1.
Definisi.
Kesehatan
lingkungan dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk
mendukung tercapainya realitas hidup manusia yang sehat, sejahtera dan bahagia.
(Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan) Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk
melindungi kesehatan manusia melalui pengelolaan, pengawasan dan pencegahan
factor-faktor lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan manusia (Sumengen
Sutomo, 1991).
Kesehatan
lingkungan adalah ilmu & seni dalam mencapai keseimbangan, keselarasan dan
keserasian lingkungan hidup melalui upaya pengembangan budaya perilaku sehat
dan pengelolaan lingkungan sehingga dicapai kondisi yang bersih, aman, nyaman,
sehat dan sejahtera terhindar dari gangguan penyakit, pencemaran dan
kecelakaan, sesuai dengan harkat dan martabat manusia (Sudjono Soenhadji,
1994).
Ilmu
Kesehatan Lingkungan dibatasi sebagai ilmu yang mempelajari dinamika hubungan
interaktif antara kelompok penduduk atau masyarakat dengan segala macam
perubahan komponen lingkungan hidup seperti spesies kehidupan, bahan, zat atau
kekuatan di sekitar manusia, yang menimbulkan ancaman, atau berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat, serta mencari upaya-upaya pencegahan
(Umar Fahmi Achmadi, 1991).
Pengertian
Kesehatan Lingkungan sehat menurut WHO
adalah “Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya
berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan.”.
Sedangkan
menurut UU No 23 / 1992 Tentang kesehatan “Keadaan sejahtera dari badan, jiwa
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.”
Pengertian
Lingkungan Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976) adalah ”Tempat pemukiman dengan
segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi
yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut mempengaruhi tingkat
kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.”
Pengertian
Kesehatan Lingkungan Menurut World Health Organisation (WHO) pengertian
Kesehatan Lingkungan : Those aspects of human health and disease that are
determined by factors in the environment. It also refers to the theory and
practice of assessing and controlling factors in the environment that can
potentially affect health. Atau bila disimpulkan “Suatu keseimbangan ekologi
yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat
dari manusia.”
Menurut
HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) “Suatu kondisi lingkungan
yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan
bahagia.”
Apabila
disimpulkan Pengertian Kesehatan Lingkungan adalah “ Upaya perlindungan,
pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan
ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.”
2.
Ruang
Lingkup Kesehatan Lingkungan
Kontribusi
lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di
samping masalah perilaku
masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan
kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
Ruang lingkup Kesehatan
lingkungan adalah :
a. Menurut
WHO
1) Penyediaan
Air
Minum
2) Pengelolaan
air Buangan dan pengendalian pencemaran
3) Pembuangan
Sampah
Padat
4) Pengendalian
Vektor
5) Pencegahan/pengendalian
pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6) Higiene
makanan, termasuk higiene susu
7) Pengendalian
pencemaran udara Pengendalian radiasi
8) Kesehatan
kerja
10) Perumahan dan pemukiman
11) Aspek
kesling
dan transportasi udara
12) Perencanaan
daerah dan perkotaan
13) Pencegahan
kecelakaan
14) Rekreasi
umum dan pariwisata
15) Tindakan-tindakan
sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan
perpindahan penduduk.
16) Tindakan
pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
b. Menurut
UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3), ruang lingkup
kesehatan lingkungan sebagai berikut :
1) Penyehatan
Air dan Udara
2) Pengamanan
Limbah padat/sampah
3) Pengamanan
Limbah
cair
4) Pengamanan
limbah gas
3.
Sanitasi
Lingkungan\
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan
penyebab utama kematian di Indonesia. Kecenderungan ini juga semakin
mendapatkan legitimasi seiring dengan munculnya Flu Burung dan Flu Babi,
dua penyakit yang sangat berkaitan dengan sanitasi lingkungan.
Bahkan
pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan
menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita.
Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas
intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas
2001)
Munculnya
kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin besarnya tekanan
bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan masalah sanitasi cakupan air
bersih dan jamban keluarga yang masih rendah, perumahan yang tidak sehat,
pencemaran makanan oleh mikroba, telur cacing dan bahan kimia, penanganan
sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan, vektor penyakit yang
tidak terkendali (nyamuk, lalat, kecoa, ginjal, tikus dan lain-lain), pemaparan
akibat kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian, industri kecil dan
sektor informal lainnya), bencana alam, serta perilaku masyarakat yang belum
mendukung ke arah pola hidup bersih dan sehat.
Para
ahli kesehatan masyarakat sebetulnya sudah sangat sepakat dengan kesimpulan H.L
Bloom yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya
peningkatan derajat kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan
lingkungan dibandingkan faktor yang lain. Namun energi dan kebijakan anggaran
agaknya masih masih sangat cenderung kepada program yang bersifat kuratif.
Bahkan,
lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli, ada korelasi yang sangat
bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit menular
maupun penurunan produktivitas kerja. Pendapat ini menunjukkan bahwa demikian
pentingnya peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas sumber daya
manusia.
Pengertian
sanitasi adalah sesuatu cara untuk mencegah berjangkitnya suatu penyakit
menular dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan
usaha kesehatan masyarakat yang men
itikberatkan
pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat
kesehatan (Azwar,1990).
Sanitasi
merupakan salah satu tantangan yang paling utama bagi negara negara berkembang.
Karena menurut WHO, penyakit diare membunuh satu anak di dunia ini setiap 15
detik, karena access pada sanitasi masih terlalu rendah. Hal ini menimbulkan
masalah kesehatan lingkungan yang besar, serta merugikan pertumbuhan ekonomi dan potensi
sumber daya manusia pada skala nasional .
Terdapat beberapa data yang mendukung, antara lain :
1.
Terdapat 47% masyarakat masih
berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka
(Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006)
2.
Berdasarkan studi Basic Human
Services (BHS) di Indonesia tahun 2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah (1) setelah buang
air besar 12%, (2) setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%, (3) sebelum
makan 14%, (4) sebelum memberi makan bayi 7%, dan (5) sebelum menyiapkan
makanan 6 %.
3.
Sementara studi BHS lainnya terhadap
perilaku pengelolaan air minum
rumah tangga menunjukan 99,20 % merebus air untuk mendapatkan air minum, namun
47,50 % dari air tersebut masih mengandung Eschericia coli.
Kondisi seperti
ini dapat dikendalikan melalui intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi
total. Hal ini dibuktikan melalui hasil studi WHO tahun 2007, yaitu kejadian
diare menurun 32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar,
45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, 39% perilaku pengelolaan air
minum yang aman di rumah tangga. Sedangkan dengan mengintegrasikan ketiga
perilaku intervensi tersebut, kejadian diare menurun sebesar 94%.
Pemerintah juga
telah sepakat dengan komitmen untuk mencapai target Millennium Development
Goals (MDGs) tahun
2015, yaitu meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar secara
berkesinambungan kepada separuh dari proporsi penduduk yang belum mendapatkan
akses.
0 komentar:
Posting Komentar