Sabtu, 05 Mei 2012

Revaskularisasi Arteri Koroner


A.    Pengertian
Revaskularisasi adalah hasil dari dua jenis prosedur - pembedahan bypass arteri koroner grafting (CABG) dan intervensi koroner perkutan (PCI) - keduanya dilakukan pada pasien dengan penyakit arteri koroner, dan 'kelengkapan' istilah adalah ukuran luasnya. Revaskularisasi lengkap telah didefinisikan sebagai ketika semua lesi> 50% diameter stenosis dalam bejana dengan diameter referensi> 1.5mm telah berhasil diobati. Pasien untuk siapa tidak ada usaha yang dibuat untuk mengobati satu atau lebih lesi memiliki karakteristik ini, atau di mana pengobatan mengakibatkan stenosis diameter akhir> 50%, dianggap tidak lengkap revascularised.
Sebuah tim peneliti dipimpin oleh Dokter Giovanna Sarno dari Erasmus Medical Center, Rotterdam, Belanda menggunakan data yang dihasilkan oleh Terapi revaskularisasi arteri Studi-II (SENI-II) untuk menyelidiki perbedaan hasil klinis pasien memiliki revaskularisasi lengkap dan tidak lengkap. "Tujuan kami adalah untuk membandingkan perbedaan hasil klinis pada titik 5-tahun tindak lanjut dalam kelompok multivessel-sakit pasien. Semua telah menjalani revaskularisasi baik lengkap atau tidak lengkap menggunakan CABG atau PCI dengan obat-eluting stent," kata Dokter Sarno .
Salah satu temuan dari studi penelitian ini adalah bahwa revaskularisasi lengkap pada pasien PCI dengan skor Sintaks yang tinggi menyebabkan tingkat peningkatan efek samping dibandingkan dengan mereka yang diperlakukan dengan CABG. Untuk pasien dengan skor Sintaks rendah, bagaimanapun, hasil secara luas yang sama untuk kedua PCI dan prosedur CABG. Sintaks skor Seorang pasien merupakan indikasi dari kompleksitas penyakit arteri koroner mereka, semakin tinggi skor, semakin anatomi kompleks adalah penyakit koroner.
Pasien tidak lengkap revascularised yang diobati dengan PCI dikelompokkan berdasarkan skor mereka tertiles Sintaks. Bagi mereka di atas tertile, tingkat MACCE 5-tahun menunjukkan kelangsungan hidup nyata berkurang dibandingkan dengan yang di tertile rendah, namun ada sedikit perbedaan antara mereka dalam tertiles rendah dan menengah. Penggunaan penilaian Sintaks telah memungkinkan identifikasi pasien dengan revaskularisasi lengkap memiliki skor rendah dan menengah Sintaks, yang tidak mengalami kejadian buruk di panjang-tern tindak lanjut dibandingkan dengan pasien yang benar-benar revascularised.
Penyakit arteri koroner telah ditangani dengan berbagai cara revaskularisasi jantung sekitar 30 tahun. Tekhnik terbaru tandur pintas arteri koroner  ( CABG = Coronary Artery Bypass Graff ) telah dilakukan sekitar 25 tahun.kandidat CABG biasanya adalah pasien dengan kondisi berikut:
1.      Angina yang tidak dapat dikontrol  dengan terapi medis
2.      Angina yang tidak stabil
3.      Uji toleransi latihan positif atau sumbatan yang tidak dapat di tangani dengan PTCA
4.      Lesi arteri koroner utama kiri atau penyumbatan lebih dari 60%
5.      Mengalami komplikasi kegagalan PTCA.
Untuk dilakukan pintasan , arteri koroner harus sudah mengalami sumbatan paling tidak 70% (60% pada arteri koroner utama kiri) untuk dipertimbangkan dilkukan CABG .Jika sumbatan pada arteri kurang dari 70% maka aliran darah melalui arteri tersebut masih cukup banyak sehingga mencegah aliran darah yang adekuat pada pintasan. Akibatnya akan terajdi bekuan pada CABG , Sehingga hasil operasi menjadi sia-sia.
