A.
Definisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 14 mmHg dan tekanan
darah sistolik ≥ 90 mmHg, atau bila
memakai obat antihipertensi. Hipertensi merupakan faktor utama terjadinya
penyakit kardiovaskular. Peningkatan tekanan darah dipengaruhi curah jantung
dan tahanan perifer sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tahanan perifer mempunyai
peranan terhadap peningkatan curah jantung dan tahanan perifer mempunyai
peranan terhadap peningkatan curah jantung diikuti dengan kenaikan tahanan
perifer.
Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita hipertensi
mungkin tak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Masa laten ini
menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang
bermakna. Bila terdapat gejala maka biasanya bersifat non-spesifik, misalnya
sakit kepala atau pusing. Apabila hipertensi tetap tidak diketahui dan tidak
dirawatmengakibatkan kematian ke=arena payah jantung,infark miokardium, stroke,
atau gagal ginjal.
Namun deteksi dini dan perawatan hipertensi yang efektif dapat menurunkan
jumlah morbiditas dan mortalitas. Dengan demikian, pemeriksaan tekanan darah
secara teratur mempunyai arti penting dalam perawatan hipertensi. Tampaknya
faktor utama yang berperan dalam patofisiologi hipertensi adalah faktor genetik
herediter disertai paling sedikit tiga faktor lingkungan yaitu asupan garam,
stres dan obesitas.
Disamping faktor-faktor tersebut,
dari penelitian epidemiologi didapatkan bahwa kalsium, magnesium, asupan lemak
dan alkohol juga mempunyai peranan dalam peningkatan tekanan darah. Efek
kalsium terhadap tekanan darah mempunyai hubungan yang terbalik seperti efek
kalium. Individu dengan asupan kalsium yang rendah mempunyai kecendrungan
menderita hipertensi.
Magnesium juga mempunyai efek yang sama dengan kalsium, asupan yang rendah
dapat meningkatkan tekanan darah dan sebaliknya asupan magnesium yang tinggi
dapat menurunkan tekanan darah.
B. Diagnosis
Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali pengukuran,
hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan
yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala yang
klinis. Pengukuran tekanan darah dilakukan dalam keadaan pasien duduk
bersandar, setelah beristirahat selama 5 menit, dengan ukuran pembungkus lengan
yang sesuai (menutupi 80% lengan). Tensimeter dengan air raksa masih tetap
dianggap alat pengukur yang terbaik.
Anamnesis yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama menderitanya,
riwayat dan gejala penyakit-penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung
koroner, gagal jantung, penyakit serebrovaskular dan lainnya. Apakah terdapat
riwayat penyakit dalam keluarga, gejala-gejala yang berkaitan dengan penyebab
hipertensi, perubahan aktivitas/kebiasaan (seperti merokok), konsumsi makanan,
riwayat obat-obatan bebas, hasil dan efek samping terapi anti hipertensi
sebelumnya bila ada, dan faktor-faktor psikososial lingkungan
(keluarga,pekerjaan dansebagainya).
Dalam pemeriksaan fisik dilakukan
pengukuran tekanan darah dua kali atau lebih dengan jarak 2 menit, kemudian
diperiksa ulang pada lengan kontralateral. Dikaji perbandingan berat badan dan
tinggi pasien. Kemudian dilakukan pemeriksaan funduskopi untuk mengetahui
adanya retinopati hipertensif, pemeriksaan leher untuk mencari bising karotid,
pembesaran vena, atau kelenjar tiroid.
C.
Klasifikasi
Klasifikasi
sesuai WHO/ISH
Klasifikasi
|
Sistolik
mmHg
|
Diastolik
mmHg
|
Normotensi
Hipertensi
ringan
Hipertensi
perbatasan
Hipertensi
sedang dan berat
Hipertensi
sistolik terisolasi
Hipertensi
sistolik perbatasan
|
<
140
140
– 180
140
- 160
>
180
>
140
140
- 160
|
<
90
90
– 105
90
– 95
>
105
<
90
<
90
|
D. Penatalaksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko
penyakit kardiovaskuler dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan
terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan
tekanan diastolik dibawah 90 mmHg dan mengontrol faktor resiko. Langkah-langkah
yang dianjurkan untuk :
·
Menurunkan berat badan bila terdapat
kelebihan (indeks massa tubuh ≥27)
·
Membatasi alkohol
·
Meningkatkan aktivitas fisik aerobik (30-45
menit/hari)
·
Mengurangi asupan natrium (< 100 mmol Na/6
gr NaCl/hari)
·
Mempertahankan asupan kalium yang adekuat (90
mmol/hari)
·
Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium
yang adekuat
·
Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak
jenuh dan kolesterol dalam makanan.
E.
Interaksi/Efek Samping Obat
1. Diuretik
·
Spironolakton (aldactone) adalah potasium
sparing
·
Thiazides (furosemide/lasix) mengeluarkan
kalium oleh karena itu pada penggunaannya dibutuhkan suplementasi. Penggunaan
obat ini dapat menyebabkan terjadinya diare
2. Antihipertensi
Penggunaan reserpin (serpasil) harus disertai pembatasan
natrium. Sebaiknya minum obat bersamaan dengan makanan
3. Captopril (capoten) dapat mempengaruhi kadar ureum dan kretinin serum.
Sebaiknya minum obat 1 jam sebelum makan. Batasi natrium dan kalori
4. Amiloride (moduretic) suat antihipertensi dan diuretik. Penggunaanya perlu
disertai dengan diet pembatasan natrium dan kalori
5. Clonidine (catapres) penggunaannya harus disertai dengan diet rendah kalori
dan natrium. Dapat menyebabkan mulut kering, mual, muntah dan odem
6. Prazosin (minipres) dapat mnyebabkan mual, anoreksia, diare atau konstipasi
dan kenaikan berat badan
7. Pemberian Propanolol (inderal), rauwolfia (raudixin) dan metoprolol
(lopresor) dan disertaidengan diet rendah kalori dan natrium
0 komentar:
Posting Komentar