Selasa, 01 Mei 2012

Contoh Metode Penelitian Tentang Gizi

A.    Lokasi.
1.      Tempat
Kegiatan Pre-Dietary Internship Rotasi Cummunity ini dilaksanakan di Puskesmas Karang Baru Kabupaten Selaparang. Semua kegiatan Internship dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Karang Baru, baik di dalam maupun di luar Puskesmas (lapangan).
2.      Waktu
Kegiatan Pre-Dietary Internship Rotasi Community berupa pengambilan data baik data primer maupun data sekunder, konsultasi, pengolahan data rotasi community, penyusunan laporan dan presentasi dilaksanakan selama 3 (tiga) minggu yang dimulai pada tanggal 22 Oktober 2007 sampai dengan 10 Nopember 2007.
3.      Sasaran
Sasaran pada kegiatan Pre-Dietary Internship Rotasi Community ini adalah balita, WUS, dan manula.

B.     Cara Pengumpulan Data
1.      Cara Pengumpulan Data Primer
a.      Data nutrition Screening secara lengkap terhadap vulnerable group (balita, WUS, manula). Data yang diambil beserta cara pengumpulannya adalah :
o   Data nama, umur, tanggal lahir, alamat dikumpulkan melalui wawancara atau anamnessa secara langsung dengan vulnerable group (balita, WUS, manula) atau orang tua anak balita yang datang untuk berobat di Puskesmas Sumberpucung.
o   Data berat badan, tinggi badan, LILA dikumpulkan melalui pengukuran secara langsung pada vulnerable group (balita, WUS, manula).
o   Data status gizi di ukur dengan indikator IMT atau Persentase Berat Badan Ideal (%BBI) serta persentase LILA (%LILA) untuk orang dewasa dan BB/U, TB/U, BB/TB untuk anak Balita, berdasarkan Supariasa, dkk (2002) yaitu:
Kategori status gizi BB/U :
> + 2 SD                  = berat badan lebih (gizi lebih)
-2 s/d + 2 SD            = berat badan normal (gizi normal)
-3 s/d < -2 SD          = berat badan rendah (gizi kurang)
< -3 SD                    = berat badan sangat rendah (gizi buruk)
Kategori status gizi TB/U :
> +2 SD                   = jangkung
-2 s/d +2 SD             = normal
-3 s/d < -2 SD          = pendek
< -3 SD                    = sangat pendek
Kategori status gizi BB/TB:
> +2 SD                   = gemuk
+2 s/d -2 SD             = normal
-3 s/d -2 SD              = kurus
< -3 SD                    = sangat kurus
b.      Data membuat nutrition education Material.
Data dalam membuat nutrition education material disesuaikan dengan materi pemberian pendidikan gizi pada klien yaitu berupa leaflet mengenai makanan sehat.
c.       Data memberikan konsultasi gizi pada klien.
Konsultasi gizi diberikan kepada pasien yang berobat ke Puskesmas Sumberpucung atas rujukan dokter puskesmas, dan diberikan konseling dengan menggunakan alat bantu berupa leaflet, sesuai dengan status gizi serta diagnosa yang telah ditetapkan oleh dokter. Data yang diambil beserta cara pengumpulannya adalah :
o   Data nama, umur, tanggal lahir, alamat, diagnosa, keluhan  dikumpulkan melalui wawancara atau anamnessa secara langsung dengan klien. Jika klien anak balita maka yang diwawancarai orang tua anak balita tersebut.
o   Data antropometri berupa berat badan, tinggi badan, LILA, Lingkar Pinggang dan lain-lain dikumpulkan melalui pengukuran secara langsung pada klien.
o   Data status gizi di ukur dengan indikator IMT atau Persentase Berat Badan Ideal (%BBI) serta persentase LILA (%LILA) untuk orang dewasa dan BB/U, TB/U, BB/TB untuk anak Balita, berdasarkan Supariasa, dkk (2002) yang telah dijabarkan sebelumnya pada poin (a).
d.      Data Memberikan Pendidikan gizi pada klien.
Data Memberikan Pendidikan gizi pada klien diperoleh dari evaluasi pelaksanaan penyuluhan dengan materi “makanan sehat serta pola pemberian makanan pada bayi dan balita” pada sasaran ibu balita yang berkunjung ke Posyandu Lestari 4 Desa Ngebruk. Dimana sebelum penyuluhan dimulai sasaran diberikan beberapa pertanyaan (pre test), kemudian diakhir pelaksanaan dilakukan evaluasi lanjutan yaitu sasaran diberikan pertanyaan yang sama (post test). Setelah itu dibandingkan seberapa besar tingkat perubahan dari materi penyuluhan yang diberikan kepada sasaran (evaluasi menggunakan pre-test dan post-test).
e.       Data eveluasi satu public health project dengan protokol standart, data yang dikumpulkan berupa : Nama balita, Tanggal lahir, Berat Badan, Tinggi badan, Umur, Alamat, Status gizi, Nama orang tua, Jumlah saudara balita, Pekerjaan orang tua, Penghasilan orang tua, Jumlah orang yang tinggal dalam satu keluarga, Keadaan hygiene sanitasi, Pengetahuan ibu, Kebiasaan makan balita meliputi jenis bahan makanannya, porsi makannya, dan frekuensi konsumsi pada balita, serta faktor lain yang dapat mempengaruhi status gizi balita.
Sedangkan data penanganan gizi pada anak Balita KEP, yang meliputi :