B.     Tandur pintasan arteri koroner
Tandur pintasan arteri koroner dilakukan dibawah anestesi umum.dibuat irisan sternotomi dan pasien berada dibawah kontrol pintasan jantung –paru. Pembuluh darah dari bagian tubuh lain ( misalnya vena safena, , arteri mamaria interna)ditandur didistal lesi arteri koroner  “memintas” sumbatan . pintasan jantung paru dihentikan , kemudian irisan ditutup,pasien kemudian dimasukkan ke unit perawatan kritis.
Pemilihan arteri, kemajuan terbaru dalam prosedur pembedahan adalah dalam hal banyknya pilihan pembuluh darah ynag dapat digunakan untuk pintasan arteri koroner, yang paling sering adalah vena safena magna, diikuti vena avena parva, vena sefalikadan basilika. Vena diambil dari tungkai  dan di tandur ke aorta asendens  dan ke arteri koroner di sebelah distal sumbatan. Vena safena digunakan pada prosedur CABG darurat karena dapat diproleh melalui satu kali pembedahan oleh satu tim bedah sementara tim lainya melakukan pembedahan dad. Salah satu efek samping penggunaan vena safena adalah sering terjadi edema pada extermitas yang diambil venanya. Derajad edema sangat bervariasi dan menghilang dalam waktu yang lama.dapat terjadi perubahan aterosklerotis simptomatis pada vena safena yang digunakan untuk tandur 5-10 tahun setelah CABG. Perubahan yang sama juga bisa terjadi pada vena lengan, namun lebih cepat kira-kira 3-6 tahu setelah pembedahan.
Arteri mamaria interna kanan dan kiri pernah digunkan pada masa lalu, tetapi prosedur pengnambilan arteri ini dari dinding dada menyebabkan pasien terlalu lama dibawah kontrol anastesia dan mesin pintasan jantung paru. Kemajuan dibidang pintasan jantung paru dan anastesia telah mampu menyingkat waktu yang telah dilakukan untuk memulai prosedur pembedahan dan telah menurunkan resiko panjangnya pembedahan, sehingga timbul kecendrungan kembali menggunakan arteri untuk CABG. Karena penelitian menunjukkan bahwa tandur arteri tidak merubah aterosklerotis dengan cepat dan tidak tahan lama dibanding tandur vena, sehingga sekarang penggunaan arteri mamaria internal kanan dan kiri kembali populer. Ujung proksimal arteri mamaria dibiarkan melekat, sedang ujung distalanya dilepas dari dinding dada.
Ujung distal arteri tersebut kemudian ditandurkan ke arteri koroner didistal lesi. Arteri mamaria interna kadang-kadang kurang panjang, selain itu diameternya kadang tida mencukupi untuk CABG. Salah satu efek samping dari penggunaan arteri mamaria interna adalah kerusakan sensori saraf ulnaris, yang bisa bersifat sementara atau permanen.
Arteri gastroepiploika ( terletak pada kurvatura mayor gaster ( lihat gambar 28-6 ) juga bisa digunakan untuk CABG . Arteri ini suplai darahnya jauh lebih banyak ke dindingnya, dibanding arteri mamaria interna, sehingga tidak berespons sebaik arteria mamaria ketika digunakan sebagai tandur. Kerugian lain penggunaan arteri gastroepiploika adalah irisan dada harus diperpanjang sampai perut sehingga pasien terpajan lebih luas terhadap risiko infeksi akibat kontaminasi traktus gastrointestinal pada tempat irisan.
Perawatan pascaoperasi . pada mulanya perawatan pasien pada pencapaian atau pemeliharaan stabilitas hemodinamik dan pemulihan dari anestesi umum . dalam 48 jam pertama pasien tersebut dipindahkan ke unit telemetri atau bedah. Perawatan pasien ditujukan pada perwatan luka, kemajuan aktivitas, dan diit. Selain itu harus ditekankan pendidikan mengenai pengobatan dan modifikasi faktor risiko. Pemulangan dari rumah sakit biasanya dilakukan 5 sampai 10 hari setelah CABG. Pasien bisa merasakan gejalanya penyakit arteri koronernya berkurang dan dapat menikmati peningkatan kualitas hidup. Tetapi CABG belum mampu memperpanjang hidup pasien.
