Senin, 09 Juli 2012

Asuhan Keperawatan Demam Tifoid


A.  PENGKAJIAN
1.      Riwayat keperawatan
2.      Kaji adanya gejala dan tanda meningkatnya suhu tubuh terutama pada malam hari, nyeri kepala, lidah kotor, tidak nafsu makan, epistaksis, penurunan kesadaran

B.  DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak ada nafsu makan, mual, dan kembung
3.      Risiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan, dan peningkatan suhu tubuh

C.  PERENCANAAN
1.      Mempertahankan suhu dalam batas normal
·       Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang hipertermia
·       Observasi suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan
·       Berri minum yang cukup
·       Berikan kompres air biasa
·       Lakukan tepid sponge (seka)
·       Pakaian (baju) yang tipis dan menyerap keringat
·       Pemberian obat antipireksia
·       Pemberian cairan parenteral (IV) yang adekuat

2.      Meningkatkan kebutuhan nutrisi dan cairan
·       Menilai status nutrisi anak
·      Ijinkan anak untuk memakan makanan yang dapat ditoleransi anak, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat.
·      Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi
·      Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tetapi sering
·      Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama, dan dengan skala yang sama
·       Mempertahankan kebersihan mulut anak
·      Menjelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit
·      Kolaborasi untuk pemberian makanan melalui parenteral jika pemberian makanan melalui oral tidak memenuhi kebutuhan gizi anak

3.      Mencegah kurangnya volume cairan
·      Mengobservasi tanda-tanda vital (suhu tubuh) paling sedikit setiap 4 jam
·      Monitor tanda-tanda meningkatnya kekurangan cairan: turgor tidak elastis,  ubun-ubun cekung, produksi urin menurun, memberan mukosa kering, bibir pecah-pecah
·      Mengobservasi dan mencatat berat badan pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama
·       Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam
·      Mengurangi kehilangan cairan yang tidak terlihat (Insensible Water Loss/IWL) dengan memberikan kompres dingin atau dengan tepid sponge
·       Memberikan antibiotik sesuai program
(Suriadi & Rita Y, 2001)


I. DISCHARGE PLANNING
1.      Penderita harus dapat diyakinkan cuci tangan dengan sabun setelah defekasi
2.      Mereka yang diketahui sebagai karier dihindari  untuk mengelola makanan
3.      Lalat perlu dicegah menghinggapi makanan dan minuman.
4.      Penderita memerlukan istirahat
5.      Diit lunak yang tidak merangsang dan rendah serat
(Samsuridjal D dan Heru S, 2003)
6.      Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktivitas sesuai dengan tingkat perkembangan dan kondisi fisik anak
7.      Jelaskan terapi yang diberikan: dosis, dan efek samping
8.      Menjelaskan gejala-gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus dilakukan untuk mengatasi gejala tersebut
9.      Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan.
(Suriadi & Rita Y, 2001)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

terimakasih banyak untuk artikel ini, informasi yang bermanfaat.

http://obattraditional.com/obat-tradisional-penyakit-tipes/

Posting Komentar