Senin, 05 Maret 2012

Pulau Lombok Dan Suku Sasak

1.    Senjata khas lombok
a.       Kelewang
Kini gilir tampil pedang khas tentara khusus kerajaan Lombok era bahula. Kisaran tahun penciptaan berkisar rentang 1700 – 1800 Masehi. Sebagaimana diungkap dalam buku “Keris Lombok” karangan Bapak Ir. Lalu Djelenga. Masyarakat umum di Lombok lebih sering menyebut Klewang. Julukan yang hampir sama bagi semua jenis pedang. Pasukan tentara kerap menyandang di bagian tubuh-punggung belakang. Bentuk bilah besi terhunus dengan lengkungan khas. Ujung mata pedang meruncing pada sisi bilah bagian yang tajam. Pamor pada pangkal bilah sangat kontras dengan tera motif yang kian tampil cantik. Terutama pada bagian tengah bilah hingga ujung. Rentang panjang bilah capai 50 cm.
Warangka terbuat dari kayu hitam. Tidak lazim seperti umumnya bahan warangka keris khas Lombok, bersanding kayu Berora Pelet. Sedikit memberi kesan tegas dan garang. Namun masih bernuansa estetis dengan tambahan asesoris, segmen bungkus lempeng perak dan kuningan. Ukiran motif minimalis hanya terdapat pada bagian hulu warangka.
Bagian handel. Terbuat dari bahan tanduk yang di-ukir dengan motif khas Lombok. Diperindah lagi dengan pembungkus berbahan perak. Sedikit lebih tebal dibanding lempengan pada warangka. Dibuat hingga menutup dataran pangkal tancap bilah. Berfungsi lingkar selut.

b.      Pemaje
Pemaje bukan kategori senjata tajam. Sekedar sebagai alat pendukung keperluan rutinitas harian. Bukan fungsi tikam layaknya keris maupun belati khas tradisional lainnya. Tapi keberadaan-nya sebagai benda etnografi khas Lombok turut mewarnai khazanah ikonik budaya. Seperti pernyataan tidak resmi, referensi artikel di salah satu media. Ungkap seorang tokoh lokal menyebut dengan kelakar ringan. Pemaje adalah sekedar alat cungkil 'duri' yang menyusup di jari kaki. Pada pelaksanaan upacara adat sasak, kadang pemaje juga tampil sebagai asesoris wajib sandang. Cuma tidak seperti penempatan keris yang disematkan pada pinggang belakang. Pemaje kerap di sisipkan pada posisi depan perut. Rada miring terselip di ikat pinggang depan kain busana adat. Bisa ber-bilah tunggal maupun ganda (dual bahkan triple) dalam satu penampilan cover warangka. Secara umum tipe hulu model kecil, kurus-lurus. Lancip tumpul pada ujung hulu. Melebih ukuran satu genggam telapak. Bilah hanya pada salah satu asah miring tajam, sementara penampang sisi bilah lain sengaja dibikin datar. Antara bilah dan hulu terpasang semacam selut, pembungkus pangkal hulu. Warangka bisa terbuat dari berbagai pilihan bahan kayu, juga tanduk. Bisa polos maupun bermotif ukir. Khusus kayu, jenis khas yang dipakai hulu kerap pakai Berora Pelet. Temuan lain biasanya kayu Kemuning. Hal yang tidak "lumrah" sebenarnya. Namun sisi strata tampilan, kemuning cukup bagus sebagai penambah aura estetis. Terlebih berhias pendok material logam. Kian percantik performa. Berikut ada beberapa paritas contoh pemaje yang sempat terdokumentasi-kan.

