Sabtu, 05 Mei 2012

Konsep Dasar Pemberian Obat


A.    Pengertian  dan  Jenis-Jenis  Pemberian Obat
Obat  adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi yang dalam takaran (dosis) yang  tepat atau layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanya.
1.      Jenis –jenis pemberian obat
adapun  Cara pemberian obat didasarkan pada bentuk obat, efek  yang diinginkan baik fisik maupun mental.
Diantaranya :
a.       Oral
Pemberian obat melalui mulut merupakan cara paling mudah dan paling sering digunakan. Obat yang digunakan biasanya memiliki onset yang lama dan efek yang lama.
b.      Parenteral
Pemberian obat melalui perenteral merupakan pemberian obat melalui jaringan tubuh.pemberian obat parenteral, merupakan pilihan jika pemberian obat dari mulut merupakan ktrak indikasi.
c.       Topical
Obat diberikan pada kulit atau mukosa. Obat-obat yang diberikan biasanya memiliki efek lokal, obat dapat di oleskan pada areah yang diobati  atau medicated baths. Efek sistematik dapat timbul jika kulit klien tipis.
d.      Inhalasi
Jalan nafas memberikan tempat yang luas untuk absorrsi obat, obat diinhalasi melalui mulut atau pun hidung.

B.     Tujan Pemberian Obat
v    Untuk menghilangkan rasa nyeri yang dialami klien.
v    Obat topikal pada kulit memiliki efek yang lokal
v    Efek samping yang terjadi minimal
v    Menyembuhkan penyakit yang diderita oleh klien

C.    Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Obat
Adapun  hal-hal yang dapat  diperhatikan dalam pemberian obat, di antaranya
1.      Tepat obat
Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya petugas medis harus memperhatikan kebenaran obat sebanyak tiga kali, yakni : ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan obat ke tempat penyimpanan.
2.      Tepat dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet, dan lain-lain. Dengan demikian, penghitungan dosis benar untuk diberikan ke pasien.
3.      Tepat pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya  benar pada pasien yang diprogramkan.hal ini dilakukan dengan mengidentifikasikan identitas kebenaran obat, yaitu mencocokkan nama, nomor registrasi, alamat, dan program pengobatan pada pasien.
4.      Tepat jalur pemberian
Kesalahan rute pada pemberian dapat menimbulkan efek sistenik yang fatal pada pasien .untuk itu, cara pemberiannya adalah dengan melihat cara pemberian/ jalur obat pada lebel yang dada sebelum memberikannya ke pasien.
5.      Tepat waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat

D.    Teknik-Teknik Pemberian  Obat
Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara di antaranya:
a.      Pemberian  obat  melalui oral
Pemberian  obat  melalui mulut  dapat  dilakukan  dengan tujuan mencegah , mengobati dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi  dari jenis obat .
Persiapan alat dan  bahan :
·         Daftar   buku  obat / catatan, jadwal pemberian obat.
·         Obat  dan tempatnya
·         Air minum  dalam tempatnya
Prosudur  kerja
1          cuci tangan
2          jelaskan pada pasien  mengenai prosedur  yang akan dilakukan .
3          baca obat, dengan berperinsip tepat obat ,tepat pasien , tepat dosis, tepat  waktu, dan tepat tempat.
4          Bantu  untuk meminumkannya dengan cara
a)      apabila memberikan obat  berbentuk tablet  atau kapsul  dari botol,  maka   tobat. Jangan sentuh obat dengan tangan . untuk obat berupa kapsul  jangan  dilepaskan  pembungkusnya.

b)      kaji kesulitan menelan  bila ada, jadikan tablet  dalam bentuk bubuk  dan  campuran  dengan minuman.

c)      Kaji denyut  nadi  dan tekanan darah sebelum  pemberian obat yang membutuhkan  pengkajian .

