Senin, 30 April 2012

Diet Pada Penyakit Gannguan Pembuluh Darah atau Peredaran Darah

Pada pasien dengan penyakit atau gangguan pada peredaran darah yang membawa oksigen dan zat-zat gizi ke bagain otak dapat mengakibatkan beberapa kelainan yang berhubungan dengan kemampuan makan pasien, yang pada akhirnya berakibat penurunan status  gizi. Untuk mengatasi keadaan tersebut diperlukan diet khusus (Sunita Almatsier, 2004).
A.    Tujuan Diet
Menurut Sunita Almatsier (2004) tujuan umum penatalaksanaan diet pada penyakit pembuluh darah otak adalah:
1. Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit.
2. Memperbaiki keadaan stroke, seperti disfagia, pneumonia, kelainan ginjal dan dekubitus.
3.      Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.

B.     Syarat Diet
1. Energi cukup, yaitu 24-25 Kkal/kg BB. Pada fase akut energi diberikan 1100-1500 Kkal/hari.
2. Protein cukup, yaitu 0,8-1 gr/kgBB. Apabila pasien berada dalam keadaan gizi kurang, protein diberikan 1,2-1,5 gr/kgBB. Apabila penyakit disertai komplikasi Gagal Ginjal Kronis (GGK), protein diberikan rendah yaitu 0,6 gr/kgBB.
3. Lemak Cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan Energi total. Utamakan sumber lemak tidak jenuh ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu < 10% dari kebutuhan energi total. Kolesterol dibatasi < 300 mg.
4. Karbohidrat cukup, yaitu 60-70% dari kebutuhan Energi total. Untuk pasien dengan diabetes mellitus diutamakan karbohidrat kompleks.
5.  Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin, B6, asam folat, B12, Cdan E.
6. Mineral cukup, terutam kalsium, magnesium dan kalium. Penggunaan natrium dibatasi dengan memberikan garam dapur maksimal 1,5 sendok teh per hari (setara dengan + 5 gram garam dapur atau 2 gram natrium).
7. Serat diberikan cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan mencegah konstipasi.
8. Cairan diberikan cukup, yaitu 6-8 gelas per hari, kecuali pada keadaan edema dan asites, cairan dibatasi. Minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan agar porsi makanan dapat dihabiskan. Untuk pasien dengan disfagia, cairan diberikan secara hati-hati. Cairan dapat dikentalkan dengan gel atau guarcol.
9.      Bentuk makanandisesuaikan dengan keadaan pasien.
10.  Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan makanan
Dianjurkan
Tidak dianjurkan
Sumber Karbohidrat
Beras, kentang ubi, singkong, terigu, hunkwe, tapioka, sagu, gula, madu serta produk olahan yang dibuat tanpa garam dapur atau soda/baking powder, seperti makaroni, mi, bihun, roti, biskuit dan kue kering.
Produk olahan yang dibuat dengan garam dapur atau soda/baking powder; kue-kue yang terlalu manis dan gurih.
Sumber protein hewani
Daging sapi dan ayam tak berlemak, ikan, telur ayam, susu skim dan susu penuh dalam jumlah terbatas.
Daging sapi dan ayam berlemak, jerohan, otak, hati, ikan banyak duri, susu penuh, keju, es krim dan produk olahan protein hewani yang diawet seperti daging asap, ham, bacon, dendeng dan kornet.
Sumber protein nabati
Semua kacang-kacangan dan produk olahan yang dibuat dengan garam dapur, dalam jumlah terbatas.
Pindakas dan semua produk olahan kacang-kacangan yang diawet dengan garam natrium atau digoreng.
Sayuran
Sayuran berserat sedang dimasak, seperti bayam, kangkung, kacang panjang, labu siam, tomat, tauge dan wortel.
Sayuran yang menimbulkan gas, seperti sawi, kol, kembang kol dan lobak; sayuran berserat tinggi, seperti daun singkong, daun katuk, daun melinjo, daun pare; sayuran mentah.
Buah
Buah segar, dibuat jus atau disetup, seperti pisang, pepaya, jeruk, mangga, nenas dan jambu biji (tanpa bahan pengawet).
Buah yang menimbulkan gas, seperti nangka dan durian; buah yang diawet dengan natrium seperti buah kaleng dan asinan.
Lemak
Minyak jagung dan minyak kedelai; margarin dan mentega tanpa garam yang
digunakan untuk menumis atau setup; santan encer.
Minyak kelapa dan minyak kelapa sawit; margarin dan mentega biasa; santan kental,
krim dan produk gorengan.
Minuman
Teh, kopi, cokelat dalam jumlah terbatas dan encer.
Coklat, kopi dan teh kental.
Bumbu-bumbu
Bumbu yang tidak tajam, seperti garam (terbatas), gula, bawang merah, bawang putih, jahe, laos, asem, kayu manis dan pala.
Bumbu yang tajam, seperti cabe, merica dan cuka; yang mengandung bahan pengawet garam natrium, seperti kecap, maggi, terasi, petis, vetsin, soda dan baking powder.

0 komentar:

Posting Komentar