2.    Rumah adat khas Lombok
Salah satu bentuk dari bukti kebudayaan Sasak adalah bentuk bangunan rumah adatnya. Rumah bukan sekadar tempat hunian yang multifungsi, melainkan juga punya nilai estetika dan pesan-pesan filosofi bagi penghuninya, baik arsitektur maupun tata ruangnya. Rumah adat Sasak pada bagian atapnya berbentuk seperti gunungan, menukik ke bawah dengan jarak sekitar 1,5-2 meter dari permukaan tanah. Atap dan bubungannya (bungus) terbuat dari alang-alang, dindingnya dari anyaman bambu, hanya mempunyai satu berukuran kecil dan tidak ada jendelanya. Ruangannya (rong) dibagi menjadi inan bale (ruang induk) yang meliputi bale luar (ruang tidur) dan bale dalem berupa tempat menyimpan harta benda, ruang ibu melahirkan sekaligus ruang disemayamkannya jenazah sebelum dimakamkan.
Ruangan bale dalem dilengkapi amben, dapur, dan sempare (tempat menyimpan makanan dan peralatan rumah tangga lainnya) terbuat dari bambu ukuran 2 x 2 meter persegi atau bisa empat persegi panjang. Selain itu ada sesangkok (ruang tamu) dan pintu masuk dengan sistem geser. Di antara bale luar dan bale dalem ada pintu dan tangga (tiga anak tangga) dan lantainya berupa campuran tanah dengan kotoran kerbau atau kuda, getah, dan abu jerami. Undak-undak (tangga), digunakan sebagai penghubung antara bale luar dan bale dalem.
3.   Tarian Khas Lombok
a.      Gendang Beleq
Gendang Beleq adalah salah satu diantara beragamnya seni budaya tradisional lombok dalam bentuk seni kreatif dengan musik dan tari tradisional yang menggunakan alat –alat musik pentatonic tradisional lombok yang berupa gendang besar dan seperangkat alat musik pukul, seni musik dan tari tradisional .
Gendang Beleq pada awalnya adalah merupakan jenis ritual yang di gunakan untuk mengantar para prajurit yang akan pergi ke medan laga. Seiring dengan bergulirnya waktu dan pergantian generasi , maka fungsi tersebut bergerak dinamis. Sehingga saat ini tampilannya digunakan untuk penyambutan para tamu dan kelengkapan upacara / acara- acara budaya adat sasak.
b.      PERESEAN
Masyarakat komunitas Sasak memiliki banyak macam seni, ada seni pertunjukan tertutup, terbuka, teater kolosal dan Drama tradisional, disamping itu, ada pula yang tidak kalah menariknya yaitu Peresean, seni peresean ini menunjukkan ketangkasan, kedigdadayaan seorang pepadu / jawara, kesenian ini dilatar belakangi oleh pelampiasan rasa emosional para Raja dimasa lampau ketika menerima mendapat kemenangan dalam perang tanding melawan musuh-musuh Kerajaan, disamping itu para pepadu (pemain /pelaku ) pada peresean ini mereka mengji ketangkasan,ketangguhan dan kedigdayaan ( kepawaian) dalam bertanding.
Adapun alat yang dipakai dalam Peresean ini antara lain sebagai berikut : Masing-masing pepadu/pemain yang akan bertanding membawa sebuah periai (ende) dipegang dengan tangan sebelah, dan disebelah lagi memegang alat pukul yang terbuat dari sebilah rotan, dalam pertanding ini dipimpin oleh seorang wasit ( Pekembar ), pekembar ini ada dua macam. Ada pekembar sedi / pinggir ini akan menanding pasangan bertarung, sedangkan pekembar tengaq akan memimpin pertandingan, pada umumnya para pepadu yang bertarung oleh pekembar mempunyai awiq-awig dengan menggunakan sistem ronde atau tarungan, masing-masing pasangan bertarung selama lima ronde, yang akhir ronde / tarungan tersebut ditandai dengan suara pluit yang ditiup oleh pekembar tengaq ( yang memimpin pertandingan ).
c.       Tarian Tradisioanal Sasak Oncer