5          catat perubahan  dan reaksi  terhadap pemberian . evaluasi  respons terhadap obat denngan mencatat hasil pemberian obat
6          cuci tangan
b.      Pemberian obat melalui  jaringan intrakutan
Memberikan  atau memasukkan obat kedalam jaringan kulit  dilakukan sebagai tes  reaksi alergi  terhadap jenis obat  yang akan digunakan .  pemberian obat  melalui  jaringan intrakutan  ini dilakukan di bawah dermis  atau epidermis secara umum, dilakukan pada daaerah lengan , tangan bagian venteral.
Persiapan  alat dan bahan :
1        Daftar buku obat /catatan, jadwal pemberian obat.
2        Obat dalam tempatnya.
3        Spuit  1cc /spuit insulin
4        Kapas alkhol dalam tempatnya.
5        Cairan pelarut
6        Bak seteril dilapisi kas steril
7        Bengkok
8        Perlak dan alasanya
Prosedur kerja :
1        Cuci  tangan
2        Jelaskan pada pasien mengenai prosedur  yang akan dilakukan
3        Bebaskan daerah yang akan disuntik.bila menggunakan baju lengan panjang, buka dan ke ataskan.
4        Pasang perlak di bawah bagian yang di suntik.
5        Ambil obat untuk tes alergi ,kemudian larutkan / encerkan dengan akuades (cairan pelarut). Selanjutnya , ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai    1 cc lalu siapkan pada bak injeksi atau seteril
6        Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang disuntik
7        Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan tangan kiri.
8        Lakukan penusukan dengan lubang mennghadap ke atas yang sudutnya 15-20   terhadap permukaan kulit.
9        Semperotkan obat hingga terjadi gelembung
10    Tarik supit dan tidak boleh dilakukan massage
11    Cuci tangan
12    Catat reaksi pemberian , hasil pemberian obat / tes obat, tanggal, waktu, dan jenis obat
c.       Pemberian obat melalui  jaringan  subkutan
Pemberian obat melalui suntikan di bawah kulit dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada, dan daerah sekitar umbilicus(abdomen) . umumnya, pemberian obat melalui jaringan  subkutan ini dilakukan dalam program  pemberian insulin yang di gunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Terdapat dua tipe larutan insulin yang diberikan , yaitu jernih  dan keruh.larutan jernih dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat (insulin reguler). Larutan yang keruh termasuk tipe lambat karena adanya penambahan protein sehingga memperlambat absorpsi  obat.
Persiapan alat dan bahan:
1.      Daftar buku obat/ catatan, jadwal pemberian obat
2.      Obat dalam tempatnya.
3.      Spuit insulin.
4.      Kapas alkohol dalam tempatnya
5.      Cairan
6.      Bak injeksi
7.      Bengkok
8.      Perlak dan alasnya
Prosedur kerja:
1.      cuci tangan.
2.      jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      bebaskan daerah yang akan disuntikkan atau bebaskan suntikan dari pakaian . apabila  menggunakan baju , dibuka atau di ataskan .
4.      ambil obat pada tempatnya sesuai  dengan dosis yang akan diberikan . setelah itu, tempatkan pada bak injeksi.
5.      Disinfeksikan  dengan kapas alkohol.
6.      Tegangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan suntikan subkuntun).
7.      Lakukan penusukan dengan jarum suntik menghadap ke atas , dengan sudut  45  pada permukaan kulit.
8.      Lakukan dengan aspirasi bila tidak ada darah, semprotkan  obat perlahan-lahan  hingga  habis .
9.      Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol. Masukan spuit yang telah dipakai  kedalam bengkok.
10.  Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis / dosis obat.
11.  Cuci tangan.
d.      Pemberian obat melalui  intervena
Memberikan obat secara langsung, diantaranya vena mediana cubitus / cephalika (daerah lengan), vena frontalis / temporalis di daerah frontalis dan temporal dari kepala. Tujuanya agar reaksi berlangsung cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah.
Persiapan alat dan bahan:
1.      Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
2.      Obat dalam tempatnya
3.      Spuit  sesuai dengan jenis ukuran.
4.      Kapas alkohol dalam tempatnya
5.      Cairan pelarut
6.      Bak injeksi
7.      Bengkok
8.      Perlak dan alasnya
9.      Karet pembendung.
Prosedur kerja :
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3.      Bebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan dari pakaian. apabila tertutup, pakaian dibuka  atau dikeataskan
4.      Ambil onbat dari tempatnya dengan spuit, sesui dengan dosis yang akan diberikan.  Apabila obat berada dalam bentuk sediaan bubuk, maka lartkan dengan pelarut (akuades sterill).
5.      Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan penyuntikan.
6.      Kemudian tempatkan obat yang telah di ambil pada  bak injeksi
7.      Disinfeksi dengan kapas alkohol
8.      Pada bagian atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat dapat dilakukan peningkatan dengan karet pembandung  (torniquet) , tegangkan dengan tangan  / minta bantuan, atau membendung di atas vena yang akan dilakukan penyuntikan.
9.      Ambil spuit yang  berisi obat
10.  Lakukan penusukan dengan  lubang menghadap ke atas dengan  memasukkan  ke pembuluh darah .
11.  Lakukan aspirasi. Bila sudah ada daerah ,lepskan karet pembendung dan  langsung semprotkan  obat hingga habis.
12.  Setelah selesai, ambil sempuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada daerah pennusukan  dengan kapas alkohol  . letakkan spuit yang telah digunakan ke dalam bengkok.
13.  Catat reaksi pemberian , tanggal,  waktu,  dan dosis pemberian obat
14.  Cuci tangan.
e.       Pemberian obat  melalui wadah intervena