1. Jenis PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yang diberikan oleh Puskesmas.
2. Frekuensi pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) oleh Puskesmas.
3. Cara distribusi PMT (Pemberian Makanan Tambahan) oleh pihak Puskesmas.
4. Jumlah PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yang diberikan oleh Puskesmas.
5.   Jumlah PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yang diterima oleh Balita KEP.
6. Pada pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yang diberikan oleh Puskesmas pada anak Balita KEP apakah sudah sesuai dengan pedoman (disesuaikan dengan pedoman dari Puskesmas dan pedoman standar SPHERE). Pedoman yang di pakai oleh Puskesmas, yaitu :
a.       Pemberian makanan tambahan untuk bayi umur 6 -11 bulan :
o   Makanan berupa makanan lunak /lembik misalnya nasi tim/makanan lunak yang dibuat dari beras dan campuran bahan makanan setempat (sayuran,  ikan/penggantinya, kacang tanah).
o   Komposisi zat gizi/100 gr
o   Energi : 360-430 kkal
o   Protein : 10-15 gr
o   Cara pemberian : bila berupa nasi tim diberikan 3-4 kali/ sehari atau 25-30 gram (± 3 sendok makan) setiap kali makan.
o   Lama pemberian atau Hari Makan Anak (HMA) : 90 hari.
b.      Pemberian  makanan tambahan untuk anak umur 12-23 bulan dan 24-59 bulan :
o   PMT-Pemulihan bisa berupa biskuit atau susu
o   Komposisi zat gizi/100 gr
Energi : 360-430 kkal
Protein : 9-11,5 gr
o   Cara pemberian 3-4 kali / hari
o   Lama pemberian atau Hari Makan Anak (HMA) : 90 hari
o   Cara pengolahan PMT (pemberian Makanan Tambahan) yang diterima oleh anak Balita KEP (diberikan secara langsung atau dalam bentuk modifikasi).
o   Frekuensi konsumsi PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada anak Balita KEP.
o   Gambaran kondisi anak Balita KEP pada waktu sekarang.
Pedoman SPHERE, meliputi :
Data Klasifikasi Malnutrisi Menurut Protokol Standar
Indikator
Klasifikasi
Malnutrisi Sedang
Malnutrisi Berat
Oedema
Tidak ada
Ada
BB/TB
-3 £ SD Skor < -2 (70-79 %)
SD Skor < -3 (< 70 %)
TB/U
-3 £ SD Skor < -2 (85-89 %)
SD Skor < -3 (< 85 %)
Sumber: Buku Panduan Kegiatan Pre Dietary Internship Jurusan Gizi Rotasi Community, 2007
Indikator Kunci Program pemberian PMT menurut Standart SPHERE
Data Indikator Kunci Program pemberian PMT Menurut Protokol Standar (Standart SPHERE)
Indikator SPHERE
Standart Internasional
Hasil Program
Program pemberian PMT yang meninggal (%)
< 10
9,0
Keluar/drop out dari program pemberian PMT  (%)
< 15
10,2
Sembuh dari program pemberian PMT (%)
> 75
80,8
Sumber: Buku Panduan Kegiatan Pre Dietary Internship Jurusan Gizi Rotasi Community, 2007
Tabel 2.4 OTP Menurut Protokol Standar
Yang Masuk Kategori
(Admission)
Umur anak lebih dari 6 bulan
TB 65 – 110 cm
Lebih dari sama dengan 70%-80% BB/TB
Yang Keluar Kategori
(Discharge)
Kalau BB/TB lebih dari sama dengan 85%.
Sumber: Buku Panduan Kegiatan Pre Dietary Internship Jurusan Gizi Rotasi Community, 2007
2.      Cara Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan meliputi:
1. Data gambaran umum Puskesmas Sumberpucung, data ini diambil berdasarkan data sekunder dari Profil Puskesmas Sumberpucung dan Laporan Kegiatan Sumberpucung periode 2006.
2.      Data assessment status gizi balita pada suatu populasi, yaitu di Desa Ngebruk, selama 12 bulan (Januari - Desember 2006) diambil berdasarkan data sekunder hasil pemantauan pertumbuhan balita dalam laporan F3 Gizi.
3.      Cara Pengolahan dan Penyajian Data
Cara pengolahan dan penyajian pada data yang telah dikumpulkan antara lain :
a.       Data gambaran umum Puskesmas Sumberpucung diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik kemudian dianalisa secara deskriptif.
b.      Data nutrition screening  secara lengkap terhadap vulnerable group (balita, WUS, manula) diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik kemudian dianalisa secara deskriptif.
c.       Data status gizi balita anak terhadap agregat balita dalam Desa Ngebruk selama 12 bulan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik kemudian dianalisa secara deskriptif.
d.      Data nutrition education material diolah dan disajikan dalam bentuk leaflet mengenai makanan sehat.
e.       Data konsultasi gizi pada klien diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisa secara deskriptif.
f.       Data pendidikan gizi pada klien diolah berdasarkan jumlah jawaban yang benar dari pre-test maupun post-test, kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisa secara deskriptif.
g.      Data evaluasi satu public health project dengan protokol standar diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik kemudian dianalisa secara deskriptif.

0 komentar:

Posting Komentar