Kata Oncer berasal dari kata “Ngoncer” yang artinya berenang. Tari ini dinamakan demikian karena gerakan pokok tarian ini diambil dari gerakan ikan sepat yang berenang.
Dalam bahasa Sasak disebut pepait ngoncer (ikan sepat berenang). Tari oncer sangat erat hubungannya dengan gamelan Gendang Beleq. Gendang Beleq dipukul sambil menari dengan gerakan yang khas. Gamelan Gendang Beleq banyak terdapat di Pulau Lombok. Gamelan Gendang Beleq pada zaman dahulu dipergunakan dalam peperangan oleh raja-raja di Lombok, untuk memberikan semangat bagi prajurit-prajuritnya da lam pertempuran. Bilamana pertempuran sudah selesai, Gendang Beleq dipukul sambil menari dan men jadi hiburan bagi para prajurit. Tarian itulah yang disebut oncer
Tari oncer adalah ciptaan Lain Muhammad Tahir dari desa Puyung Lombok Tengah pada tahun 1960. Tarian Oncer ciptaan Lalu Muhammad Tahir ini merupakan tarian bersama yang terdiri atas tiga kelompok, yaitu enam atau delapan orang pembawa kenceng disebut penari kenceng, dua orang pembawa gendang disebut penari gendang, dan sate orang pembawa petuk disebut penari petuk. Masing-masing kelompok membawakan gerakannya sendiri-sendiri
4.   Bahasa Adat Pulau Lombok
Bahasa Sasak dipakai oleh masyarakat Pulau Lombok, propinsi Nusa Tenggara Barat. Bahasa ini mempunyai gradasi sebagaimana bahasa Bali dan bahasa Jawa. Bahasa Sasak serumpun dengan bahasa Sumbawa.
Bahasa Sasak mempunyai dialek-dialek yang berbeda menurut wilayah, bahkan dialek di kawasan Lombok Timur kerap sukar dipahami oleh para penutur Sasak lainnya. Sebagai contoh, kawasan antar rukun warga (RW) yang hanya berjarak 500 meter sudah memiliki dialek yang sangat berbeda.
5.   Kerajinan Tembikar
Salah satu kerajinan yang berasal dari LOmbok (sasak) adalah " Tembikar".
Kerajinan yang terbuat dari tanah ini dapat menghasilkan berbagai model dan bentuk yang indah dan cantik. Ada tiga daerah yang menjadi pusat pembuatan tembikar di LOmbok,di antaranya adalah " banyumulek,masbagik timur dan penujak.
6.   Kerajinan Tenun
Selain karena keindahannya, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), juga terkenal karena produksi kain tenunnya. Seperti di Desa Sukarara, Lombok Tengah, di tempat ini kain tenun masih diproduksi secara manual kain tenun atau dikenal dengan kain songket adalah ciri khas dari Pulau Lombok. Kain songket merupakan kain tenunan yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan, hiasan dibuat dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsi, terkadang juga ada yang dihiasi dengan manik-manik, kerang atau uang logam. Sekarang ini pusat pengrajin kain songket adalah desa Sukarara, disinilah jika ingin membeli kain tenun tradisional khas Lombok, serta melihat bagaimana para penenun melakukan pekerjaannya. Lokasinya terletak 25 km dengan kendaraan dari kota Mataram. Desa ini sangat menarik untuk dikunjungi karena kegiatan sehari-hari masyarakat di desa ini telah menenun. Ciri khas tenunan dari desa Sukarara ini adalah tenunan memakai benang emas, desa ini telah dikenal menjadi salah satu obyek wisata yang banyak dikunjungi oleh para tamu nusantara maupun mancanegara.
7.   Alat transportasi Pulau Lombok
Cidomo atau kadang disebut Cimodok adalah alat transportasi tenaga kuda khas pulau Lombok, secara fisik kendaraan ini mirip dengan delman atau andong yang terdapat di pulau Jawa Perbedaan utamanya dengan delman atau andong adalah alih-alih menggunakan roda kayu, cidomo menggunakan roda mobil bekas sebagai rodanya. Sampai saat ini alat transportasi ini masih menjadi sarana utama transportasi terutama pada daerah-daerah yang tidak dijangkau oleh angkutan publik dan daerah-daerah sentra ekonomi rakyat seperti pasar.
Cidomo merupakan singkatan dari cikar, dokar, dan mobil (Montor dalam bahasa Sasak). Asal-muasal cidomo sendiri kurang tau persis sejak kapan ada di pulau lombok, Kendaraan ini bermula dari alat transportasi tradisonal yang bernama Cikar atau biasa diketahui sebagai kendaraan tradisonal yang ditarik oleh kudakan tapi di khusus kan untuk mengangkut barang bukan penumpang.
Dokar sendiri merupakan alat transportasi tradisonal yang ditarik oleh kuda tetapi di khususkan digunakan untuk mengangkut penumpang. Dokar banyak juga ditemukan dibeberapa daerah di indonesi nama lain dari dokar di beberapa daerah adalah Delman.
Tapi yang membuat Cidomo ini begitu unik adalah karna penggunaaan Ban Mobil sebagai Roda, seperti yang kita ketahui delman atau dokar menggunakan roda dari bahan kayu. Pada zaman dulu juga dokar yang ada di pulau lombok menggunakan roda dari kayu yang didisain khusus sesuai dengan kondisi dokar tersebut.
8.    Suku Lombok
Suku Sasak adalah suku bangsa yang mendiami pulau Lombok dan menggunakan bahasa Sasak. Sebagian besar suku Sasak beragama Islam, uniknya pada sebagian kecil masyarakat suku Sasak, terdapat praktik agama Islam yang agak berbeda dengan Islam pada umumnya yakni Islam Wetu Telu, namun hanya berjumlah sekitar 1% yang melakukan praktek ibadah seperti itu. Ada pula sedikit warga suku Sasak yang menganut kepercayaan pra-Islam yang disebut dengan nama "sasak Boda".

