Selasa, 08 Mei 2012

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus


A.    Pengkajian
1.      Riwayat Kesehatan Keluarga
2.      Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
3.      Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
4.      Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
5.      Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
6.      Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
7.      Integritas Ego
Stress, ansietas
8.      Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
9.      Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.
10.  Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan.
11.  Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
12.  Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
13.  Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

B.     Diagnose Keperawatan
1.      Defisit volume cairan berhubungan dengan hiperglikemia, diare, muntah, poliuria, evaporasi.
2.      Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.
3.      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka.
4.      Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan fungsi leucosit/ gangguan sirkulasi.
5.      Resiko gangguan persepsi sensoris : penglihatan berhubungan dengan perubahan fungsi fisiologis akibat ketidakseimbangan glukosa/insulin atau karena ketidakseimbangan elektrolit.
6.      Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan energi, perubahan kimia darah, insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan energi, infeksi, hipermetabolik.
7.      Nyeri berhubungan dengan adanya ulcus (luka diabetes mellitus).
8.      Penurunan rawat diri berhubungan dengan kelemahan.
9.      Kurang pengetahuan mengenai penyakitnya, prognosis penyakit dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kesalahan interprestasi (Doengoes, 2001).

C.    INTERVENSI
Diagnosa   :  Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka.
Tujuan        :
Klien akan mempertahankan integritas kulit tetap utuh dan terhindar dari inteksi dengan kriteria :
1.      Tidak ada tanda – tanda infeksi.
2.      Tidak ada luka.
3.      Tidak ditemukan adanya perubahan warna kulit.
Intervensi :
INTERVENSI
RASIONAL
o   Observasi tanda – tanda infeksi


o   Ajarkan klien untuk mencuci tangan dengan baik, untuk mempertahankan kebersihan tangan pada saat melakukan prosedur.
o   Kemerahan, edema, luka drainase, cairan dari luka menunjukkan adanya infeksi.

o   Mencegah cross contamination.
o   Pertahankan kebersihan kulit.
o   Dorong klien mengkonsumsi diet secara adekuat dan intake cairan 3000 ml/hari
o   Antibiotik bila ada indikasi
o   Gangguan sirkulasi perifer dapat terjadi bila menempatkan pasien pada kondisi resiko iritasi kulit.
o   Peningkatan pengeluaran urine akan mencegah statis dan mempertahankan PH urine yang dapat mencegah terjadinya perkembangan bakteri.
o   Mencegah terjadinya perkembangan bakteri.

0 komentar:

Posting Komentar