Memberikan obat melalui  wadah intrvena  merupakan pemberian obat dengan menambahkan atau memasukkan  obat ke dalam wadah cairan intervena. dengan bertujuan untuk meminimalkan efek samping  dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
Persiapan alat dan bahan :
1.      Spuit dan jarum yang sesuai dengan ukuran .
2.      Obat dalam tempatnya
3.      Wadah cairan (kantong / botol)
4.      Kapas alkohol.
Prosedur kerja :
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
4.      Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong.
5.      Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop aliran
6.      Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan memasukkan obat perlahan-lahan ke dalam kantong / wadah cairan
7.      Setelah selesai , tarik spuit dan campur larutan dengan membalikan kantong cairan secara  perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung lain.
8.      Periksa kecepatan infuse
9.      Cuci tangan
10.  Catat reaksi pemberian , tanggal,waktu, dan dosis pemberian obat
f.       Pemberian obat melalui selang intervena
Persiapkan alat dan bahan :
1.      Spuit dan jarum sesuai dengan  ukuran
2.      Obat dalam tempatnya
3.      Selang intrevena
4.      Kapas alcohol
Prosedur kerja:
1.      Cuci tangan
2.      jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukkan ke dalam spuit
4.      Cari tempat penyuntikan  obat pada selang intervena
5.      Lakukan disinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran
6.      Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarumspuit hingga menembus bagian tengah dan memasukkan obat secara perlahan-lahan ke dalam selang intervena
7.      Setelah selesai, tarik spuit
8.      Periksa kecepatan infus dan obsevasi reksi obat
9.      Cuci tangan
10.  Catat obat yang telah diberikan dosisnya
g.      Pemberian  obat melalui intramuscular
Memberikan obat melalui intramuskuler merupakan pemberian obat dengan memasukannya ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan dapat  dilakukan di dorosogluteal (posisi tengkurap), ventrogluteal (posisi bebaring), avastus lateralis (daerah paha), deltoid (lengan atas ). Dengan tujuan agar absorpasi obat dapat lebih cepat.
Persiapa alat dan bahan :
1.      Daftar buku obat / catat, jadwal pemberian obat
2.      Obat dalam tempatnaya
3.      Spuit dan jarum sesuai dengan ukurannya : untuk orang dewasa, panjang nya 2,5-3,7 cm; sedangkan untuk anak , panjangnya 1,25-2,5 cm
4.      Kapas alcohol dalam tempatnya
5.      Cairan pelarut
6.      Bak injeksi
7.      Bengkok
Perosedur kerja:
1.      Cuci tangan
2.      jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosis. Setelah itu letakkan pada bak injeksi
4.      periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan.
5.      Disinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan penyuntikan
6.      Dilakukan  penyuntikan
7.      Lakukan penusukan menggunakan jarum dengan posisi tegak lurus
8.      Setelah jarum masuk , lakukan aspirasi spuit.bila tidak ada darah, semperotkan obat secara perlahan-lahan hingga habis
9.      Setelah selesai, ambil spuit dengan menariknya, tekan daerah penyuntikan dengan kapas alcohol, kemudian letekkan spuit yang telah digunakan pada bengkok
10.  Catat reaksi pemberian , jumlah dosis obat, dan waktu pemberian
11.  Cuci tanga
h.      Pemberian obat melalui rectum
Pemberian obat melalui rectum  merupakan pemberian obat dengan memasukkan obat melalui anus dan kemudian rectum,dengan tujuan memberikan efek local dan sistematik. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat supositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadiakan lunak pada daerah feses, dan merangsang buang air besar. Pemberian obat efek local , seperti obat ducolac supositoria, berfungsi untuk meningkatkan defekasi secara local. Pemberian obat  dengan sistemik, seperti obat aminofilin supositoria, berfungsi mendilatasi bronchus. Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dinding rectal yang melewati sphincter anti interna. Kontraindikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rectal.
Persiapan alat dan bahan:
1.      Obat supositoria pda tempatnya
2.      Sarung tangan
3.      Kain kasa
4.      Vaselin/pelican/pelumas
5.      Kertas tisu
Prosedur kerja:
1.       Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      Gunakan sarung tangan
4.      uka pembungkus obat  dan pegang dengan kain kasa
5.      Oleskan pelican pada ujung obat supositoria
6.      Regangkan glutea dengan tangan kiri.kemudian masukkan supositoria b perlahan melalui anus,sphincter anal interna, serta mengenai dinding rectal  10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak .
7.      Setelah selesai, tarik jari  tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu
8.      Anjurkan pasien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama  5 menit
9.      Cuci tangan
10.  Cata obat, jumlah dosis,  dan cara pemberian .
i.        Pemberian obat per vagina
Pemberian obat melalui vagina merupakan tindakan memasukkan obat melalui  vagina, yang bertujuan untuk mendafatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks. obat ini tersedia dalam bentuk krem dan supositoria  yang digunakan untuk mengobati  infeksi lokal .
Persiapan alat dan bahan:
1.      Obat dalam tempatnya
2.      Sarung tangan
3.      Kain kasa
4.      Kertas tisu
5.      Kapas sublimat dalam tempatnya.
6.      Pengalas
7.      Korentang dalam tempatnya
Prosedur kerja:
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien, mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      Gunakan sarung tangan
