A. Pengertian
Sindrom
klinis akibat kerusakan metabolik atau patologik ginjal yang ditandai dengan
penurunan fungsi yang nyata dan cepat serta terjadinya azotemia. (Loraine M.
Wilson, 1982)
B. Etiologi
1.
Sebab pre renal
a.
Hipovolemik : postpartum hemorragic,
luka bakar, diare berat, panreatitis, pemakaian diuretik berlebih
b.
Terkumpulnya cairan intravaskular :
pada syok septik, anavilaktif, cedera jaringan
c.
Penurunan curah jantung : Gagal
jantung, MCI, tamponade jantung, emboli paru
d.
Peningkatan resistensi pembuluh darah
ginjal : pembedahan, anastesia, sindroma hepatorenal
e.
Obstruksi pembuluh darah ginjal
bilateral : emboli, trombosis
2.
Sebab Postrenal
a.
Obstruksi muara vesika urinaria :
hipertropi prostat, karsinoma
b.
Obstruksi ductus collecting : asam
urat, sulfa, protein Bence Jones
c.
Obstruksi Ureter bilateral : kalkuli,
bekuan darah, tumor, fibrosis retroperitoneal, trauma pembedahan, papilitis
necroticans
3.
Sebab Renal (Gagal Ginjal Intrinsik)
a.
Ischemia : Syock pasca bedah, kondisi
prarenal
b.
Nefrotoksin : Carbon tetraclorida,
etilen glikol, metanol
c.
Logam berat : mercuri biklorida, arsen,
timbal, uranium
d.
Antibiotik : metisilin, aminoglikosida,
tetrasiklin, amfoterisin, sefalosporin, sulfonamida, fenitoin, fenilbutazon
e.
Media kontras radiografik (khusus
pasien DM)
f.
Pigmen : hemolisis intravaskular akibat
tranfusi tidak cocok, koagulopati intravaskular diseminata, mioglobinuria
g.
Penyakit glumerovaskular ginjal :
Glumerulonefritis, Hipertensi maligna
h.
Nefritis interstitial akut : infeksi
berat, induksi obat
i.
Keadaan akut dari GGKyang berkaitan
dengan kurang garam/air : muntah, diare, infeksi
C. Tanda dan Gejala
1.
Oliguria (Urine < 400 ml/24 jam)
2.
Azotemia
3.
Dengan atau tanpa keluhan lain
nonspesifik : nyeri, demam, reaksi syok, atau gejala dari penyakit yang ada
sebelumnya (pre renal).
D. Patofisiologi
Lima
teori yang menggambarkan patofisiologi GGA :
1.
Obstruksi tubulus
2.
Kebocoran cairan tubulus
3.
Penurunan permeabilitas glomerulus
4.
Disfungsi vasomotor
5.
Glumerolus feedback
Teori obstruksi glumerolus menyatakan bahwa NTA(necrosis
tubular akut) menggakibatkan deskuamasi sel-sel tubulus yang nekrotik dan
materi protein lainnya, yang kemudian membentuk silinder-silinder dan menyumbat
lumen tubulus. Pembengkakan selular akibat iskemia awal, juga ikut menyokong
terjadinya obstruksi dan memperberat iskemia. Tekanan tubulus meningkat,
sehingga tekanan filtrasi glumerolus menurun.
Teori ini sesuai untukkondisi iskemia berkepanjangan,
keracunan logam berat dan etilen glikol.
Hipotesis kebocoran tubulus menyatakan bahwa filtrasi
glumerolus terus berlangsung normal tetapi cairan tubulus bocor keluar melalui
sel-sel tubulus yang rusak dan masuk dalam sirkulasi peritubular. Kerusakan
membrana basalis dapat terlihat pada NTA yang berat
Pada ginjal normal, 90 % alian darah didistribusi ke korteks
(tempat dimana terdapat glumerolus) dan 10 % pada medula. Dengan demikian,
ginjal dapat memekatkan kemih dan menjalankan funggsinya. Sebaliknya pada GGA,
perbandingan antara distribusi korteks dan medulla menjadi terbalik, sehingga
terjadi iskemia relaif pada korteks ginjal. Kontriksi dari arteriol aferen
merupakan dasar faskular penurunan laju filtrasi glumerolus (GFR). Iskemia
ginjal akan mengaktivasi sistem renin – angiotensin dan memperberat iskemia
corteks luar ginjal setelah hilangnya rangsangan awal. Kadar renin tertinggi
pada korteks luar ginjal, tempat dimana terjadi iskemia paling berat selama
berlangsunggnya GGA.
Menurut teori Disfungsi Vasomotor, Prostaglandin dianggap
bertanggungjawab terjadinya GGA, dimana dalam keadan normal, hipoksia
merangsang ginjal mensintesis PGE dan PGA (vasodilator kuat) sehingga aliran
darah ginjal diredistribusi ke korteks yang mengakibatkan diuresis. Agaknya
iskemia akut yang berat atau berkepanjangan dapat mengghambat ginjal untuk
mensintesis prostaglandin. Penghambatan prostaglandin seperti aspirin diketahui
dapat menurunkan aliran darah renal pada orang normal dan menyebabkan NTA.
Teori glumerolus menganggap bahwa kerusakan primer terjadi
pada tubulus proksimal. Tubulus proksimal yang menjadi rusak akibat nefrotoksin
atau iskemia gagal untuk menyerap jumlah normal natrium yang terfiltrasi dan
air. Akibatnya makula densa mendeteksi adanya peningkatan natrium pada cairan
tubulus distal dan merangsang peninggkatan produksi renin dari sel
jukstaglumerolus. Terjadi aktivasi angiotensin II yang menyebabkan
vasokontriksi ateriol aferen, mengakibatkan penurunan aliran darah ginjal dan
laju aliran glumerolus.
Lihat Juga Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Akut
Lihat Juga Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Akut
0 komentar:
Posting Komentar