boster dapat dilakukan MMR pada usia 15-18 bulan.
g. Imunisasi Tiphus Abdominalis
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit tifus abdominalis, dalam persendiannya
khususnya di Indonesia terdapat tiga jenis vaksin tifus abdominalis di
antaranya kuman yang dimatikan, kuman yang dilemahkan ( vivotif,berna) dan
antigen capsular Vi polysaccharide ( Typhim Vi, Pasteur Meriux ). Pada vaksin
kuman yang dimatikan dapat diberikan untuk bayi 6-12 bulan adalah 0,1 ml, 1-2
tahun 0,2 ml, dan 2-12 tahun adalah 0,5 ml, pada imunisasi awal dapat diberikan
sebanyak 2 kali dengan interval empat minggu kemudian penguat setelah satu
tahun kemudian. Pada vaksin kuman yang dilemahkan dapat diberikan dalam bentuk
capsul enteric coated sebelum makan pada hari 1,2,5, pada anak di atas usia 6
tahun dan pada antigen capsular diberikan pada usia di atas dua tahun dan dapat
diulang tiap 3 tahun.
h. Imunisasi Varicella
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit varicella (cacar air).Vaksin varicella
merupakan virus hidup varicella zoozter strain OKA yang dilemahkan. Pemberian
vaksin varicella dapat diberikan suntikan tunggal pada usia 12 tahun di daerah
tropic dan bila di atas usia 13 tahun dapat diberikan dua kali suntikan dengan
interval 4-8 minggu.
i.
Imunisasi
Hepatitis A
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis A. Pemberian imunisasi ini dapat
diberikan pada usia diatas dua tahun. Untuk imunisasi awal dengan menggunakan
vaksin Havrix (isinya virus hepatitis A strain HM175 yang inactivated) dengan 2
suntikan dengan interval 4 minggu dan boster pada enam bulan kemudian dan
apabila menggunakan vaksin MSD dapat dilakukan tiga kali suntikan pada usia 0,6
dan 12 bulan.
j.
Imunisasi
HiB (Haemophilus Influenzae Tipe B)
Merupakan imunisasi yang diberikan
untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe b. Vaksin ini adalah bentuk
polisakarida murbi (PRP : purified capsular polysaccharide) kuman H. Influenzae
tipe B. Antigen dalam vaksin tersebut dapat dikonjugasi dengan protein-protein
lain seperti toksoid tetanus (PRP-T),toksoid dipteri (PRP-D atau PRPCR50) atau
dengan kuman menongokokus (PRP-OMPC). Pada pemberian imunisasi awal dengan PRP-T
dilakukan dengan tiga suntikan dengan interval 2 bulan kemudian vaksin PRP OMPC
dilakukan dengan 2 suntikan dengan interval 2 bulan kemudian bosternya dapat
diberikan pada usia 18 bulan.
E.
CARA
KERJA IMUNISASI MELAWAN PENYAKIT
Imunisasi
bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi terhadap mikroorganisme
tertentu tanpa menyebabkan seseorang sakit terlebih dahulu. Vaksinasi, zat yang
digunakan untuk membentuk imunitas tubuh, terbuat dari mikroorganisme ataupun
bagian dari mikroorganisme penyebab infeksi yang telah dimatikan atau
dilemahkan, sehingga tidak akan membuat penderita jatuh sakit. Vaksin kemudian
dimasukan kedalam tubuh yang biasanya melalui suntikan. Sistem pertahanan tubuh
kemudian akan bereaksi terhadap vaksin yang dimasukan ke dalam tubuh tersebut
sama seperti apabila mikroorganisme menyerang tubuh dengan cara membentuk
antibodi. Antibodi kemudian akan membunuh vaksin tersebut layaknya membunuh
mikroorganisme yang menyerang tubuh. Kemudian antibodi akan terus berada di
peredaran darah membentuk imunitas. Ketika suatu saat tubuh diserang oleh
mikororganisme yang sama dengan yang terdapat di dalam vaksin, maka antibodi
akan melindungi tubuh dan mencegah terjadinya infeksi.
0 komentar:
Posting Komentar