4.      Buka pembukus obat dan pegang dengan kain kasa
5.      Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat
6.      Anjurkan pasien tidur dengan posisi dorsal recumbert
7.      Apabila jenis obat supositoria, maka buka pembungkus dan berikan pelumas pada obat
8.      Renggang kan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat  sepanjang dinding kanal vaginal posterior sampai 7,5- 10 cm
9.      Setelah obat masuk,bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan tisu
10.  Anjurkan unutk tetap dalam posisi selama  10 m agar obat bereaksi.
11.  Cuci tangan
12.  Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian
j.        Pemberian obat pada mata
Pemberian obat pada mata dengan  obat tetes mata atau salep mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan mendilatasi pupil, pengukuran refraksi lensa dengan melemahkan otot lensa, serta penghilangan iritasi mata.
Persiapan alat dan bahan:
1.      Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.
2.      Pipet
3.      Pinset anatomi dalam tempatnya
4.      Korentang dalam tempatnya
5.      Plester
6.      Kain kasa
7.      Kertas tisu
8.      Balutan
9.      Sarung tangan
10.  Air hangat / kapas pelembat.
Prosedur keja:
1.      Cuci tangan
2.      Jelskan pada pasien, mengenai prosedur yang dilakukan
3.      Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan posisi perawat di samping kanan
4.      Gunakan sarung tangan
5.      Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembat dari sudut mata k arah hidung apabila sangat kotor,   basuh dengan air hangat.
6.      Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari,jari telunjuk di atas tulang orbita.
7.      Teteskan obat mata di atas sakus konjugtiva. Setelah tetesan selesai sesuai dengan dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata dengan perlahan-lahan, apabila menggunakan obat tetes mata.
8.      Apabila obat mata jenis salep pengang aflikator salep di atas pinggir kelopak mata kemudian pencet tube sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata bawah.setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat ke bawah , secara bergantian dan berikan obat pada kelopak mata bagian atas.biarkan pasien untuk memejamkan mata dan menggerakan kelopak mata
9.      Tutup mata dengan kasa bila perlu.
10.  Cuci tangan
11.  Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian . 
k.      Pemberian obat pada kulit
Pemberian obat pada kulit merupakan pemberian obat dengan mengoleskannya  dikulit yang bertujuan mempertahan kan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau  mengatasi infeksi. Jenis obat kulit yang diberikan dapat bermacam-macam seperti krem, losion, aerosol dan seprai.
Persiapan alat dan bahan:
1.      Obat dalam tempatnya (seperti krem, losion, aerosol, dan seprai)
2.      Pinset anatomis
3.      Kain kasa
4.      Kertas tisu
5.      Balutan
6.      Pengalas
7.      Air sabun, air hangat
8.      Sarung tangan
Prosedur kerja:
1.      Cuci tangan
2.      Jelasjan pada pasien, mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan
4.      Gunakan sarung tangan
5.      Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit mengeras ) dan gunakan pinst anatomis.
6.      Beriakan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mongelkan dan menggompers 
7.      Kalau perlu,tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah yang diobati
8.      Cuci tangan
l.        Pemberian obat  pada telinga
Memberiakan obat pada telinga dilakukan dengan obat tetes pada telinga atau salep. Pada umumnya, obat tetes telinga yang dapat  berupa obat antibiotik diberiakan pada gangauan infeksi  telinga. Khususnya otitis media pada telinga tengah.
Persiapan alat dan bahan  :
1.      Obat dalam tempatnya
2.      Penetes
3.      Spekulum telinga
4.      Pinset anatomi dalam tempatnya
5.      Korentang dalam tempatnya
6.      Plester
7.      Kai n kasa
8.      Kertas tisu
9.      Balutan
Prosedur  kerja :
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien , mengenai prosedur  yang akan dilakukan
3.      atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan daerah yang akan diobati , usahakan agar lubang telinga pasien ke atas.
4.      Lurusakan lubang telinga denger menarik daun telinga ke atas atau ke belekang pada orng dewasa dan k bawah pada anak
5.      Apabila obat berupa obat tetes, maka teteskan obat dengan jumlah tetesan sesuai dosisi pada dinding saluaran untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara
6.      Aoabila berupa salep, maka ambil kapas lidi dan masukkan atau oleskan salep pada liang telinga
7.      Pertahankan posisi kepala  2-3m
8.      Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu
9.      Cuci tangan
10.  Catat jumalah, tanggal,dan dosis pemberian.
m.    Pemberian obat pada hidung
Pemberian obat tetes hidung dapat dilakukan pada hidung seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.
Persiapan alat dan bahan
1.      Obat dalam tempatnya
2.      Pipet
3.      Spekulum hidung
4.      Pinset anatomi pada tempatnya
5.      Korentang dalam tempatnya
6.      Plester
7.      Kain kasa
8.      Kertas tisu
9.      Balutan
Prosedur  kerja :
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien, mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      Atur posisi pasien dengan cara :
4.      Berikan tetesan obat  sesuai dengan dosis pada tiap lubang hidung
5.      Pertahankan posisi kepala tetap tengadah ke belakang  selama  5 m
6.      Cuci tangan
7.      Catat cara tanggal, dan dosis pemberian obat