Komplikasi. Bedah pintas arteri koroner dengan tandur bisa menimbulkan komplikasi seperti infark miokardium, disritmania dan perdarahan . penyebab dasar jantung koroner sebenarnya belum dihilangkan , sehingga pasien mengalami angina, intoleransi latihan, atau gejala lain yang dirasakan sebelum CABG. Obat-obat yang diperlukan sebelum operasi masih perlu dilanjutkan. Penyesuain gaya hidup yang dianjurkan sebelum pembedahan tetap penting, bukan hanya untuk patologi asal, namu  juga untuk mempertahankan viabilitas tandur yang baru dipasang
Satu contoh mengenai alur kritis bagi penatalaksanaan pasien pasca operasi setelah menjalani prosedur CABG dan yang telah dipindahkan ke unit perawatan biasan dapat dilihat di halaman 789. Alur kritis tersebut memberikan ringkasan pokok yang harus dilakukan dalam 5 hari priode pasca operasi. Alur tersebut juga meliputi ( tidak dicantumkan dalam contoh ) aktivitas sebelum dirawat, praoperasi dan 24 jam pertama priode pasca operasi yang dilaksanakan dalam ruang pemulihan dan unit SICU.
C.    Terapi medis
Terapi medis untuk penyakit arteri koroner juga telah meningkat sejak tahun 1970-an, dan untuk berbagai jenis pasien mungkin berhasil seperti stenting atau operasi. Bagi mereka yang membutuhkan PCI atau pembedahan, terapi medis dan revaskularisasi harus dipandang sebagai pelengkap, bukan menentang strategi.
Bypass arteri koroner operasi cangkok adalah pengobatan terbaik untuk beberapa pasien. Perbedaan antara hasil dengan stenting dan dengan bypass koroner grafting (CABG) adalah titik kontroversi. Sebuah studi baru-baru ini membandingkan hasil dari semua pasien di negara bagian New York diobati dengan pembedahan bypass arteri koroner (CABG) atau intervensi koroner perkutan (PCI) menunjukkan CABG lebih unggul PCI dengan DES dalam multivessel (dua atau lebih arteri sakit) penyakit arteri koroner ( CAD). Pasien yang diobati dengan CABG memiliki tingkat lebih rendah dari kematian dan kematian atau infark miokard dibandingkan pengobatan dengan stent obat-eluting. Pasien yang menjalani CABG juga memiliki tingkat lebih rendah dari revaskularisasi ulangi. New York State registri termasuk semua pasien yang menjalani revaskularisasi untuk penyakit arteri koroner, tetapi tidak uji coba secara acak, dan mungkin telah mencerminkan faktor-faktor lain selain metode revaskularisasi koroner.
Tidak ada uji coba secara acak membandingkan CABG dan DES telah selesai, meskipun dua percobaan DES CABG dibandingkan saat mendaftarkan pasien - Sintaks (Sinergi Antara Intervensi Koroner Melalui Kulit Utuh Dengan Taxus dan Bedah Jantung) dan KEBEBASAN (Evaluasi revaskularisasi Masa Depan Pasien Diabetes Melitus-Optimal Manajemen Penyakit Multivessel). Para pendaftar pasien nonrandomized disaring untuk percobaan ini dapat memberikan sebagai data yang kuat banyak mengenai hasil revaskularisasi sebagai analisis secara acak.
Farmakoterapi:
Ada tiga kelas obata-obatan yang biasa digunakan untuk meningkatkan suplai oksigen, vasolidator (khususnya nitrat), antikoagulan dan trombolitik. Analgetik dapat menghilangkan nyeri namun tidak diketahui apakah bisa memperbaiki aliran darah koroner secara langsung
Vasolidator. Vasolidator pilihan untuk mengurangi nyeri jantung adalah nitrogliserin (NTG) intravena. Dosis NTG yang diperlukan untuk menghilangkan nyeri dadabervariasi antara satu pasien dengan lainnya. Karena dosisnya berbeda-beda, maka jumlah NTG yang diberikan ditentukan berdasar jumlah yang mampu menghilangkan nyeri. Tetapi tetap mempertahankan tekanan sistole dalam batas parameter terapeutik untuk masing-masing pasien. Dosis ditentukan berdasar berat badan dan diukur dalam miligram per kilogram berat badan
Nitrogleserin menyebabkan dilatasi arteri dan vena yang mengakibatkan pengumpulan darah di perifer, sehimgga menurunkan jumlah darah yang kembali ke jantung (preload) dan mengurangi beban kerja (workload) jantung. Karna NTG juga bekerja pada arteri, maka penurunan tekanan darah juga merupakan hasil yang diharapkan, karena menyebabkan penurunan tekanan darah sistematik (afterload). Efek terapeutik nitrat juga menjelaskan efek samping utama yaitu hipotensi klinis
Antikoagulan . heparin adalah antikoagulan pilihan untuk membantu mempertahankan integritas jantung. Heparin memperpanjang waktu pembekuan darah, sehingga dapat menurunkan kemungkinan pembentukan trombus dan selanjutnya menurunkan aliran darah
Trombolitik . tujuan trombolitik adalah untuk melarutkan setiap trombus yang telah terbentuk di arteri koroner, memperkecil penyumbatan dan juga luasnya infark. Agar efektif, obat ini harus diberikan pada awal awitan nyeri dada.