9.    Merarik : Upacara Pernikahan Khas Sasak, Nusa Tenggara Barat

Membicarakan pernikahan Sasak, tidak bisa tidak membicarakan merarik, yaitu melarikan anak gadis untuk dijadikan istri. Merarik sebagai ritual memulai perkawinan merupakan fenomena yang sangat unik, dan mungkin hanya dapat ditemui di masyarakat Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Begitu mendarah dagingnya tradisi ini dalam masyarakat, sehingga apabila ada orang yang ingin mengetahui status pernikahan seseorang, orang tersebut cukup bertanya apakah yang bersangkutan telah merarik atau belum. Tulisan Bartholomen di atas secara jelas menunjukkan bahwa merarik merupakan hal yang sangat penting dalam perkawinan Sasak. Bahkan, meminta anak perempuan secara langsung kepada ayahnya untuk dinikahi tidak ada bedanya dengan meminta seekor ayam. Tradisi khas Sasak Lombok yang juga ditampilkan dalam pawai budaya adalah Nyongkolan. Merupakan prosesi yang dilakukan oleh sepasang pengantin usai upacara perkawinan. Dengan mengenakan busana adat yang khas, pengantin dan keluarga yang ditemani oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat atau pemuka adat beserta sanak saudara, berjalan keliling desa. Tradisi ini juga merupakan sebuah bentuk “pengumuman” bahwa pasangan tersebut sudah resmi menikah. Hingga saat ini, Nyongkolan masih tetap berlangsung dan kerap menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan di Mataram dan sekitarnya.

10.     LAGU KHAS DAERAH LOMBOK

Suku Sasak, yang mendiami Pulau lombok hanya memiliki sedikit lagu daerah yang benar benar asli alias tradisional. Lagu daerah sasak yang kini banyak dijumpai dan didengarkan di rumah rumah Masyarakat Lombok, telah banyak mengalami evolusi, mulai dari lirik dan musik pengiringnya.  Dulu, kecimol; yang merupakan kombinasi gendang beleq, organ dan suara seruling , pernah sangat populer di masyarakat Sasak walau kesan para pendengar langsung berubah dari menyaksikan pertunjukan musik tradisional menjadi pertunjukan Musik Daerah yang didangdutkan, belum lagi kalau mendengarkan lagu penyanyinya yang mengambil lagu dangdut popular. Sebelum Kecimol, ada cilokaq. Lain dengan kecimol, cilokaq berusaha mempertahankan ketradisionalan musiknya, walau lagu yang diiringi (yang masih berbahasa sasak) merupakan ciptaan musisi sekarang. Saya pribadi lebih menganggap Musik Tradisional Lombok adalah cilokaq dari pada kecimol. Walau, yang benar benar asli masih ada seperti lagu Kadal Nongak, tapi sudah sangat sulit untuk menemukan rekaman lagu tersebut. Di Komunitas Sasak sendiri, ada lagu yang menjadi semacam lagu wajib dan sering didengarkan terutama ketika berada diluar lombok, salah seorang dari mereka yang kini tinggal di Belanda bahkan bilang ke saya bahwa setiap dua hari sekali beliau selalu memutar ulang lagu tersebut. Ada yang air matanya selalu keluar ketika mendenagrkannya, adaa juga yang merasa terpanggil untuk segera kembali ke Lombok.

1 komentar:

gala-aksi mengatakan...

cuma pesan saja meton...,
Klo sy baca sepertinya awal tulisan ini hasil copas dari rujukan blog Butik-etnik. blog yg sy kelola. Gak ada masalah sih, tp jadi agak janggal klo menyertakan foto inset yg tidak sesuai dengan keterangan. Karena tulisan yg sy buat berdasarkan model klewang yg lain. Kontras dgn kelewang lombok yg side tampilkan. tentu saja timbul perbedaan persepsi klo ada pembaca yg cermat melihat itu... kontradiksi antara gambar & tulisan.
Yah, klo saran sih, tetap ada baiknya menyertakan narasumber bahan sadur. Dengan gitu masih bisa dimaklumi. Kerangka pikiran dalam tulisan itu terlihat loh. Pikiran utama & penjelas selalu ada sinergi. Bukan serta merta jd bahan asal tambal sulam. Salam

Posting Komentar