E.     Komplikasi dan Kesalahan Dalam Pemberian Obat.
Obat memiliki dua efek yakni efek terapeutik dan efek samping efek terapeutik obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai kandungan obatnya seperti paliatif (berefek untuk mengurangi gejala), kuratif (memiliki efek pengobatan), suportif (berefek untuk menaikkan fungsi atau respons tubuh), substitutif (berefek sebagai pengganti), efek kemoterapi (berefek untuk mematikan atau menghambat), dan restorative (berefek pada memulihkan fungsi tubuh yang sehat). Efek samping merupakan dampak yang tidak di harapkan, tidak bisa diramal, dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya alergi, toksisitas (keracunan), penyakit iatrogenic, kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain.
     Alergi kulit : apabila terjadi alergi kulit atas pemberian obat kepada klien, keluarkan sebanyak mengkin pengobatan yang telah diberikan, beritau dokter, dan catat dalam pelaporan.
 Resiko kesalahan pengobatan injeksi meningkat secara bermakna dengan semakin tingginya keparahan sakit pasien, semakin tinggi pelayanan dan semakin banyaknya penyuntikan obat. Resiko lebih rendah ketika ada sistem pelaporan kejadian kritis dan ketika pengecekan rutin pada perubahan shift perawat

0 komentar:

Posting Komentar