Tiga macam obat trombolitik yang terbukti bermanfaat melarutkan trombus (trombolisis) adalah streptokinase, aktifator plasminogen jaringan (t-PA = tissue plasminogen activator) anistreplase
Streptokinase . streptokinase bekerja secara sistematik pada mekanisme pembekuan dalam tubuh. Meskipun obat ini terbukti efektif melarutkan bekuan darah, namun ada resiko terjadi potensial perdarahan sistemik. Streptokinase juga mempunyai risiko reaksi alergi dan terbukti efektif bila diinjeksikan langsung ke arteri koroner. Pemberian secara intrakoroner memerlukan fasilitas keteterisasi jantung, seorang dokter dengan keterampilan tinggi, dan tim ahli bedah torak yang siap siaga.
Aktivator plasminogen tipe jaringan. Berbeda dengan streptokinase, aktivator plasminogen tipe jaringan mempunyai kerja spesifik dalam melarutkan bekuan darah sehingga risiko perdarahan sistemik bisa dikurangi. Enzim t-PA adalah enzim yang selalu ada dalam keadaan normal, sehingga reaksi alergi dapat dikurangi. Akhirnya, penelitian meninjukan bahwa pemberian intravena dan intrakoroner t-PA sama efektifnya.
Anistreplase . anistreplase, obat trombolitik spesifik bekuan darah, mempunyai efektifitas yang sama dengan streptokinase dan t-PA. Anistreplase semakin banyak diterima karena lebih mudah diberikan dan lebih murah
Obat ini hanya efektif bila diberikan dalam 6 jam awitan nyeri dada,sebelum terjadi nekrosis jaringan transmural sehingga jumlah pasien yang mendapat manfaat obat ini sangat sedikit. Bedah pintas arteri koroner tetap merupakan alternatif untuk revaskularisasi jantung pada pasien dengan bekuan darah yang tidak dapat larut secara efektif atau kontra indikasi
Pemberian oksgen. Terapi oksigen dimulai saat awitan nyeri. Oksigen yang dihirup akan langsung meningkatkan saturasi darah. Efektifitas terapeutik oksigen ditentukan dengan observase kecepatan dan irama pertukaran pernapasan, dan pasien mampu bernapas dengan mudah. Saturasi oksigen dalam darah secara bersamaan diukur dengan pulsa-oksimetri
Analgetik pemberian analgetik dibatasi hanya untuk pasien yang tidak efektif diobati dengan nitrat dan anti koagulan. Analgetik pilihan masih tetap morfin sulfat yang diberikan secara intra vena dengan dosis meningkat 1 sampai 2 mg . respon kardiovaskuler terhadap morvin dipantau dengan cermat, khususnya tekanan darah, yang sewaktu-waktu dapat turun. Tetapi karena morvin dapat menurunkan preload atau afterload dan merelaksasi bronkus sehingga oksigenasi meningkat, maka tetap ada keuntungan terapeutik selain menghilangkan nyeri pada pemberian obat ini
Sebuah contoh mengenai alur kritis infark miokardium akut (AMI) dapat dibaca dihalaman 794-795. Aktivitas yang dituliskan dalam alur tadi mencakup aktivitas selama 8 hari, 4 hari diantaranya dilalui di unit perawatan kritis dan 4 lagi dilalui di unit pemulihan  

0 komentar:

Posting Komentar